Salin Artikel

Megawati Singgung soal Pemimpin Perempuan, Kode Dukungan buat Puan Jadi Capres?

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, menilai, pidato Megawati Soekarnoputri soal pentingnya peran perempuan bisa saja dibaca sebagai sinyal dukungan dari Ketua Umum PDI Perjuangan itu terhadap putrinya, Puan Maharani.

Bahwa Megawati mendorong perempuan di mana pun berada untuk berkiprah sebagai pemimpin, tak terkecuali Puan sebagai calon presiden (capres).

"Bagaimanapun PDI-P punya bosnya sendiri, punya putri mahkota yang tentu juga punya hak juga untuk disiapkan atau bisa dicalonkan (sebagai presiden) oleh Megawati, yaitu Puan Maharani," kata Ujang kepada Kompas.com, Rabu (11/1/2023).

Secara umum, kata Ujang, pidato yang disampaikan Megawati dalam acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023) itu bertujuan untuk mendorong seluruh perempuan di Indonesia agar lebih aktif berperan di berbagai bidang.

Namun, pernyataan Megawati tersebut juga tak bisa mengesampingkan fakta bahwa putrinya saat ini digadang-gadang sebagai kandidat capres PDI-P untuk Pemilu 2024.

Sebagai darah kandung Megawati, Puan dinilai punya keistimewaan sebagai putri mahkota. Apalagi, kewenangan terkait pencapresan partai banteng sepenuhnya menjadi wewenang Mega.

"Hak prerogatifnya ada pada Megawati. Memang di internal PDI-P kan konstruksi politiknya sudah kita pahami bahwa dari petinggi sampai katakanlah pejabat di struktural partai, dukungan itu mengarah ke Puan," ucap Ujang.

Pada saat bersamaan, lanjut Ujang, Megawati tampak tak menghiraukan Ganjar Pranowo, kader PDI-P yang disebut-sebut sebagai pesaing terbesar Puan di bursa capres partai banteng.

Selama lebih dari satu jam Megawati berpidato di acara tersebut, tak sekali pun nama Ganjar disinggung. Gubernur Jawa Tengah itu juga tak mendapat tempat di barisan kursi terdepan saat acara.

Menurut Ujang, mungkin saja Ganjar tak diperlakukan spesial di momen tersebut lantaran dia tak menempati jabatan struktural PDI-P.

Akan tetapi, bisa juga ini dipandang sebagai upaya PDI-P mengesampingkan Ganjar, supaya perhatian publik lebih tertuju ke Puan.

"Ganjar di internal dipinggirkan, di eksternal banyak yang dukung karena memang polanya seperti itu, karena di internalnya ada Mbak Puan," kata Ujang.

"Kalau ada capres lain kan itu ibaratnya seperti ada matahari kembar yang tidak boleh bersinar di partai, biar saja sinarnya di luar," tuturnya.

Melihat langgam politik PDI-P yang kerap mengumumkan jagoannya pada detik-detik terakhir jelang pencapresan, "partai wong cilik" itu diperkirkan belum akan mengumumkan capres dalam waktu dekat.

"Politik selalu berubah, selalu dinamis. Hari ini mungkin seperti itu, ke depan kita nggak tahu. Itu yang sulit dipelajari di politik," tutur Ujang.

Sebagaimana diketahui, Megawati banyak menyoroti isu tentang perempuan dalam pidatonya di acara HUT ke-50 PDI-P, Selasa (10/1/2023).

Presiden kelima RI itu menyayangkan minimnya peran perempuan di jabatan eksekutif dan legislatif. Padahal, aturan sudah dibuat sedemikian rupa untuk mendorong partisipasi kaum hawa.

"Jadi persentase itu ingin saya naikkan, tapi anjlok banget, yang namanya di legislatif, di struktur di eksekutif," kata Megawati.

"Jadi tanya saya, sekolahan apa enggak? Yes. Terus kenapa? Apa sih kurangnya? Kurang dari aturannya, rasanya kok enggak salah," lanjut dia.

Di hadapan ribuan kader PDI-P yang hadir termasuk Puan dan Ganjar, Megawati menyinggung banyaknya perempuan Indonesia maupun dunia yang dicatat sejarah sebagai pemimpin. Dia ingin, ke depan lahir pemimpin-pemimpin besar perempuan lain seperti dahulu lagi.

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/11/13233941/megawati-singgung-soal-pemimpin-perempuan-kode-dukungan-buat-puan-jadi

Terkini Lainnya

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Ngabalin: Mudah-mudahan Cepat, Itu Arah Haluan Prabowo-Gibran

Nasional
Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Risma Relokasi 2 Posko Pengungsian Banjir Lahar Dingin di Sumbar yang Berada di Zona Merah

Nasional
Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Ahok Masuk Bursa Bacagub Sumut, PDI-P: Prosesnya Masih Panjang

Nasional
Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Bantah PDI-P soal Jokowi Menyibukkan Diri, Ali Ngabalin: Jadwal Padat, Jangan Gitu Cara Ngomongnya...

Nasional
Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Pimpin Langsung ‘Tactical Floor Game’ WWF di Bali, Luhut: Pastikan Prajurit dan Komandan Lapangan Paham yang Dilakukan

Nasional
Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Setara Institute: RUU Penyiaran Berpotensi Perburuk Kebebasan Berekspresi melalui Pemasungan Pers

Nasional
Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Masuk Daftar Cagub DKI dari PDI-P, Risma: Belum Tahu, Wong Masih di Kantong...

Nasional
KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

KPK Geledah Lagi Rumah di Makassar Terkait TPPU SYL

Nasional
Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Puan Minta DPR dan IPU Fokus Sukseskan Pertemuan Parlemen pada Forum Air Dunia Ke-10

Nasional
Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Yusril: Serahkan kepada Presiden untuk Bentuk Kabinet Tanpa Dibatasi Jumlah Kementeriannya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke