Salin Artikel

[KALEIDOSKOP 2022] Kasus Polio Muncul Lagi di Indonesia, Pasca Eradikasi Tahun 2014

Eradikasi ini ditetapkan mengingat dunia akan mendeklarasikan bebas polio pada tahun 2026. Adanya kasus polio lantas membuatnya ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Virus polio sendiri mengakibatkan kelumpuhan permanen karena menyerang sistem saraf sehingga kekuatan otot berkurang.

Penyakit ini dianggap berbahaya bagi anak karena dampaknya permanen seumur hidup, menyebabkan kelumpuhan yang belum ada obatnya.

Namun, kondisi ini dapat dicegah dengan mudah melalui imunisasi polio lengkap baik imunisasi tetes bOPV dan imunisasi suntik IPV.

Ditemukan di Aceh

Kasus pertama ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh. Penderitanya adalah seorang anak berinisial A usia 7 tahun dengan gejala awal mengalami sakit demam, muncul nyeri pada persendian, dan kelemahan anggota gerak.

Berdasarkan keterangan keluarga, anak itu mulai sakit dengan gejala awal demam pada 6 Oktober 2022. Akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tgk Chik Ditiro Sigli tanggal 18 Oktober.

Para dokter anak curiga bahwa pasien terinfeksi virus polio. Oleh karena itu, tim dokter mengambil dua sampel pada tanggal 21-22 Oktober 2022. Sampel dikirim ke provinsi tanggal 25 Oktober dan dikirim ke Jakarta tanggal 27 Oktober 2022.

Lalu pada tanggal 28 Oktober 2022, sampel diterima oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK).

Setelah itu sampel dikirim ke kab Bio Farma dan hasil sekuensing tanggal 10 November menyatakan adanya virus polio tipe 2. Akibat terinfeksi virus polio, anak tersebut mengalami pengecilan otot di paha dan betis.

Virus diduga berasal dari lingkungan bermain sang anak. Sebab di belakang rumah penderita, terdapat sarana MCK yang pembuangannya mengarah ke sungai kecil. Anak-anak ini biasa bermain di tempat tersebut.

Bertambah tiga anak

Setelah ditemukan satu kasus, muncul lagi tiga orang anak yang dinyatakan positif virus polio tanpa gejala lumpuh layuh mendadak di wilayah yang sama, yaitu Kabupaten Pidie, Aceh.

Temuan ini berdasarkan hasil pemeriksaan lanjut anak usia di bawah 5 tahun yang tinggal di sekitar kasus polio pada awal November lalu. Pemeriksaan tinja melalui Targeted Healthy Stools Sampling sesuai dengan rekomendasi WHO.

“Dari hasil pemeriksaan terhadap 19 anak, didapati tiga anak positif virus polio,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Muhammad Syahril dalam siaran pers, Jumat (25/11/2022).

Namun, sesuai dengan pedoman WHO, ketiga anak ini tidak dimasukan dalam kriteria kasus karena tidak memenuhi kriteria adanya lumpuh layuh mendadak.

Adanya virus polio pada Feses tinja ketiga anak, menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat penduduk yang masih kurang.

Bahkan, masih ada penduduk yang menerapkan BAB terbuka di sungai. Meskipun tersedia toilet, lubang pembuangan langsung mengalir ke sungai, sementara air sungai dipakai untuk berbagai aktivitas penduduk termasuk tempat bermain anak-anak.

Belum vaksinasi lengkap

Penderita polio di Aceh tersebut belum sekali pun menerima vaksinasi apapun sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak terpenuhi.

Sementara itu, tiga orang anak yang terdeteksi positif virus polio tercatat tidak melengkapi vaksinasi polio, utamanya vaksin inactive polio vaccine/IPV.

Sebanyak 2 orang anak di antaranya baru mendapat Oral Polio Vaccine/OPV. Sedangkan 1 orang sisanya tidak pernah mendapat vaksinasi polio hingga saat ini berusia 5 tahun.

Adapun vaksinasi polio dinyatakan lengkap bila sudah mendapat vaksin OPV/vaksin tetes 4 dosis dan vaksin IPV/vaksin suntik 1 dosis.

"Tiga anak ini yang terdeteksi virus, dua anak (usia) 1 tahun 11 bulan status vaksinasinya sudah lengkap. OPV tapi belum IPV. Anak usia 5 tahun status vaksin tidak lengkap," kata Ketua Tim Kerja Imunisasi WUS, Surveilans PD3I dan KIPI, Direktorat Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, Endang Budi Hastuti.

Vaksinasi polio menurun

Tingkat IDL menurun sejak dua tahun terakhir akibat pandemi Covid-19.

Berdasarkan survei cepat yang dilakukan Kemenkes kepada 30 rumah tangga, sebanyak 30 anak dari 25 rumah tangga tidak mendapat vaksinasi IPV untuk polio. Cakupan imunisasi bOVP pun masih rendah.

Ketika ditanya, ada beberapa alasan para orang tua tidak melakukan vaksinasi polio. Selain karena takut, banyak pula yang belum paham pentingnya vaksinasi polio untuk anak-anak.

"Ada juga karena adat di sana suaminya enggak mau kasih sebelum turun tanah atau (anak tersebut bisa) jalan, enggak boleh. Ada masalah keyakinan yang mengasuh juga belum paham tentang vaksinasi dan imunisasi," ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu dalam konferensi pers 19 November.

Cakupan vaksinasi polio di Aceh lebih parah lagi. Dalam 4 tahun terakhir atau tepatnya pada 2019-2022, cakupannya menurun. Banyak orang tua yang tidak mau anaknya mendapat vaksinasi polio karena takut kena Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Penurunan akselerasi vaksin itu terjadi untuk vaksin oral polio vaccine/OPV dosis 1-4 dan inactive polio vaccine/IPV.

Khusus OPV, terjadi kecenderungan makin banyak daerah yang menurun atau berada dalam kategori merah dari tahun ke tahun. Sedangkan vaksinasi IPV tidak jalan hampir di semua daerah.

Cakupan imunisasi di Aceh juga menurun dalam 10 tahun terakhir, atau tepatnya sejak tahun 2013. Kendati begitu, sudah ada kenaikan imunisasi di tahun 2022 karena peran bupati dan ketua penggerak PKK.

"Ini empat tahun terakhir dan kalau kita potret sejak 2013 kecenderungannya turun. Di 2022 kecenderungan mudah-mudahan mulai naik. Peran Bupati mulai ada tanda-tanda untuk naik," beber Maxi.

30 provinsi masuk kriteria berisiko

Ada 30 provinsi dan 415 kabupaten/kota di Indonesia masuk kriteria berisiko tinggi (high risk) terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio karena rendahnya vaksinasi.

Berdasarkan data Kemenkes, di level nasional terjadi penurunan cakupan vaksin polio, baik OPV maupun IPV sejak 2 tahun terakhir.

Pada tahun 2020, cakupan vaksinasi OPV mencapai 86,8 persen, kemudian menurun pada tahun 2021 menjadi 80,2 persen. Maxi tidak memungkiri, banyak daerah dengan cakupan vaksinasi yang kurang dari 50 persen sejak tahun 2020.

Sementara itu, vaksinasi IPV di tahun 2020 sebesar 37,7 persen, kemudian naik tipis di tahun 2021 hingga 66,2 persen. Di tahun-tahun ini pula, banyak daerah dengan cakupan vaksinasi rendah termasuk Aceh.

Gelar vaksinasi massal

Munculnya satu kasus polio akhirnya membuat geger dan membuat Kemenkes menggelar vaksinasi polio massal di Kabupaten Pidie. Vaksinasi massal ini sudah dimulai sejak 28 November dan masih berlangsung hingga awal tahun 2023.

Vaksinasi massal di Kabupaten Pidie ini masuk dalam program Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Vaksin yang digunakan untuk imunisasi polio massal di Aceh adalah Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2) yang sejauh ini tidak ada laporan reaksi serius pasca imunisasi.

Vaksin jenis ini hanya digunakan pada pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) di Aceh dalam rangka penanggulangan KLB Polio tipe 2.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan, Prima Yosephine vaksinasi massal dilakukan dalam dua putaran.

Sub PIN putaran pertama dilaksanakan di Kabupaten Pidie mulai 28 November 2022. Lalu, vaksinasi diperluas seminggu setelahnya di Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie Jaya, Bireun, Aceh Utara dan Kota Sabang pada 5 Desember.

Sedangkan untuk kabupaten/kota lain di Provinsi Aceh sudah dimulai pada 12 Desember 2022.

Kemudian, vaksinasi massal polio ini dilanjutkan dengan sub PIN kedua. Sub PIN putaran kedua akan dimulai pada minggu ke-4 Januari 2023 meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.

"Jadi dengan adanya kasus di awal November, maka sesuai rekomendasi ITAGI, kita harus segera lakukan penanggulangan dengan imunisasi massal yang akan diselenggarakan di kabupaten/kota seluruh Aceh," jelas Prima.

Khusus di Kabupaten Pidie, pemerintah menargetkan 95.603 anak berusia 0-12 tahun mendapat vaksinasi massal.

Akselerasi vaksin polio di seluruh kabupaten/kota di Aceh ini ditargetkan menyasar 95 persen atau 1.217.939 anak Aceh berusia 0-12 tahun di 21 kabupaten/kota.

Bukan cuma anak-anak, vaksin tersebut menyasar para bayi di Aceh. Imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan juga diakselerasi untuk mencegah adanya KLB polio.

Sempat ada penolakan

Digelarnya vaksinasi massal juga tak serta-merta mudah dilakukan. Berdasarkan keterangan Kepala Dinas Kabupaten Pidie Aceh, Arika Husnayanti, ada penolakan dari masyarakat saat dilakukan imunisasi polio massal di Aceh sejak tanggal 28 November 2022.

Penolakan itu datang dari sekolah-sekolah.

"Ada penolakan 15 persen, rata-rata di sekolah untuk penolakan dilakukan vaksinasi," kata Arika dalam konferensi pers secara daring, Selasa (29/11/2022).

Melihat penolakan itu, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan setempat. Hal ini bertujuan untuk meyakinkan para guru bahwa vaksinasi OPV dan IPV aman dan mencegah anak-anak tertular virus polio.

Jangan khawatir

Mengingat vaksinasi massal masih berlangsung, Prima mengimbau masyarakat tidak khawatir untuk mengakses vaksinasi polio.

Pasalnya, Kementerian Kesehatan sudah memiliki sistem pelaporan KIPI yang langsung bisa ditangani ketika ada laporan masuk. Laporan ini akan diselidiki dan dianalisa.

Ada baiknya, warga segera melapor jika terdapat beberapa gejala yang muncul pasca imunisasi polio.

"Kalau ada keluhan jangan didiamkan anaknya, tapi langsung dilaporkan. Tapi sejauh ini nOPV2 cukup aman belum ada laporan yang menyatakan adanya reaksi yang serius untuk pelaksanaan vaksinasi," ujar Prima.

Sejauh ini, KIPI belum ditemukan. Dinas Kesehatan Aceh juga sudah menerjunkan tim KIPI di titik-titik vaksinasi. Bila terjadi, semua KIPI yang terjadi bakal terlebih dahulu ditangani di kabupaten/kota setempat, sebelum dilarikan ke provinsi.

Dinkes setempat telah menunjuk beberapa rumah sakit pemerintah di kabupaten/kota atau yang terdekat untuk melakukan penanganan cepat jika ditemukan adanya KIPI. Bebannya akan menjadi beban pemerintah provinsi.

https://nasional.kompas.com/read/2022/12/24/16001661/kaleidoskop-2022-kasus-polio-muncul-lagi-di-indonesia-pasca-eradikasi-tahun

Terkini Lainnya

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Berjasa dalam Kemitraan Indonesia-Korsel, Menko Airlangga Raih Gelar Doktor Honoris Causa dari GNU

Nasional
Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nadiem Ingin Datangi Kampus Sebelum Revisi Aturan yang Bikin UKT Mahal

Nasional
Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Saksi Kemenhub Sebut Pembatasan Kendaraan di Tol MBZ Tak Terkait Kualitas Konstruksi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke