BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Pemkot Surabaya
Salin Artikel

Program Padat Karya Walkot Surabaya Sukses Turunkan Angka Kemiskinan

KOMPAS.com - Tangan dingin Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi kembali mampu memberikan hasil positif bagi kualitas hidup masyarakat yang ada di Surabaya, Jawa timur (Jatim).

Jika sebelumnya berhasil menurunkan angka tengkes atau stunting di Kota Pahlawan, Eri kini juga berhasil menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran terbuka di kota tersebut.

Berdasarkan data internal Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, jumlah warga miskin di Surabaya pada awal 2022 mencapai 1,3 juta jiwa.

Angka tersebut turun drastis menjadi 219.427 jiwa atau 75.069 kartu keluarga (KK) pada akhir 2022.

Kemudian, keluarga miskin di Surabaya kembali turun menjadi 172.129 jiwa atau 58.835 KK pada Juni 2023.

Eri mengatakan, salah satu strategi yang dilakukannya untuk mengentaskan kemiskinan adalah dengan menjalankan program Padat Karya.

Padat Karya adalah kegiatan pembangunan yang mengutamakan penggunaan tenaga manusia ketimbang mesin. Tujuan utama dari program ini adalah untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat, terutama yang mengalami kehilangan penghasilan atau pekerjaan tetap.

Selain menurunkan angka kemiskinan, program Padat Karya juga berhasil menurunkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Surabaya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, TPT pada 2022 menurun 7,62 persen. Sebelumnya, angka TPT Surabaya berada pda kisaran 5,76 persen pada 2019. Angka ini naik menjadi 9,79 persen saat pandemi Covid-19 terjadi pada 2020.

Selanjutnya, angka TPT itu menjadi 9,68 persen pada tahun 2021, dan akhirnya pada triwulan II 2022 turun menjadi 7,62 persen.

"Pada 2023, keluarga miskin sudah kerja semuanya melalui program Padat Karya dan intervensi lain. Artinya, Anggaran Pembangunan Daerah (APBD) yang kami tetapkan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Surabaya tepat sasaran dan bisa menyejahterakan warga Surabaya," ujar Eri dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Jumat (18/8/2023).

Sejak 2022, tambah Eri, Pemkot Surabaya terus bergerak untuk menggalakkan Padat Karya. Hasilnya, Surabaya kini sudah memiliki sekitar 34 rumah Padat Karya yang terletak di 14 kecamatan.

Adapun rumah dari Padat Karya yang ada di setiap wilayah memiliki bentuk dan fungsi yang bervariasi, seperti kafe, sentra menjahit, binatu, cuci kendaraan, perbaikan rumah tidak layak huni (rutilahu), budi daya pertanian dan peternakan, rumah maggot, serta pembuatan paving.

Kehadiran program Padat Karya dan berbagai jenis intervensi yang dijalankan oleh Pemkot Surabaya pun mampu membuat sekitar 22.000 jiwa warga miskin dan miskin ekstrem bisa  kembali bekerja.

“Penghasilan mereka yang awalnya hanya Rp 500.000 meningkat tajam hingga Rp 4,4 juta per orang setiap bulannya. Bahkan, ada beberapa yang sampai tembus Rp 6 juta per bulan. Program ini akan terus berjalan dan terus dikembangkan,” jelas Eri.

Eri menambahkan, tujuan akhir dari program Padat Karya adalah untuk mengentaskan kemiskinan di Kota Surabaya.

Oleh karena itu, ia ingin agar semua pihak mampu meninggalkan ego sektoral serta harus memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong saat mengembangkan padat karya. Dengan demikian, ekonomi kerakyatan Surabaya akan bisa terus digerakkan.

Lebih lanjut Eri mengatakan, program Padat Karya telah memanfaatkan aset sekitar 9,5 juta atau 9.555.372 meter persegi (m2) lahan kosong atau lahan tidur milik Pemkot Surabaya.

Eri juga menegaskan bahwa warga yang mengelola lahan itu agar tidak perlu khawatir soal kemampuannya dalam mengelola lahan. Sebab, warga akan mendapat pendampingan dan pelatihan dari para ahli dan jajaran Pemkot Surabaya.

“Mereka juga dibagi dalam pemanfaatan lahannya karena harus disesuaikan dengan lokasi tempat tinggalnya. Jadi, sudah ada kelompok warga miskin yang bertanggung jawab di setiap lahan dan mereka selalu diawasi oleh jajaran pemkot,” katanya.

Kini, sejumlah warga yang mengikuti program Padat Karya menjadi semakin berdaya dari segi ekonomi. Alhasil, mereka pun banyak yang keluar dari penerima program Keluarga Miskin (Gakin) dan siap mencopot stiker merah bertuliskan “Keluarga Miskin” di rumahnya.

Salah satu warga Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya, Dewi Munir, misalnya. Ia kini telah diwisuda oleh Eri karena sudah keluar dari keluarga miskin.

Saat ini, perekonomiannya sudah stabil dan ia pun bisa menguliahkan anaknya di universitas ternama di Surabaya.

“Saya sangat berterimakasih kepada Pak Eri dan jajaran Pemkot Surabaya atas program Padat Karya. Saya berharap, teman-teman yang masih ikut program Gakin bisa bekerja dan berkarya seperti saya. Dengan begitu, mereka lulus juga seperti keluarga saya. Sekali lagi terimakasih banyak,” ucap Dewi.

 

https://nasional.kompas.com/read/2023/08/18/20425151/program-padat-karya-walkot-surabaya-sukses-turunkan-angka-kemiskinan

Terkini Lainnya

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

UKT Meroket padahal APBN Pendidikan Rp 665 T, Anggota Komisi X DPR: Agak Aneh...

Nasional
Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Dewas KPK Akan Bacakan Putusan Sidang Etik Nurul Ghufron Pekan Depan

Nasional
Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Revisi UU Kementerian Negara, Pakar: Tidak Salah kalau Menduga Terkait Bagi-bagi Jabatan, jika...

Nasional
Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Pembangunan Tol MBZ yang Dikorupsi Menyimpan Persoalan, Beton di Bawah Standar, dan Lelang Sudah Diatur

Nasional
Kasus 'Ilegal Fishing' 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Kasus "Ilegal Fishing" 91.246 Ekor Benih Lobster di Jabar Rugikan Negara Rp 19,2 M

Nasional
Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menlu Retno: Ada Upaya Sistematis untuk Terus Hambat Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Nasional
Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Pemprov Sumbar Diminta Bangun Sistem Peringatan Dini Banjir Bandang di Permukiman Sekitar Gunung Marapi

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Kunjungi Kebun Raya Bogor

Nasional
BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

BNPB: 20 Korban Hilang akibat Banjir Lahar di Sumbar Masih dalam Pencarian

Nasional
Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Jokowi Ajak Gubernur Jenderal Australia Tanam Pohon di Bogor

Nasional
Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Pernyataan Kemendikbud soal Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier Dinilai Tak Jawab Persoalan UKT Mahal

Nasional
PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

PKS Usul Proporsional Tertutup Dipertimbangkan Diterapkan Lagi dalam Pemilu

Nasional
Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Jokowi Terima Kunjungan Kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley

Nasional
Polri Tangkap 3 Tersangka 'Ilegal Fishing' Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Polri Tangkap 3 Tersangka "Ilegal Fishing" Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster

Nasional
PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

PDI-P Anggap Pernyataan KPU soal Caleg Terpilih Maju Pilkada Harus Mundur Membingungkan

Nasional
Bagikan artikel ini melalui
Oke