Salin Artikel

"Rungkad" Mengalun Dibalut Udara Kotor

Perayaan hari kemerdekaan ke-78 ini juga ditandai berkumandangnya lagu dangdut koplo berjudul Rungkad yang punya arti rusak, tercabut, hancur atau ambyar.

Banyak orang menari, berlenggak-lenggok, menggoyangkan pinggul di depan Istana Merdeka yang dibalut udara polusi atau udara kotor. Rungkad dan polusi menaungi Istana di musim kosa kata “cawe-cawe” mencapai puncaknya.

Berkumandangnya lagu Rungkad di perayaan kemerdekaan di Istana menjadi bahasan hingga hari ini. Ada pro dan kontra. Ada yang memuja dan mengecam, ada yang suka dan tidak suka. Ada yang tidak peduli dan ada yang kurang suka.

Senin, 11 September 2023 lalu, di salah satu rumah di Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, berlangsung pembicaraan santai mengenai gema alunan dangdut koplo Rungkad.

Putri salah satu proklamator RI 1945, Halida Hatta hadir. Ia menyampaikan kritik dengan bahasa dan kalimat halus berkumandangnya Rungkad yang menggerakan banyak orang hadir di teras dan halaman Istana Merdeka bergoyang dari yang halus sampai yang bergaya “ngebor”.

Banyak argumen kritik Halida yang disampaikan dalam pertemuan itu. Hadir di situ mantan anggota DPR Firman Jaya Daeli, wartawan senior dan penulis Maria Hartiningsih, mantan anggota Komisi Pemilihan Umum Sulawesi Utara Yessy Momongan, mantan karyawan Pertamina Maria Hamid, penggemar dan jago celotehan tentang dunia mistis Mariza Hamid, Pemimpin Umum harian Pos Kota Azisoko (Dimas) Harmoko, Pemimpin Kompasiana Nurruloh dan seterusnya.

Bagi rumah Hang Lekir, hari itu memang cukup istimewa. Karena biasanya pada hari Senin berlangsung percakapan bisnis atau usaha kebun duren, usaha minyak bumi dan kuliner.

Sehari setelah dangdut koplo Rungkat mengalun bersama menebalnya udara polusi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi yang belum juga bisa diatasi itu, seorang rekan pengacara mengirimkan saya lirik lagu itu. Tentu disertai banyak komentar dan kritik.

Lirik itu bekata demikian. Rungkad, Entek-entekan, Kelangan kowe sing paling tak sayang, Stop mencintaimu, Gawe aku ngelu, Mungkin aku terlalu cinta, Aku terlalu cinta nganti ra kroso dilarani, Pancen kuakui aku salah, terlalu percoyo, Mergo mung nyawang rupo, Saiki aku wis sadar, terlalu guoblok mencintaimu.

Terjemahan bebasnya sebagai berikut. Rusak, habis-habisan, kehilangan kamu yang paling kusayang, stop mencintaimu, bikin aku pusing, Mungkin, aku terlalu cinta, Aku terlalu sayang, Sampai tidak terasa disakiti, Memang, kuakui aku salah, terlalu percaya, karena hanya melihat wajah (ndeso, kampungan yang lugu), Kini aku sudah sadar, terlalu dungu mencintaimu. Ini terjemahan versi sang pengacara yang dikirimkan ke saya.

Sang pengacara asal Salatiga, Jawa Tengah itu juga berkomentar begini. “Lagu Rungkad di istana tadi bukan sekadar lagu, tapi juga pesan untuk banteng,” ujarnya.

Halida Hatta yang selalu diundang dan hadir pada acara hari peringatan kemerdekaan di Istana, banyak berkomentar penuh kritik. Namun saya tidak menuliskan di artikel ini.

Halida juga menunjukkan sejumlah orang yang sependapat dan seperasaan dengan dia. Ia memperlihatkan orang-orang yang duduk diam, tidak berjoget ketika Rungkad dilantunkan seiring dengan beredarnya udara kotor.

Kita dapat menyaksikan Presiden RI ke-5 Megawati yang duduk di belakang Nyonya Iriana Jokowi (berjoget) nampak duduk diam.

Seseorang pemudi yang hadir dalam pertemuan di Jalan Hang Lekir, Kebayoran Baru, ketika menyaksikan seorang menteri berusia lanjut, disorot kamera, berkomentarlan dia, “Nah ini dia presidenya presiden”.

Ada lagi yang berkomentar setelah lagu dangdut ini menggema dari Istana. “Perlu dicatat saat ini memang eranya rejim cawe-cawe rungkad”.

Rungkad berkumandang di hari proklamasi kemerdekaan ke-78 bukan hanya seiring dengan polusi yang masuk rekor tertinggi di dunia, tapi juga dengan iringan kebakaran hutan di berbagai tempat, termasuk di Gunung Lawu, Jawa Tengah.

Namun apapun lagu Rungkad ini enak didengar dan dijogetin. Apalagi kalau kita dengarkan lagu ini dilantunkan sinden asal Tulungagung, Jawa Timur, Dike Sabrina, dan Niken Salindry (Kediri). Asyiiiiiik.

https://nasional.kompas.com/read/2023/09/14/08213961/rungkad-mengalun-dibalut-udara-kotor

Terkini Lainnya

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Momen Sri Mulyani Kenalkan Ponakan Prabowo Thomas Djiwandono ke Publik

Nasional
24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

24 WNI Kedapatan Palsukan Visa Haji, Kemenag Wanti-wanti Jemaah Pakai Visa Resmi

Nasional
139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

139.421 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arab Saudi hingga Hari ke-20 Keberangkatan, 28 Wafat

Nasional
22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

22 WNI Pengguna Visa Haji Palsu Dideportasi dari Arab Saudi, Ongkos Pulang Ditanggung Sendiri

Nasional
Pancasila Vs Ideologi 'Ngedan'

Pancasila Vs Ideologi "Ngedan"

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

[POPULER NASIONAL] Masalah Jampidsus Dikuntit Densus Berakhir | Jokowi Izinkan Ormas Kelola Tambang

Nasional
MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

MA Telah “Berfatwa”, Siapa Memanfaatkan?

Nasional
Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 4 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Tanggapi Pernyataan Maruf Amin, Hasto Kristiyanto: Kita Sudah Tahu Arahnya ke Mana

Nasional
Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada 'Plot Twist'

Budi-Kaesang Diisukan Maju Pilkada Jakarta, Ridwan Kamil: Selalu Ada "Plot Twist"

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Periksa Adik Sandra Dewi Jadi Saksi

Nasional
Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus 'Jaket Bung Karno'

Di Ende, Megawati Kukuhkan Pengurus "Jaket Bung Karno"

Nasional
Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Ingin Usung Intan Fauzi di Pilkada Depok, Zulhas: Masa yang Itu Terus...

Nasional
Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Jokowi dan Megawati Peringati Harlah Pancasila di Tempat Berbeda, PDI-P: Komplementer Satu Sama Lain

Nasional
Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Serangan di Rafah Berlanjut, Fahira Idris: Kebiadaban Israel Musnahkan Palestina

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke