Salin Artikel

BNPT: Pandemi Covid-19 Lahirkan Teroris "Lone Wolf"

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Rycko Amelza Dahniel mengatakan pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia dalam beberapa waktu terakhir melahirkan teroris 'lone wolf'.

Lone wolf merupakan sebutan bagi orang yang melakukan aksi teror seorang diri atau tidak didesain oleh kelompok tertentu.

Rycko menyebut lahirnya teroris lone wolf turut didukung oleh teknologi IT yang berkembang seiring berkembangnya zaman.

Hal tersebut Rycko sampaikan dalam sambutannya di peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-13 BNPT di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (28/7/2023).

"Kemajuan teknologi IT dan masa pandemi Covid-19 mendorong semakin masifnya online radicalization, yang melahirkan self-radicalization dan lone wolf," ujar Rycko.

Rycko menjelaskan, kondisi ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setara Institute terhadap lima kota besar Indonesia, yakni Bandung, Bogor, Surabaya, Surakarta, dan Padang dari kurun waktu 2016-2023.

Dalam penelitian tersebut, terjadi peningkatan migrasi dari kategori toleran menjadi intoleran pasif, dari intoleran pasif menjadi intoleran aktif, dan dari intoleran aktif menjadi terpapar.

"Meskipun peningkatan hanya satu digit, tapi tren ideologi kekerasan di kalangan para siswa ini meningkat, di kalangan generasi penerus bangsa ini. Ini tantangan kita," tuturnya.

Maka dari itu, Rycko menekankan pentingnya pemahaman wawasan kebangsaan, sejarah perjuangan kemerdekaan, dan budi pekerti di semua jenjang pendidikan.

Dia menegaskan Indonesia harus tumbuh tanpa kekerasan.

"Kita semua mencintai negeri ini. Kita mencintai Indonesia. Mari wujudkan Indonesia yang damai, Indonesia tanpa kekerasan, Indonesia yang harmoni," imbuh Rycko.

https://nasional.kompas.com/read/2023/07/28/16465651/bnpt-pandemi-covid-19-lahirkan-teroris-lone-wolf

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke