Sebab, Khofifah memiliki rekam jejak yang baik ketika menjabat gubernur. Terlebih, Anies juga pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta selama 5 tahun.
Oleh karenanya, Agung mengatakan, pasangan Anies-Khofifah lebih unggul ketimbang Anies-AHY.
"Dari sisi kapasitas, harus diakui Anies-Khofifah lebih unggul, karena keduanya punya rekam jejak yang baik sebagai gubernur," ujar Agung saat dimintai konfirmasi, Kamis (9/3/2023).
Agung mengungkapkan, AHY belum memiliki pengalaman menjadi pejabat publik yang memadai.
AHY diketahui, pernah maju sebagai Cagub DKI Jakarta pada 2017. Tetapi, saat itu, AHY kalah. Pasangan Anies-Sandiaga Uno lah yang keluar sebagai pemenang Pilgub DKI Jakarta 2017.
"Namun, ketika bicara elektabilitas, maka sementara ini AHY lebih unggul dibanding Khofifah, karena efek Demokrat yang beroposisi dengan pemerintah," kata Agung.
Menurut Agung, jika disimulasikan sebagai pasangan, maka elektabilitas Anies-AHY berelasi positif lebih baik sementara ini, ketimbang Anies-Khofifah.
Walau demikian, simulasi tersebut masih perlu diuji lebih lanjut.
Apalagi, AHY tidak mampu meraup suara Nahdlatul Ulama (NU) dan masyarakat di Jawa Timur, seperti yang mampu dilakukan oleh Khofifah.
"Karena kebutuhan Anies terhadap Khofifah fokus untuk meraih simpati pemilih NU atau Jatim yang belum mampu dipenuhi AHY," ujar Agung.
Agung khawatir Koalisi Perubahan malah mengalami deadlock terkait cawapres Anies.
"Karena bila tidak, deadlock soal cawapres ini bisa mengancam secara langsung masa depan Koalisi Perubahan untuk dapat maju ke gelanggang pilpres," kata Agung.
https://nasional.kompas.com/read/2023/03/09/20570101/ahy-belum-punya-pengalaman-urus-publik-khofifah-dinilai-lebih-pas-dampingi