Hal itu disampaikan setelah menerima kunjungan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar di kediamannya, kawasan Brawijaya, Jakarta Selatan, Sabtu (6/5/2023) malam.
“Bukan baik atau tidak baik, kenyataan politiknya minimum tiga (paslon), dan itu baik saja,” ujar Jusuf Kalla pada awak media.
Ia mengungkapkan semakin banyak paslon, maka kontestasi elektoral akan semakin baik. Ia mencontohkan ketika berpasangan dengan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2004.
“Dulu yang waktu itu saya lima (paslon) malah dan itu sangat baik pelaksanaannya,” kata dia.
Menurutnya, yang menjadi pekerjaan rumah pemerintah saat ini adalah memastikan proses demokrasi jelang pemilu 2024 berjalan dengan baik, terutama, membuka ruang munculnya semakin banyak paslon.
“Kita bukan Amerika yang cuma dua, kita partainya banyak, jadi kalau baik, tiga (paslon) wajar. Bukan soal jumlahnya tapi proses demokrasinya berjalan dengan baik,” imbuh dia.
Diketahui saat ini baru ada dua calon presiden (capres) yang telah mendapatkan tiket untuk melenggang ke Pilpres 2024.
Keduanya adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang diusung oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang berisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, dan Partai Demokrat.
Kemudian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang merupakan capres dari PDI-P dan turut diusung pula oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Sementara itu Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Gerindra, dan PKB belum menemukan konsensus soal pengusungan capres.
Empat partai politik (parpol) tersebut tengah menjajaki pembentukan koalisi besar.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/07/05413511/jusuf-kalla-nilai-pilpres-2024-bisa-diikuti-3-paslon-capres-cawapres