Salin Artikel

Nasdem: Beda Capres adalah Keniscayaan, Bukan Berarti Tidak Boleh Silaturahmi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Nasdem Hermawi Taslim menekankan bahwa perbedaan pilihan calon presiden (capres) yang terjadi antar partai politik adalah keniscayaan.

Demikian dikatakan Hermawi merespons Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyebutkan bahwa ada perbedaan pandangan mengenai capres-cawapres antara Partai Nasdem dan PDI-P.

"Perbedaan capres kan sebuah keniscayaan," ujar Hermawi saat dimintai konfirmasi, Senin (20/2/2023).

Hermawi menjelaskan, perbedaan pandangan capres-cawapres tidak membuat para petinggi partai politik jadi tidak bisa bertemu.

Dia menegaskan silaturahmi dalam perbedaan justru baik untuk bangsa ini.

"Dan hal itu tidak membuat para tokoh menjadi tidak boleh bersilahturahmi. Silahturahmi dalam perbedaan, itulah sebuah harmoni kebangsaan yang majemuk ini," tuturnya.

Kemudian, Hermawi meluruskan kabar bahwa Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh ingin bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

Menurutnya, Paloh menyatakan siap jika harus bertemu dengan Megawati adalah jawaban ketika ditanya wartawan. Dia menerangkan, tidak ada pernyataan Paloh yang mengindikasikan dirinya akan bertemu dengan Megawati.

"Ini kan terjadi saat DPP Nasdem ke Golkar minggu kemarin. Pak SP menjawab pertanyaan wartawan, 'apakah Pak SP siap untuk bertemu dengan Bu Mega?'. Pak SP menjawab pada prinsipnya kami (Nasdem) siap bertemu dengan semua kalangan dalam rangka silahturahmi kebangsaan. Nanti kita kasih kode-kode," jelas Hermawi.

"Jadi bukan Pak SP yang buat statement ingin ketemu Mega," sambungnya.

Akan tetapi, Hermawi mengatakan, pada prinsipnya Surya Paloh siap bertemu dengan siapa pun dalam rangka silaturahmi kebangsaan.

"Siapa pun. Tidak hanya terbatas pada Bu Mega saja," imbuh Hermawi.

Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengindikasikan bahwa Megawati Soekarnoputri tidak akan bertemu dengan Surya Paloh jika hendak membahas soal bakal calon presiden untuk Pilpres 2024.

Ia menanggapi Paloh yang mengaku ingin mengagendakan pertemuan dengan Megawati.

"Kalau dialog dalam rangka kepentingan bangsa dan negara, PDI Perjuangan selalu welcome. Kalau dialog dalam konteks capres-cawapres, sepertinya ada perbedaan," ujar Hasto kepada wartawan ditemui di Lebak, Banten, Minggu (19/2/2023).

"Apalagi Pak Anies berulang kali disebut antitesa dari Pak Jokowi sehingga pasti berbeda," kata dia.

Anies Baswedan sudah dideklarasikan Paloh sebagai bakal capres yang akan mereka usung pada Pemilu 2024.

Hasto mengatakan bahwa partainya menghormati langkah tersebut sebagai kedaulatan partai politik.

Namun demikian, ia menegaskan, kriteria bakal capres 2024 yang diusung PDI-P berbeda dengan Anies. Sebab, bakal capres 2024 dari PDI-P berasal dari internal partai politik berlambang banteng itu.

"Nasdem kan kemudian telah mengusung Bapak Anies Baswedan sebagai calon presiden dari Nasdem, kemudian Bu Megawati Soekarnoputri dalam pidato ulang tahun partai menegaskan calon presiden dari partai PDI-P berasal dari kader partai," ujar Hasto.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/20/10004781/nasdem-beda-capres-adalah-keniscayaan-bukan-berarti-tidak-boleh-silaturahmi

Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke