JAKARTA, KOMPAS.com - Sikap Partai Nasdem dinilai bertolak belakang karena mereka saat ini merupakan anggota koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tetapi juga mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden serta akrab dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat yang bersikap sebagai oposisi pemerintah.
Selain itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menepis kabar potensi badai di Jabodetabek pada 28 Desember 2022, tetapi tetap meminta masyarakat waspada terhadap peluang terjadinya cuaca ekstrem pada akhir tahun.
1. Paradoks Nasdem dan Surya Paloh
Langkah Partai Nasdem menuju Pemilu 2024 dinilai bertentangan dengan sikapnya di pemerintahan.
Di satu sisi, partai pimpinan Surya Paloh itu mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Nasdem juga berencana berkoalisi dengan Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dua partai dari kalangan oposisi. Namun, di sisi lain, Nasdem ingin tetap berada di barisan partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo hingga akhir.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno berpandangan, sikap Nasdem tersebut saling bertentangan.
"Sikap Nasdem itu adalah paradoks. Di satu sisi nggak mau pisah jalan dari Jokowi, tapi Nasdem usung jagoan dari oposisi," kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (27/12/2022).
Kata Adi, Anies datang dari kelompok oposisi. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu bahkan kerap dicitrakan sebagai sosok antitesa Jokowi.
Sementara, sebagai presiden, Jokowi ingin penggantinya mampu meneruskan program dan kebijakan yang dia jalankan selama memimpin pemerintahan.
Misalnya, melanjutkan program pembangunan ibu kota negara (IKN), atau meneruskan pembangunan infrastruktur di berbagai penjuru Tanah Air.
Persoalannya, keinginan presiden itu tak akan terwujud jika Anies menjadi penggantinya di kursi RI-1.
"Ini nggak ketemu karena Jokowi pasti bicara tentang kontinuitas program. Bahwa siapa pun yang jadi presiden di 2024 adalah orang-orangnya Jokowi yang bisa memastikan semua legacy Jokowi itu dilanjutkan," ujar Adi.
Nasdem telah menyatakan bahwa jika Anies terpilih sebagai presiden, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu bakal melanjutkan program-program Jokowi.
Elite partai Nasdem juga berulang kali menunjukkan keengganan dibentur-benturkan dengan Jokowi atau pemerintahan. Namun, pemerintah paham betul bahwa manuver Nasdem untuk Pemilu 2024 mengusung semangat koalisi perubahan.
"Publik tidak bisa menutup mata, poros koalisi perubahan itu konotasinya sesuatu yang berbeda dari Jokowi," kata Adi.
Adi mengatakan, gelagat ketidaknyamanan Jokowi atas manuver Nasdem tak bisa ditutupi.
Saat menghadiri acara hari ulang tahun (HUT) ke-58 Partai Golkar akhir Oktober lalu misalnya, Jokowi menyinggung soal jangan sembrono memilih capres.
Lalu, awal November kemarin presiden menyempatkan hadir di HUT Partai Perindo. Akan tetapi, beberapa hari setelahnya, kepala negara tak datang ke HUT Nasdem, bahkan tak memberi ucapan selamat sekalipun lewat video.
Tak lama setelah itu, viral video Jokowi tak membalas pelukan Surya Paloh saat keduanya hadir dalam acara puncak peringatan HUT ke-58 Partai Golkar, 21 Oktober 2022.
"Setelah Nasdem mengusung Anies sebagai capres, Jokowi jelas-jelas menunjukkan gestur yang kurang nyaman dan sindiran-sindiran keras juga sering disampaikan di berbagai kesempatan," ujar Adi.
Dengan situasi tersebut, menurut Adi, wajar jika isu reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju baru-baru ini menyasar menteri-menteri Nasdem.
Mereka menyampaikan hal itu menepis prediksi yang disampaikan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin, tentang potensi badai dahsyat yang diperkirakan terjadi di wilayah Jabodetabek pada hari ini.
"Prakiraan cuaca pada 28 Desember 2022 pada umumnya adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, tetapi bukan badai," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam keterangan tertulis seperti dikutip dari Kompas TV.
Guswanto meminta masyarakat tenang dan terus memperbarui informasi tentang prakiraan cuaca melalui kanal resmi BMKG.
Di sisi lain, dia mengimbau supaya warga tetap waspada terhadap potensi bencana metrohidrologi jelang akhir tahun.
"BMKG mengimbau masyarakat agar mewaspadai dampak dari potensi cuaca ekstrem ini, yaitu adanya potensi bencana hidrometeorologis," ujar Guswanto.
Menurut prediksi BMKG, curah hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat berpotensi terjadi pada Kamis (30/12/2022) mendatang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati juga menepis kabar potensi badai dahsyat yang bakal melanda Jabodetabek pada hari ini.
"Istilah badai itu kan pusaran angin. Nanti kita lihat, kususnya di Jabodetabek, di 28 Desember 2022 belum ada merahnya," kata Dwikorita dalam program Breaking News di Kompas TV, Selasa lalu.
"Dikhawatirkan malah di Jateng dan Laut Jawa. Itu memang terjadi. Sedangkan 28 Desember 2022 masih hijau, itu artinya levelnya ringan sampai sedang," lanjut Dwikorita.
Dwikorita menyarankan supaya semua pihak berhati-hati dalam penggunaan istilah.
"Jadi ada serangan badai, barangkali perlu diluruskan. Ini hujan lebat ya," tegas dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/12/29/06055311/populer-nasional-paradoks-nasdem-dan-surya-paloh-bmkg-tepis-prakiraan-badai