JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab kematian puluhan ekor kucing peliharaan secara mendadak di wilayah RW 05, Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih menjadi misteri.
Semula hingga Selasa (11/7/2023), Ketua RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Nurus Shobah, mencatat bahwa 21 ekor kucing tersebut mati mendadak dalam kurun waktu sepuluh hari terakhir.
Di hari yang sama, Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara untuk mengecek langsung di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Berdasarkan informasi yang diterima Nurus, Suku Dinas KPKP Jakarta Utara membutuhkan waktu tiga hari untuk memastikan apakah kucing tersebut mati karena keracunan atau disebabkan oleh penyebab lain.
Sayangnya, saat pemeriksaan penyebab kematian kucing-kucing tersebut belum rampung, jumlah kucing yang mati mendadak di wilayah RW 05 Sunter Agung kembali bertambah.
"Ada tambahan data masuk sampai tadi pagi, karena ada tiga ekor yang mati. Jadi, jumlah semua ada 24," ungkap Nurus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/7/2023).
Mengeluarkan cairan dan kejang-kejang
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara Unang Rustanto mengatakan, 21 kucing yang tiba-tiba mati di Kampung Sunter Muara mengeluarkan cairan pada kelaminnya.
Selain mengeluarkan cairan, ke-21 kucing tersebut juga alami kejang-kejang sebelum mati secara mendadak.
“Warga menerangkan pada kami sesaat sebelum mati, kucing-kucing itu mengalami kejang-kejang dan mengeluarkan air seni,” kata Unang dalam keterangannya, Rabu (12/7/2023).
Sudin KPKP Jakarta Utara saat ini masih melakukan observasi dan meneliti salah satu bangkai kucing yang dibawa ke Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan (Pusyankeswan) Dinas KPKP Provinsi DKI Jakarta.
"Kami masih mencari penyebab pasti dari kejadian tersebut, hasil laboratorium akan keluar dalam waktu tiga hari," imbuh Unang.
Berdasarkan data yang dimiliki Sudin KPKP Jakarta Utara, kematian sejumlah kucing ini terjadi mulai Kamis (6/7/2023).
Total dari 21 kucing yang mati mendadak, 20 ekor di antaranya merupakan kucing peliharaan, sedangkan satu ekor kucing liar.
Warga bantah racuni kucing
Warga RT 012/RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Suminah (53) memastikan bahwa masyarakat di kampungnya sangat menyukai kucing.
Pernyataan tersebut menjawab pertanyaan tentang dugaan ada salah satu warga yang meracuni kucing karena kesal dengan kotorannya.
“Kalau senang, iya. Enggak ada di sini yang nakalin kucing, enggak ada. Malah kalau ada kucing liar diangkat, disayang,” ujarnya saat ditemui Kompas.com, Selasa (11/7/2023).
Sebagai informasi, tiga ekor kucing peliharan Suminah juga turut mati mendadak dan didahului dengan kejang-kejang.
Perempuan yang akrab disapa Minah ini yakin tidak ada orang yang jahat dengan kucing di wilayah yang juga dikenal sebagai Sunter Muara itu.
Minah kemudian menceritakan bagaimana warga di sana justru sayang dengan kucing.
“Justru ini bocah-bocah patungan, beli makanan kucing yang kayak sosis kornet. Itu di depan ada yang jual, khusus makanan kucing. Sudah lama juga dia jualan di situ,” tuturnya.
Di sisi lain, Minah membenarkan tidak sedikit warga sekitar berasumsi bahwa sejumlah kucing mati mendadak karena diracun orang.
Padahal secara pribadi, Minah tidak yakin karena tak ada tanda-tanda yang menunjukkan para kucing itu diracun.
“Soalnya saya berpikirnya begini, kalau keracunan kan mengeluarkan busa, sedangkan ini enggak. Dengan sendirinya kucing kejang-kejang,” pungkasnya.
(Penulis: Baharudin Al Farisi | Editor: Nursita Sari, Ihsanuddin)
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/13/18251841/misteri-kematian-puluhan-kucing-di-sunter-belum-terungkap-jumlah-kucing-mati