Momen itu berlangsung saat ia menghadiri pameran seni bertajuk "Ke Hulu Mencari Akar, je Hilir Ikuti Air, ke Melayu Kita Belajar, Temui Bahasa Indonesia yang Terlahir" di Galeri Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Sebelumnya, ia menyampaikan pemikirannya soal kelangsungan hidup seniman dan sastrawan.
“Perlu dipikirkan juga cara agar seniman-seniman muda yang berbakat mendapatkan ruang untuk mengembangkan kapasitasnya,” tutur Muhaimin.
“Supaya, seni rupa juga tidak dikontrol oleh orang atau galeri atau dealer tertentu saja, tetapi tumbuh berkembang secara mandiri dan kokoh di seluruh nusantara,” paparnya.
Selain itu, Muhaimin ingin menetapkan strategi pengembangan kebudayaan agar membuat Indonesia dikenal oleh negara lain.
Ia mencontohkan budaya K-Pop yang membuat Korea Selatan begitu terkenal saat ini.
“Kita harus memiliki apa yang disebut sebagai puncak strategi budaya kita, di mana kita juga membutuhkan kerja keras bersama-sama agar puncak kebudayaan kita mampu menjadi kekuatan di negeri sendiri,” tutur dia.
“Sekaligus melakukan ekspansi ke dunia dan ke berbagai belahan bangsa,” sambungnya.
Kemudian, ia menutup sambutannya dengan membacakan puisi Raditya Dika itu. Berikut isinya:
Kepada orang yang baru patah hati,
persilakan dirimu bersedih. Orang-orang punya pandangan yang aneh tentang bersedih. Seakan-akan bersedih adalah hal yang tabu, seakan kamu harus buru-buru tertawa. Setelah hal buruk menimpa, tapi tidak ! Seperti hujan di tepi senja, kamu harus membiarkan setiap sendu yang ada.
Menangis hingga kamu tidak bisa mendengar suaramu sendiri, makan coklat sebanyak-banyaknya, mandi air panas hingga jarimu pucat, pergi ke kafe dengan tatapan nanar, pesan satu buah es teh manis karena kopi mungkin terlalu pahit untuk diminum disaat seperti ini. Izinkanlah dirimu bersedih.
Menangislah seakan ini terakhir kalinya kamu dikecewakan seseorang. Menangislah seakan kamu lupa caranya berharap.
Kepada orang yang baru patah hati
Setelah kamu bosan bersedih. Inilah saatnya kamu mengangkat dirimu kembali. Mulai dengan hal yang mudah, kamu bisa mulai mencoba mengambil gitar dan mengambil nada-nada mayor yang bahagia.
Ambil piano dan bermain soneta yang indah, atau jika kamu tidak bisa bermain musik lihatlah dirimu didepan cermin dan bersenandunglah. Lalu diantara nada-nada itu bisikkan kepada dirimu sendiri "Aku pantas untuk bahagia".
Kepada orang yang baru patah hati
Selalu ada teman untuk menemani kamu, pergilah bertemu teman mu. Tertawalah sampai lupa waktu. Tanyakan kabar teman yang lain, pamerlah keberhasilanmu dibidang-bidang yang kamu suka.
Dan jika memungkinkan nongkronglah sampai kamu di usir dari tempat itu, emang sih kenangan terhadap dirinya kadang masih sering menganggu.
Tempat yang kalian pernah datangi tidak akan terasa sama. Teman yang belum tau mungkin akan menghampirimu dan bertanya "Si dia mana ya ?", yang kamu akan balas dengan senyum tipis, entah bagaimana menjawabnya.
Tapi percayalah satu hal, semua ini akan berlalu, sama seperti hal lain di dunia, semua hal buruk pasti akan beranjak pergi, hujan pasti akan terganti langit biru, gelap pasti terganti terang, dan luka pasti terganti dengan senyuman tipis dibibirmu.
Kepada orang yang baru patah hati,
bersabarlah, karena di setiap gelap ada cahaya kecil, karena disetiap sakit ada pembelajaran, karena kamu pantas untuk bahagia kembali.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/26/20135771/hadiri-acara-seni-cak-imin-bacakan-puisi-raditya-dika-kepada-orang-yang-baru