Salin Artikel

PKN Akui Temui Kesulitan Menuju Pendaftaran Caleg

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) mengakui bahwa masih ada kesulitan menuju pendaftaran calon anggota legislatif (caleg), terkhusus pemenuhan caleg di tingkat kabupaten/kota hingga nasional 100 persen.

"Untuk Caleg DPR RI 580 orang, sampai hari ini baru mencapai 65-70 persen," kata Sekretaris Jenderal PKN Sri Mulyono kepada Kompas.com, Senin (17/4/2023).

Namun demikian, Sri menyatakan bahwa partainya memiliki strategi khusus untuk memenuhi kuota caleg DPRD Kabupaten/Kota dan Provinsi, yaitu melakukan penggemukan struktur kepengurusan menyesuaikan kebutuhan DPRD setempat.

Hal itu sesuai dengan instruksi dari Pimpinan Nasional (Pimnas) atau setara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) yang keluar pada Januari 2023.

"Misalnya di Kota Bekasi anggota DPRD-nya 50 orang, maka pimpinan cabang Kota Bekasi wajib menyusun kepengurusan minimal 55 orang," ujarnya.

"Pengurus tersebut kemudian diwajibkan menjadi bacaleg (bakal calon legislatif) PKN Kota Bekasi," tambah Sri.

Hal tersebut, kata Sri, diberlakukan di seluruh pimpinan cabang PKN di seluruh Indonesia. Sehingga, diharapkan kebutuhan kuota caleg 2024 di PKN bisa dipenuhi.

Namun demikian, strategi itu tetap belum cukup untuk memenuhi kuota caleg yang semakin mendekati waktu pendaftaran, pada 1 Mei.

Oleh karena itu, PKN meminta tambahan waktu kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk penyusunan bacaleg.

"Kami berharap KPU memberikan tambahan waktu untuk penyusunan bacaleg karena terpotong cuti Lebaran," harap Sri.

Sementara itu, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PKN Bona Simanjuntak mengatakan, PKN sulit menjaring caleg karena masalah kapital. 

Bona mengatakan, kesulitan paling utama terhadap proses penjaringan caleg adalah mengembalikan cara berpikir masyarakat bahwa seseorang harus memiliki modal politik atau kapital besar terlebih dulu, baru mendaftarkan diri sebagai caleg.

Oleh karena itu, Bona mengatakan, partainya sedang melakukan sosialisasi kepada bakal caleg bahwa hal terpenting adalah memperjuangkan kepentingan masyarakat, bukan semata kapital yang besar.

"Jauh lebih penting adalah keinginan besar ingin memperjuangkan kepentingan masyarakat, sehingga label sebagai pejuang suara rakyat menjadi tepat untuk disematkan pada caleg tersebut," kata Bona.

Soal biaya politik, bagi PKN bukan jadi hambatan dalam menjaring caleg. Bona mengatakan, PKN memiliki strategi untuk menekan biaya politik, yaitu dengan model gotong royong.

Misalnya, membantu tokoh masyarakat yang berpotensi meraih suara terbanyak, tetapi terkendala biaya politik. Model itu diakui Bona, diterapkan di seluruh PKN di Indonesia.

"Bahkan ada di satu provinsi mereka sudah bersepakat bersama untuk saling membantu siapa pun yang memiliki potensi jaringan suara terbanyak," katanya.

"Kebetulan kami mengukurnya dengan bantuan teman-teman independen yang juga mendukung kami atau jaringan aktivis," tambah Bona.

Dikutip Kompas.id, KPU segera membuka akses partai politik ke Sistem Informasi Pencalonan atau Silon sebelum masa tahapan pendaftaran bakal calon anggota legislatif dimulai pada 1-14 Mei.

Hingga dua minggu menjelang pendaftaran tersebut, sejumlah partai baru masih kesulitan memenuhi kuota maksimal bakal calon anggota legislatif di seluruh daerah pemilihan.

Kondisi tersebut bertolak belakang dengan sejumlah parpol parlemen yang memiliki bakal calon berlimpah.

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/17/17525161/pkn-akui-temui-kesulitan-menuju-pendaftaran-caleg

Terkini Lainnya

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke