Salin Artikel

Kemenkes: Kasus Kematian Gagal Ginjal Akut Tertinggi Berada di Stadium 3

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, kematian tertinggi kasus gagal ginjal akut (acute kidney injury/AKI) terjadi pada pasien dengan kategori stadium 3.

Adapun stadium 3 adalah kategori parah. Terdapat tiga stadium dalam kasus gagal ginjal akut, yaitu stadium 1, stadium 2, dan stadium 3.

"Kalau dilihat data ini, memang kematian ini tertinggi karena di stadium 3," kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers update kasus gagal ginjal akut secara daring, Senin (7/11/2022).

Berdasarkan data yang dipaparkan Syahril, mayoritas atau 58 persen kasus berada pada stadium 3.

Jumlah pasien yang masuk dalam kategori stadium 3 mencapai 190 orang, stadium 2 sebanyak 25 orang, stadium 1 sebanyak 26 orang, dan 82 orang lainnya belum diketahui.

Sejauh ini, total kasus gagal ginjal akut mencapai 324 orang, dengan rincian 59 persen atau 195 orang meninggal, 102 orang sembuh, dan 27 orang lainnya masih dirawat.

"Jadi gagal ginjal ada 3 stadium. Memang bisa stadium 3 bisa kita obati apabila belum menjadi stadium yang sangat berat. Tapi kalau (stadium) 1, (stadium) 2, semua Insya Allah bisa diselamatkan," ucap dia.

Lebih lanjut ia menuturkan, pihaknya terus meneliti penyebab gagal ginjal akut bersama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) hingga ahli toksikologi.

Dugaan penyebab yang paling besar yaitu keracunan (intoksikasi) etilen glikol dan dietilen glikol yang ada pada obat sirup.

"Kita lakukan penelitian terus-menerus marathon untuk menyingkirkan atau mencari penyebab gangguan ginjal akut. Jadi kita mulai memeriksa beberapa hal, kemudian menyingkirkan dehidrasi, pendarahan, dan penyakit lain," ucap dia.

Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, penyebab pasti gagal ginjal akut bakal diumumkan dalam waktu dekat.

Saat ini, tim peneliti masih terus mengkaji beragam jenis dugaan penyebab. Penelitian dipimpin oleh ahli epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan.

"Untuk lengkapnya, kita sekarang sedang jalan, di pimpin oleh Prof Iwan Ariawan dari FKM UI. Kita harap 2-4 minggu ke depan, itu bisa selesai," kata Budi saat media visit ke Menara Kompas, Jakarta, Jumat (4/11/2022).

Kini, tim peneliti menemukan 5 penyebab gagal ginjal akut pada anak.

Satu dari lima penyebab AKI masuk dalam kategori tidak bisa dikontrol, yaitu kelainan genetik atau penyakit bawaan. Dua lainnya mampu dipantau oleh orang tua, yaitu kehilangan darah dalam jumlah besar, dan dehidrasi luar biasa.

Adapun dua lainnya menjadi yang paling mungkin, yaitu infeksi bakteri, virus, atau parasit, dan intoksikasi (keracunan). Namun saat melakukan tes patologi untuk mencari infeksi tersebut, pihaknya tidak menemukan jenis bakteri yang mendominasi pasien.

Oleh karena itu, penyebab terbesar dan yang paling membuatnya yakin adalah karena intoksikasi (keracunan) dari obat sirup yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) maupun EG dan DEG murni.

"Ahli-ahli menyampaikan ada 5 penyebab AKI. (80 persen karena obat), persentasenya itu belum pasti. Tapi yang kita lihat faktanya begitu, kita larang obat langsung turun drastis," tuturnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/07/16420361/kemenkes-kasus-kematian-gagal-ginjal-akut-tertinggi-berada-di-stadium-3

Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke