Hal itu disampaikan Hendry ketika menerima Ganjar di Kantor Dewan Pers, Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (30/11/2023).
"Sekarang ini juga sedang menghadapi krisis baik secara etika, terlebih dari secara ekonomi," kata Hendry di lokasi.
Saat ini, kata dia, hampir sepenuhnya penghasilan media massa berpindah ke media sosial.
"Hampir 90 persen penghasilan yang dulu diperoleh oleh pers itu sekarang jatuh ke media sosial atau platform yang mengelola informasi," ujarnya.
Hendry berpandangan, persoalan ekonomi menjadi salah satu ancaman dalam mempertahankan pers nasional.
Untuk itu, dia akan meminta komitmen Ganjar akan dukungan pada kebebasan pers pada kesempatan ini.
Sesudah itu, Ganjar bicara dan membenarkan bahwa industri media sedang tidak baik-baik saja.
Ada dua hal yang dicatatnya, yaitu bisnis media dan peralihan atau transisi media.
"Bisnisnya sekarang sedang mengalami perubahan. Disrupsi di pers sekarang terjadi. Dari konvensional menuju digital," ujar dia.
"Konvensionalnya mulai ditinggalkan, digitalnya belum 100 persen. Secara bisnis, enggak bagus. Ini belum baik-baik saja," sambung dia.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini kemudian melihat persoalan kedua soal munculnya orang yang mengaku sebagai wartawan.
"Dia kemarin kerja di satu organisasi masyarakat. Tiba-tiba jadi wartawan tulis saja. Motif macam-macam. Saya pernah diingatkan oleh wartawan senior. 'Mas Ganjar, kalau sama pers daerah jangan begitu. Mas, kami ini sudah tiap hari bicara. Kami mau melapor pada siapa kalau ada seperti itu'," beber Ganjar.
https://nasional.kompas.com/read/2023/11/30/14063211/curhat-ke-ganjar-ketua-pwi-sebut-media-sedang-hadapi-krisis-etika-dan