Persentase ini mengalami peningkatan dari pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2022 berada pada angka 5,2 persen secara tahunan (year on year).
"Di tahun 2023, forecast-nya di angka 5,3 persen sesuai APBN. Berbagai lembaga dunia baik itu OECD, IMF, World Bank, ADB, itu memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kita antara 4,7 sampai 5,1 persen di tahun depan," ujar Airlangga dalam keterangannya di Kantor Presiden selepas mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo, Selasa (6/12/2022).
Airlangga juga menjelaskan bahwa inflasi diperkirakan terkendali hingga akhir tahun ini setelah sebelumnya berada pada angka 5,9 persen, 5,72 persen, dan 5,42 persen.
Hingga akhir 2022, Airlangga memperkirakan angka inflasi berada pada kisaran 5,34-5,5 persen.
Terkait ketahanan energi, Airlangga menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan agar tahun depan dibuatkan mekanisme perencanaan implementasi B35 atau biodiesel 35 persen.
Dengan implementasi B35 tersebut diharapkan akan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar minyak.
Dari segi pangan, Presiden Jokowi meminta agar cadangan pangan nasional diperhatikan dan ditingkatkan untuk berbagai komoditas. Baik itu beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai, daging sapi, ayam ras, telur, gula konsumsi, minyak goreng, dan juga cabai rawit.
Pemerintah juga akan menyiapkan mekanisme pembiayaan bagi Bulog maupun RSI atau ID Food melalui Kementerian Keuangan.
Selanjutnya, terkait investasi, Presiden Jokowi meminta jajarannya agar mempercepat izin-izin investasi.
Menurut Airlangga, pemerintah saat ini telah memiliki potensi investasi yang besar hingga mendekati 30 miliar dollar AS.
"Bapak Presiden menginginkan agar perizinan terkait perizinan industri, perizinan konstruksi, perizinan amdal, itu diberikan dalam waktu yang relatif singkat," ujar Airlangga.
https://nasional.kompas.com/read/2022/12/07/10295511/airlangga-sebut-ekonomi-nasional-diperkirakan-tumbuh-53-persen-pada-2023