Salin Artikel

Jokowi: Film Nasional Melangkah Maju Sesuai Kehendak Zaman

Dalam unggahan di akun resmi Twitter-nya, @jokowi, Presiden mengatakan, film nasional lahir saat Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaan.

"Film nasional lahir di masa-masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Kelahirannya adalah momen bersejarah," tulis Jokowi.

Dia menuturkan, di dalam film-film yang dibuat saat masa mempertahankan kemerdekaan hingga film masa kini, ada pesan semangat perjuangan untuk berkarya seraya menumbuhkan heroisme anak bangsa.

"Dengan semangat itulah, film nasional kita melangkah maju sesuai kehendak zaman. Selamat Hari Film Nasional," kata Jokowi.

Unggahan tersebut juga dilengkapi dengan ilustrasi yang menampilkan suasana pemutaran film di ruang bioskop.

Dalam ilustrasi itu tampak Presiden Jokowi sedang duduk menonton film di deretan paling depan bersama sejumlah anak muda.

Di belakangnya tampak banyak penonton lain yang menikmati film dengan beragam ekspresi, baik tertawa, gemas, takut hingga ekspresi santai.

Ada pula penonton yang mengenakan kaus hitam bertuliskan "Pengabdi Sedan" yang merupakan plesetan dari judul film "Pengabdi Setan" karya sineas Joko Anwar.

Selain itu, penonton lain memakai kaus merah muda yang bertuliskan "Ada Apa dengan Cilukba?" yang merupakan plesetan dari judul film "Ada Apa dengan Cinta?" yang populer di awal 2000-an.

Tak ketinggalan, ada kucing oranye (kucing oren) bersama dengan kucing kuning dan bebek yang ikut menonton film di barisan paling belakang.

Hari Film Nasional selalu diperingati setiap tanggal 30 Maret.

Tanggal tersebut ditetapkan sebagai peringatan Hari Film Nasional karena diambil dari momen pengambilan gambar pertama film Darah dan Doa.

Darah dan Doa atau Long March of Siliwangi karya sutradara Usmar Ismail melangsungkan proses syuting pertamanya pada 30 Maret 1950.

Darah dan Doa menjadi film lokal pertama yang benar-benar disutradarai oleh orang Indonesia.

Pada saat itu, Usmar Ismail memproduksi Darah dan Doa dengan perusahaan filmnya sendiri yang bernama Perfini (Perusahaan Film Indonesia).

Berbekal pengalaman kerja di perusahaan film Belanda, Usmar Ismail akhirnya mendirikan Perfini dan mulai berkarya.

Penetapan Hari Film Nasional Penetapan Hari Film Nasional jatuh pada 30 Maret ditetapkan oleh Dewan Film Nasional selaku organisasi perfilman pada 11 Oktober 1962.

Setelah 37 tahun berselang, pemerintah akhirnya menetapkan Hari Film Nasional dengan meluncurkan Keppres baru.

Melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres RI) tanggal 29 Maret 1999 Nomor 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional, Presiden B.J. Habibie menetapkan tanggal 30 Maret sebagai Hari Film Nasional.

Ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan kepercayaan diri dan memotivasi insan perfilman Indonesia untuk meningkatkan prestasi sehingga bisa mengangkat derajat film Indonesia.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/30/10431721/jokowi-film-nasional-melangkah-maju-sesuai-kehendak-zaman

Terkini Lainnya

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke