Salin Artikel

Survei Litbang "Kompas": Sosok Militer Paling Diinginkan Jadi Capres, Menyusul Kepala Daerah

JAKARTA, KOMPAS.com - Survei Litbang Kompas memetakan preferensi publik terhadap latar belakang tokoh yang dinilai paling layak menjadi calon presiden (capres).

Hasilnya, sosok dari kalangan militer paling banyak dipilih. Sebanyak 23,6 responden menginginkan capres berlatar belakang militer.

Selain itu, sosok kepala daerah juga tak kalah favorit. Di posisi kedua dengan persentase perolehan suara tak terpaut jauh, sebanyak 22,4 responden ingin capres berlatar belakang kepala daerah.

Lalu, sebanyak 10,5 persen responden menginginkan tokoh agama jadi calon RI-1. Menyusul kemudian tokoh masyarakat yang diinginkan oleh 8,7 persen responden.

Selanjutnya, secara berturut-turut latar belakang tokoh yang diinginkan publik menjadi capres yakni pengusaha (3,7 persen), birokrat (3,6 persen), pimpinan/pengurus partai (3,6 persen), dan akademisi (2,8 persen).

Namun demikian, dalam survei ini, sebanyak 15,1 persen responden menyatakan tidak tahu akan latar belakang tokoh yang dia inginkan sebagai capres. Sedangkan 6,0 persen responden mengungkapkan latar belakang lain.

Mengacu pada model kepemimpinan dambaan publik ini, Litbang Kompas memetakan, pemimpin yang merepresentasikan kekuatan sosok tegas dan berwibawa lebih diinginkan.

Kemudian, tingginya harapan terhadap pemimpin berlatar kepala daerah mengindikasikan bahwa publik menginginkan model kepemimpinan yang benar-benar berprestasi dalam pengelolaan wilayah dan dekat dengan masyarakat.

Munculnya kedua latar belakang pemimpin yang dambaan publik ini seakan mengulang persaingan politik pada Pemilu 2014 yang menghadirkan Prabowo Subianto sebagai calon presiden berlatar militer dan Joko Widodo yang berlatar kepala daerah.

Adapun jelang Pemilu 2024 kini, figur tersebut seolah tercermin dari wacana duet Prabowo dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Menggunakan metode tersebut, margin of error penelitian berkisar 2,83 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun wacana duet Prabowo-Ganjar menguat setelah keduanya “dipertemukan” oleh Presiden Joko Widodo dalam acara panen raya di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).

Wacana ini seolah disambut hangat oleh Gerindra. Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan, partainya berpeluang mendukung Ganjar pada Pilpres 2024.

Asalkan, kata dia, dalam kontestasi itu Ganjar dipasangkan sebagai cawapres Prabowo.

"Ya saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo, dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim saat ditemui di Gedung Joang' 45, Jakarta, Minggu (12/3/2023).

Menanggapi usulan tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa partainya mendorong kader internal untuk maju sebagai capres. Sebagai partai pemenang pemilu, PDI-P enggan “hanya” memajukan kadernya di posisi calon RI-2.

"Ya, kader dari PDI Perjuangan (harus capres), sebagai partai pemenang pemilu dengan kepercayaan rakyat dua kali berturut-turut tentu saja kami akan mengusung calon presiden," kata Hasto di Sentul, Jawa Barat, Senin (13/3/2023).

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/21/06000041/survei-litbang-kompas-sosok-militer-paling-diinginkan-jadi-capres-menyusul

Terkini Lainnya

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Hakim MK Cecar Bawaslu Terkait Kemiripan Tanda Tangan Pemilih

Nasional
Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Waketum Gerindra Nilai Eko Patrio Pantas Jadi Menteri Prabowo-Gibran

Nasional
MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

MKD Temukan 3 Kasus Pelat Nomor Dinas DPR Palsu, Akan Koordinasi dengan Polri

Nasional
Paradoks Sejarah Bengkulu

Paradoks Sejarah Bengkulu

Nasional
Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Menteri PPN: Hak Milik atas Tanah di IKN Diperbolehkan

Nasional
Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Menkes: Indonesia Kekurangan 29.000 Dokter Spesialis, Per Tahun Cuma Produksi 2.700

Nasional
Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Preseden Buruk jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke