Sementara, sebagian menteri mulai sibuk sendiri. Ada yang sibuk cari pasangan, dan ada juga yang rajin menggalang dukungan. Lalu bagaimana nasib pemerintahan?
Pandemi belum juga pergi. Bahkan belakangan, kasusnya naik signifikan. Sementara, ekonomi juga belum sepenuhnya pulih kembali.
Namun, rakyat sudah disuguhi berbagai atraksi sejumlah elite politik dan politisi. Mulai dari soal manuver komposisi koalisi hingga para menteri yang sibuk mematut-matutkan diri guna kepentingan kontestasi.
Jokowi dan koalisi
Jelang pemilu 2024 yang bakal digelar pada Februari nanti, sejumlah partai politik sibuk membangun koalisi.
Partai NasDem mengawali. Bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), partai pimpinan Surya Paloh ini membentuk Koalisi Perubahan.
Belakangan namanya berubah jadi Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Koalisi ini pun bersepakat bakal mengusung Anies Baswedan untuk bakal calon presiden di Pilpres 2024.
Tak lama setelahnya, Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB dideklarasikan. Koalisi ini digawangi tiga partai anggota koalisi pendukung Jokowi, yakni Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Namun, berbeda dengan Koalisi Perubahan, kabarnya ada ‘campur tangan’ Jokowi dalam pembentukan koalisi ini.
Tak mau kalah, Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga membentuk koalisi bernama Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
Sama seperti KIB, kabarnya Jokowi juga ikut ‘menfasilitasi’ terbentuknya koalisi dua partai pendukung pemerintah ini.
Peran Jokowi di balik terbentuknya berbagai koalisi makin terlihat saat dia mengumpulkan para ketua umum partai politik pendukung pemerintahan di kantor DPP PAN.
Pertemuan yang dihadiri semua ketua umum parpol pendukung Jokowi minus Partai NasDem dan PDI Perjuangan ini bahkan mewacanakan pembentukan koalisi besar.
Namun sepertinya rencana ini layu sebelum berkembang setelah PDI Perjuangan mendeklarasikan Ganjar Pranowo sebagai bacapres di Pilpres 2024.
Para menteri sibuk sendiri
Tak hanya Jokowi, para menterinya juga sibuk sendiri. Ada sejumlah menteri Jokowi yang dikabarkan bakal ikut kontestasi, mulai dari Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hingga Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno.
Selain mereka, sejumlah menteri Jokowi yang notabene adalah ketua umum partai maupun elite partai atau pengurus DPP juga ikut sibuk menggalang dukungan.
Sebut saja Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang notabene adalah Ketua Umum PAN. Juga sejumlah menteri asal NasDem yang mau tidak mau juga harus ‘cawe cawe’ di Koalisi Perubahan dan pencapresan Anies Baswedan.
Tak ada yang salah dengan aktifitas politik para elite dan politisi jelang Pemilu 2024 nanti. Namun, sebagai pejabat publik apalagi sekelas menteri tentunya mereka memiliki tanggung jawab yang harus diselesaikan hingga mereka melepas jabatan.
Pasalnya, ada potensi tanggung jawab dan pekerjaan diabaikan jika mereka terus sibuk menggalang dukungan dan mengurus pencapresan.
Melepas jabatan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin jauh-jauh hari sudah mengingatkan para menterinya di Kabinet Indonesia Maju agar fokus bekerja dulu.
Dia meminta agar para pembantunya tersebut menunaikan mandat dan tanggung jawab yang diemban bukan malah sibuk kampanye dan menggalang dukungan.
Presiden Jokowi juga menekankan soal ini. Ia meminta agar para menteri betul-betul fokus bekerja mengurus program prioritas dan strategis negara.
Dia meminta anggota kabinetnya untuk tetap konsentrasi menuntaskan masalah pandemi dan pemulihan ekonomi.
Akan lebih elok dan elegan jika para menteri yang bakal maju atau sibuk mengurus pencapresan melepas jabatan.
Ini dilakukan agar tanggung jawab dan pekerjaan yang mereka emban sebagai pejabat publik tak terancam terabaikan.
Selanjutnya Jokowi bisa memilih menteri baru untuk menggantikan. Tentunya yang memiliki kompetensi, bisa fokus bekerja dan tak disibukkan dengan berbagai koalisi.
Meski tinggal sebentar lagi, namun Jokowi memiliki tanggung jawab untuk menuntaskan semua program. Juga janji yang ia sampaikan saat kampanye dilakukan.
Untuk itu, Jokowi perlu mendisiplinkan kembali para menterinya agar fokus pada pekerjaan. Dan jika perintah itu diabaikan, Jokowi bisa mengganti mereka di tengah jalan. Karena Jokowi memiliki otoritas dan wewenang untuk melakukan.
Benarkah para menteri Jokowi saat ini sibuk sendiri? Lalu bagaimana nasib pemerintahan jika Jokowi dan para menterinya sibuk mengurus pencapresan? Saksikan pembahasannya dalam talkshow Satu Meja The Forum, Rabu (3/5/2023), di Kompas TV mulai pukul 20.30 WIB.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/03/11092301/jokowi-koalisi-dan-para-menteri-yang-sibuk-sendiri