Salin Artikel

Cak Imin Siap Jadi Oposisi jika Kalah Pilpres 2024, Ini Jejak PKB di 4 Periode Pemerintahan

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sekaligus calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, mengaku siap jika harus menjadi oposisi pada pemerintahan mendatang.

Cawapres pendamping calon presiden (capres) Anies Baswedan itu bilang, PKB tak masalah jika berada di luar pemerintahan. Justru, kata Imin, partainya ingin merasakan posisi itu setelah hampir 20 tahun menjadi partai politik (parpol) koalisi pemerintah.

“Saya tentu saja amat sangat siap menjadi oposisi karena belum pernah merasakan oposisi, ingin tahu rasanya,” kata Muhaimin saat menyampaikan visi-misi di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Senin (4/12/2023).

Menurut Cak Imin, demikian sapaan akrab Muhaimin, oposisi punya tugas mulia untuk mengontrol jalannya pemerintahan.

“Oposisi itu pekerjaan mulia, oposisi itu orang mulia yang harus ada untuk mengontrol, meluruskan jalan supaya tidak salah,” ujarnya.

Imin pun menyebut, PKB kerap dianggap sebagai oposisi setelah bergabung dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Padahal, sampai saat ini, tiga kader PKB masih aktif menjabat sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju.

“Jadi itulah faktanya, yang perlu kita pahamkan, bahwa pada dasarnya, oposisi itu pekerjaan penting,” tutur Wakil Ketua DPR RI itu.

Jejak PKB di pemerintahan

Memang, hampir 20 tahun belakangan PKB selalu berada di pemerintahan. Sedikitnya, pada empat pemilu presiden lalu, partai pimpinan Muhaimin itu berada di gerbong koalisi yang memenangkan kontestasi.

Pada Pilpres 2004 putaran kedua, misalnya, PKB mendukung pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla. Saat itu SBY-JK juga didukung oleh Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN, Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).

SBY-JK berhasil memenangkan pertarungan dengan perolehan suara 69.266.350 atau 60,62 persen, mengungguli pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang mendapat 44.990.704 suara atau 39,38 persen pada pemilihan putaran kedua.

Atas kemenangan SBY-JK itu, sejumlah kader PKB ditempatkan di Kabinet Indonesia Bersatu, seperti, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Alwi Shihab; Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno; Menteri Agama (Menag) Muhammad Maftuh Basyuni; serta Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Saifullah Yusuf dan Mohammad Lukman Edy.

Berlanjut pada Pilpres 2009, PKB mendukung pasangan SBY-Boediono. Selain PKB, pasangan capres dan cawapres tersebut juga didukung oleh Partai Demokrat, PKS, PAN, dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Lagi-lagi, SBY keluar sebagai pemenang dengan mengantongi 73.874.562 atau 60,8 persen suara, unggul telak dari Megawati-Prabowo yang mendapat 32.548.105 atau 26,79 persen suara, juga Jusuf Kalla-Wiranto yang memperoleh 15.081.814 atau 12,41 suara.

Pada Kabinet Indonesia Kerja II, PKB kembali menempatkan sejumlah kadernya sebagai menteri, yakni, Muhaimin Iskandar sebagai Menakertrans, lalu Helmy Faishal Zaini sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal.

Jokowi-JK yang mengantongi 70.997.833 atau 53,15 persen suara berhasil memenangkan pemilihan lantaran melampaui perolehan suara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang mendulang 62.576.444 atau 46,85 persen suara.

Setelah kemenangan itu, sejumlah kader PKB diganjar kursi menteri, yaitu, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Ja’far; Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa; serta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi.

Adapun pada Pilpres 2019, PKB kembali berada di barisan koalisi pendukung Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Selain PKB, Jokowi-Ma’ruf didukung oleh PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, Partai Hanura, PKPI, Partai Perindo, PBB, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Koalisi Jokowi-Ma’ruf memenangkan pertarungan dengan mengantongi 85.607.362 atau 55,50 suara, mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang mendulang 68.650.239 atau 44,50 persen suara.

Hingga kini, PKB masih menempatkan tiga kadernya sebagai menteri Kabinet Indonesia Maju pimpinan Jokowi-Ma’ruf. Ketiganya, yakni, Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar; Menaker Ida Fauziyah; dan Menag Yaqut Cholil Qoumas.

https://nasional.kompas.com/read/2023/12/05/13165031/cak-imin-siap-jadi-oposisi-jika-kalah-pilpres-2024-ini-jejak-pkb-di-4

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke