Salin Artikel

Survei Litbang "Kompas": Jika Prabowo Urung Jadi Capres, Pendukungnya Beralih ke Ganjar dan Anies

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi satu dari sejumlah tokoh yang digadang-gadang menjadi calon presiden (capres) Pemilu 2024.

Menurut survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Menteri Pertahanan itu berada di urutan kedua, satu peringkat di bawah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan setingkat lebih unggul dibanding mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Namun demikian, seandainya Prabowo urung maju sebagai capres pada Pemilu 2024, sebagian pendukungnya beralih ke Ganjar dan Anies dalam proporsi suara yang hampir imbang di kisaran angka 19 persen.

Selain itu, sebagian suara pendukung Prabowo lainnya diprediksi beralih ke Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, hingga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Berikut pilihan capres dari para pendukung Prabowo Subianto jika Prabowo tak jadi capres:

Masih menurut survei yang sama, secara umum, elektabilitas Prabowo berada di angka 18,1-25,6 persen. Rinciannya, 9,4-10,6 persen merupakan pemilih loyal atau strong voter, sedangkan 8,7-15,0 adalah pemilih mengambang atau swing voter.

Sementara, Ganjar unggul dengan tingkat elektoral 25,3-37,0 persen. Dari angka tersebut, sebanyak 13,9-18,2 persen merupakan strong voter, sedangkan 11,4-18,8 adalah swing voter.

Jika kedua sosok berduet sebagai capres-capres, elektabilitasnya terbilang menjanjikan. Pasangan Ganjar-Prabowo diprediksi meraih elektoral 43,4-62,6 persen.

Rinciannya, sebanyak 23,3-28,8 psrsen merupakan pemilih loyal, sedangkan 20,1-33,8 adalah pemilih mengambang.

Menggunakan metode tersebut, margin of error penelitian berkisar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun Prabowo telah menyatakan kesiapannya kembali bertarung di panggung pemilu. Lewat Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra pada Agustus lalu, Prabowo mendeklarasikan diri sebagai capres Pemilu 2024.

Bersamaan dengan momen itu, Gerindra sepakat membentuk koalisi bersama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Keduanya menamakan diri sebagai koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

Namun demikian, sejauh ini Prabowo belum mengumumkan sosok calon wakil presiden (cawapres) yang bakal dia gandeng.

Wacana duet Prabowo-Ganjar yang belakangan mencuat pun seolah disambut hangat oleh Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, jika kedua tokoh berduet, Prabowo harus jadi capres dan Ganjar cawapresnya.

"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim saat ditemui di Gedung Joang '45, Jakarta, Minggu (12/3/2023).

Menurut Hashim, sudah selayaknya Prabowo menempati kursi capres dan Ganjar di posisi cawapres. Sebab, menurutnya, Prabowo lebih berpengalaman dari Ganjar.

"Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua pengalamannya berbeda kan," imbuh dia.

Kendati demikian, Hashim menegaskan bahwa keputusan soal siapa yang akan mendampingi Prabowo akan diputuskan Gerindra dengan PKB. Sebab, kedua partai telah berkoalisi.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/21/12173551/survei-litbang-kompas-jika-prabowo-urung-jadi-capres-pendukungnya-beralih-ke

Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke