Namun, PKS berpandangan Presidedn Jokowi perlu membarengi pernyataannya dengan langkah nyata.
"Bagi kami, kuncinya adalah ketegasan dan sikap adil. Hal ini penting sebagai wujud political will dari beliau sebagai pemimpin negara," kata Nabil dalam keterangannya, Rabu (23/11/2022).
Nabil mengatakan, jika hanya sebatas seruan, tentu pernyataan Jokowi tidak akan bermakna.
Ia kemudian menilai bahwa masalah politik identitas sama halnya dengan politisasi agama dan polarisasi sosial yang berasal dari banyak pihak.
"Maka, minimnya sikap tegas dan terlihat tebang pilihnya pihak Istana akan memicu reaksi serta melanggengkan politik identitas dan politisasi agama tersebut," ujar Nabil.
Di sisi lain, PKS tetap mengapresiasi pesan Jokowi kepada capres-cawapres tersebut.
Menurut Nabil, dari pernyataan itu, Jokowi sedang menjalankan peran sebagai kepala negara untuk memberikan panduan kenegaraan.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan agar para capres-cawapres tidak menggunakan politik identitas dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Jokowi menegaskan bahwa politik identitas sangat berbahaya bagi Indonesia. Sehingga, politisasi agama serta SARA sebaiknya dihindari.
"Sangat berbahaya bagi negara sebesar Indonesia yang sangat beragam," katanya lagi.
Jokowi juga meminta agar perdebatan yang kelak dilakukan capres dan cawapres merupakan perdebatan ide dan gagasan dalam membangun bangsa, bukan perdebatan yang justru membuat situasi politik panas.
"Inilah yang sekali lagi saya ingatkan kepada para capres dan cawapres, untuk membawa suasana politik kita menuju 2024 itu betul-betul paling banter anget dikit, syukur bisa adem," kata Jokowi.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/24/05210011/soal-politik-identitas-pks-minta-jokowi-tak-hanya-beri-imbauan-tapi-bersikap