Pasalnya, Jokowi menganggap tak ada persoalan yang terjadi dalam hubungannya dengan Surya Paloh.
“Kalau memang, misanya, Pak Jokowi menganggap hubungannya normal-normal saja, biasa-biasa saja antara Pak Surya dengan Pak Jokowi, ya kita juga berharap bahwa Pak Jokowi dan Pak Surya bisa secepatnya komunikasi,” ujar Saan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Ia menyayangkan jika akhirnya hubungan kedua figur itu tidak berjalan dengan baik.
Padahal, Nasdem merupakan partai politik (parpol) yang pertama kali mendukung Jokowi dalam kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019.
“Oleh karena itu, proses yang sudah terjalin dengan lama ini (semoga) bisa kembali seperti semula,” katanya.
Jokowi diketahui sempat membuka kemungkinan untuk mengocok ulang susunan menteri di Kabinet Indonesia Maju. Terutama, terkait dengan menteri dari Partai Nasdem.
Saan tak ambil pusing dengan pernyataan tersebut. Bagi Nasdem, reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
“Presiden tentu punya banyak pertimbangan dan sebagainya. Jadi, tentu pertimbangan-pertimbangan yang dikedepankan Presiden juga pertimbangan-pertimbangan yang objektif, bukan pertimbangan-pertimbangan subjektif,” ujar Saan.
Jokowi sempat mengungkapkan, sengaja tak mengundang Nasdem karena sudah membentuk koalisi sendiri yang berbeda dengan enam parpol lain.
Sedangkan Surya Paloh merasa ditinggalkan karena tak diundang dalam pertemuan tersebut.
Namun, Surya Paloh mengaku menghormati sikap politik yang diambil oleh Jokowi saat ini.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/16/17282621/jokowi-anggap-hubungannya-dengan-surya-paloh-biasa-saja-nasdem-harap