Salin Artikel

Meski Perekonomian Dunia Melambat,16 Subsektor Industri Nasional Ini Alami Ekspansi

KOMPAS.com – Pertumbuhan industri manufaktur nasional terus menunjukkan sinyal positif. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah sub sektor yang mengalami ekspansi.

Berdasarkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Februari 2023, kepercayaan industri manufaktur di Indonesia berada pada fase ekspansi dengan capaian 52,32 poin atau konsisten sejak November 2022.

Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif angka IKI yang konsisten meningkat dalam empat bulan terakhir menandakan bahwa prospek pertumbuhan industri pengolahan dalam negeri pada 2023 terus terjaga.

“Optimisme meningkat meski perlambatan pertumbuhan perekonomian global diprediksi masih akan berlanjut pada 2023,” katanya saat merilis IKI Februari 2023 di Jakarta, Selasa (28/2/2023).

Pada kesempatan itu, Febri memaparkan, IKI Februari 2023 menunjukkan kenaikan nilai ekspansi yang cukup signifikan, yakni sebesar 0,78 poin dibandingkan Januari 2023.

Peningkatan nilai IKI ditopang peningkatan jumlah subsektor yang mengalami ekspansi.

Terdapat 16 subsektor industri yang mengalami ekspansi dengan share 87,7 persen terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) industri pengolahan selain minyak dan gas (migas).

Dari 16 subsektor tersebut, empat subsektor di antaranya mengalami perubahan fase dari kontraksi ke ekspansi.

Keempat subsektor tersebut adalah pencetakan dan reproduksi rekaman, karet, barang dari karet dan plastik, barang galian bukan logam, dan komputer, barang elektronik dan optik.

Adapun IKI dibentuk oleh tiga variabel, yaitu pesanan baru, produksi dan persediaan produk.

Peningkatan nilai IKI bulan Februari 2023 terjadi pada seluruh variabel pembentuk IKI dan utamanya masih didominasi pesanan domestik.

Variabel pesanan baru meningkat dari 51,14 menjadi 52,81, variabel produksi meningkat dari 50,35 menjadi 51,37, dan variabel persediaan produk menurun dari 54,34 pada Januari 2023 menjadi 52,51 pada Februari 2023.

Penurunan persediaan menandakan produk-produk manufaktur hasil produksi sudah didistribusikan ke pasar.

“Selain itu, pada Februari 2023 terdapat 47,1 persen pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya stabil dan sebanyak 29,0 persen pelaku usaha yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya mengalami peningkatan,” jelas Febri dalam siaran pers, Rabu (1/3/2023).

IKI juga menggambarkan optimisme berusaha para pelaku usaha dalam enam bulan ke depan (Maret-Agustus 2023).

Febri menjelaskan, sebanyak 89,2 persen pelaku usaha menyatakan optimist dan stabil terhadap kondisi usaha industri selama enam bulan ke depan. Angka ini konsisten meningkat sejak November 2022.

Optimisme pelaku usaha berdasarkan pada kondisi pasar yang akan membaik dan didukung kebijakan pemerintah pusat yang lebih baik, meski perekonomian global pada 2023 diperkirakan mengalami perlambatan.

Seiring meningkatnya optimisme pelaku usaha, persentase pesimisme pelaku usaha mengalami penurunan dari 13,60 persen pada Januari 2023 menjadi 10,81 persen pada Februari 2023.

Industri yang kontraksi dan ekspansi

Febri menambahkan, hampir seluruh subsektor binaan industri agro mengalami ekspansi jika dilihat secara subsektornya, kecuali industri kayu dan industri furnitur.

Bahkan, industri makanan dan minuman (mamin) mengalami kenaikan yang signifikan.

Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Putu Juli Ardika mengatakan, salah satu faktor pendukung kenaikan IKI pada sektor industri agro adalah aktivitas ekonomi yang sudah berjalan normal setelah pandemi.

“Kinerja industri makanan dan minuman mulai meningkat dan optimisme pelaku usaha sangat bagus. Apalagi pelaku usaha akan segera menyiapkan bulan Ramadhan,” ujarnya.

Di samping itu, kata Putu, industri mamin juga sudah mulai merasakan pesanan dari pesta demokrasi, selain industri percetakan.

Putu menuturkan, meskipun industri kayu dan furnitur mengalami kontraksi, nilai IKI tetap mengalami kenaikan.

“Sebagian besar adalah produk ekspor dengan didominasi negara tujuan Amerika dan Eropa yang pertumbuhan ekonominya sedang melambat. Berkaitan dengan hal itu, importir masih bersikap wait and see,” jelasnya.

Hal tersebut sesuai dengan analisis IKI yang menunjukkan 78 persen perusahaan menyatakan pesanan barunya menurun karena faktor pesanan luar negeri dan 37 persen karena pesanan domestik.

Selain itu, faktor kesulitan bahan baku, khususnya kayu besar dan rotan yang semakin berkurang dan langka, juga menjadi kendala pengembangan subsektor industri ini.

Oleh karena itu, Putu menyebutkan, pihaknya mendorong diversifikasi negara tujuan ekspor furnitur, di antaranya ke India, Timur Tengah, China, serta kawasan ASEAN.

“Dengan peralihan tujuan ekspor, pemerintah juga mendorong pasar dalam negeri dengan memaksimalkan penggunaan produk dalam negeri, baik untuk perkantoran maupun sekolah,” paparnya.

Subsektor industri tekstil, pakaian jadi, dan alas kaki juga mengalami kontraksi akibat kondisi stagnasi ekonomi dan inflasi di negara mitra utama ekspor.

Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki Adie Rochmanto Pandiangan menjelaskan, pihaknya berupaya melakukan perluasan pasar luar negeri, dengan percepatan pelaksanaan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Selain itu, Kemenperin juga berkoordinasi lebih lanjut dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian terkait masalah impor ilegal dan peningkatan pengawasan barang impor sampai ke pelabuhan terkecil dan menyusun larangan dan pembatasan (lartas) untuk produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

Kemenperin turut mengusulkan penambahan pasal kewajiban pelaku usaha mencantumkan nomor registrasi barang keamanan, keselamatan, kesehatan, dan lingkungan hidup (K3L) dan nomor pendaftaran barang (NPB) atau Standar Nasional Indonesia (SNI) pada tampilan perdagangan elektroniknya untuk produk TPT dan alas kaki yang dikenakan kewajiban Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 26/2021.

“Kemenperin juga berupaya melaksanakan kembali program Restrukturisasi Mesin/Peralatan Tahun 2023 dan pemberian intensif bahan baku industri TPT,” jelas Adie.

Sementara itu, Direktur Industri Aneka dan Industri Kecil dan Menengah Kimia, Sandang, dan Kerajinan, Ni Nyoman Ambareny menyampaikan, Kemenperin mengupayakan kerja sama pasar ekspor dengan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) untuk perluasan pasar.

Perluasan pasar tersebit dilakukan dengan melakukan promosi baik di dalam negeri dan luar negeri, seperti ke China, India, dan ASEAN.

Ambarany menyebutkan, industri pengolahan lainnya menghasilkan produk hilir, seperti industri perhiasan, alat musik, mainan, serta rambut dan bulu mata palsu yang tergantung pada daya beli masyarakat.

Dengan begitu, kata dia, upaya yang dilakukan Kemenperin adalah dengan mendukung pameran untuk menstimulasi pembelian.

Kemudian, kondisi industri perhiasan saat ini terjadi penurunan daya beli akibat kenaikan harga emas.

“Untuk industri yang mengalami serangan impor yang besar, seperti industri mainan, Kemenperin berupaya dengan menggalakkan SNI wajib,” jelas Ambarany.

Di sektor lain, Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Yan Sibarang menyebutkan, kontraksi yang terjadi pada subsektor jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan terkait erat dengan belum banyaknya pesanan yang terjadi pada awal tahun untuk subsektor permesinan.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/01/18362701/meski-perekonomian-dunia-melambat16-subsektor-industri-nasional-ini-alami

Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke