JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan kasus gagal ginjal akut yang menimpa ratusan anak di Indonesia kini sudah terkendali.
Budi menyebut kematian akibat penyakit gagal ginjal akut sudah sangat menurun.
"Dan juga sudah sangat menurun kematiannya. Jadi kalau saya lihat yang ini sudah terkendali," ujar Budi saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2022).
Budi memaparkan, sudah tidak ada lagi kasus gagal ginjal akut sejak 1 November 2022.
Padahal, sebelumnya, biasanya kasus gagal ginjal akut mingguan bisa mencapai 50-60 kasus.
"Jadi gagal ginjal sekarang sejak kita stop dulu pemberian resep di RS dan juga penjualan di apotek itu turun drastis sekali," tuturnya.
Lebih jauh, Budi mengatakan sudah tidak ada lagi pasien baru yang masuk ke rumah sakit akibat gagal ginjal akut.
Sehingga, pemerintah merasa sangat yakin bahwa kasus gagal ginjal akut ini benar-benar sudah berhasil dikendalikan.
"Kita sekarang tinggal jaga yang ada di perawatan. Di perawatan kalau enggak salah ada masih ada 25, itu yang dirawat," imbuh Budi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan, kasus gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) hingga 6 November 2022 mencapai 324 kasus.
Juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menyebutkan, tidak ada penambahan kasus baru dalam tiga hari terakhir.
Sementara itu, jumlah orang yang meninggal mencapai 195 orang.
"Datanya adalah data 6 November tadi malam. Saat ini, jumlahnya 324 kasus, 27 orang dirawat, yang meninggal 195 orang, dan yang sembuh 102 orang," kata Syahril dalam konferensi pers update gagal ginjal akut secara daring, Senin (7/11/2022).
Syahril mengungkapkan, kasus tersebut tersebar di 28 provinsi.
Kasus disebut mulai meningkat pada Agustus 2022, meski kasus gagal ginjal akut ini sudah ada sejak Januari 2022.
"Jadi sangat bersyukur kita tanggal 6 November itu tidak ada kasus terlaporkan baik kasus baru maupun kasus yang lama," ujar Syahril.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pihaknya terus meneliti penyebab gagal ginjal akut bersama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga ahli toksikologi.
Dugaan penyebab yang paling besar adalah keracunan (intoksikasi) etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang ada pada obat sirup.
"Kita lakukan penelitian terus-menerus untuk menyingkirkan atau mencari penyebab gangguan ginjal akut. Jadi, kita mulai memeriksa beberapa hal, kemudian menyingkirkan dehidrasi, pendarahan, dan penyakit lain," katanya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/07/20170931/menkes-klaim-gagal-ginjal-akut-sudah-terkendali-jumlah-kematian-turun