Salin Artikel

Benci Roman dan Kinerja Nol Anies Baswedan

Seperti pilihan politik golput, yang dipahami secara politik, memilih atau tidak memilih adalah juga bagian dari pilihan politik. Semua dapat dipolitisasi sesuai kebutuhan.

Namun, menarik mencermati pernyataan Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono yang menyebut bahwa pihaknya sudah mengumpulkan catatan kepemimpinan Anies Baswedan selama lima tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta.

Menurut dia, PDIP melihat dari pencapaian RPJMD 2017-2022, banyak program yang tidak jelas wujudnya, sehingga pihaknya memberikan penilaian nol dari berbagai kinerja yang telah dilakukan Anies selama menjabat gubernur.

Tentu saja kita bisa maklum dalam konteksnya politik, terlepas dari baik dan buruk, jika telah berlawanan arus politik, maka bisa saja terjadi “fenomena benci roman”.

Ini menegasi kata orang bijak politik bahwa memang prinsip Machiavelli harus dimainkan dalam setiap perkara politik agar terlihat garang, padahal rapuh.

Tak ada teman apalagi sahabat dalam politik, sekalipun mereka berkuda bersama, makan nasi goreng bersama, atau berintim politik di kereta api. Semuanya adalah bagian dari pencitraan politik, kamuflase dari apa yang dibahasakan secara halus sebagai konsolidasi, koalisi.

Dalam politik, ternyata “politik dagang” juga menjadi item menarik—terutama dagang sapi. Entah mengapa harus sapi sebagai pilihannya.

Barangkali karena proses tawar-menawarnya. Apalagi Politik Dagang Sapi dapat dipahami sebagai bentuk pemufakatan politik di antara partai, bisa juga dilakukan oleh sebuah partai dengan pihak-pihak tertentu melakukan tawar-menawar atau konsensi-konsensi lainnya untuk memenuhi keinginan masing-masing pihak yang terlibat di dalamnya.

Karena jelas yang bermain dalam proses politik dengan segala dinamikanya semuanya asli manusia yang cerdas-cerdas pula, bukan kumpulan sapi.

Mengapa harus nol?

Apakah dalam politik tak mengenal politik etis yang menghargai kinerja rival sebagai prestasi?

Bagaimanapun hampir setiap pemain politik akan bermain aman sejak 100 hari pertama kinerjanya. Setidaknya jika ia punya 100 program, 10 persen saja sudah digolkan adalah tetap saja sebuah prestasi.

Sekalipun prestasinya adalah semacam seremoni dari perayaan atau bangunan artifisial, tapi setidaknya mengubah wajah dan landskap Jakarta menjadi sedikit manis atau justru terlalu manis. Sehingga sulit untuk mengungkap pujian karena soal rivalitas itu.

Dan bahwa kita semua meng-amini, “sebagian” pencapaian jika bisa disebut sebagai prestasi Anies atau siapapun yang menjadi pengganti gubernur yang lama, adalah bagian dari kesinambungan kerja-kerja pembangunan pendahulunya.

Ada proyek yang baru bisa selesai dalam kontrak multiyears, ada yang bisa selesai dalam sekejap seperti kerjaan Sangkuriang membangun Tangkuban Perahu, tapi itu musykil.

Jika Anies hanya sebagai pelanjut pembangunan karena tanggungjawab yang telah disematkan publik dalam sebuah elektoral, maka menjadi kewajibannya melanjutkan pembangunan yang tersisa, tertunda atau tak pernah terealisasi untuk dilanjutkan, diwujudkan atau diulang kaji mengikut perubahan sikon.

Padahal kritik nol itu adalah bagian dari kritik atas diri sendiri dari partai lain yang sebelumnya menjadi pengusung jawaranya—dalam hal ini Jokowi yang sebelumnya adalah Gubernur Jakarta yang tidak lain diusung oleh partainya Gembong Warsono.

Politik santun

Ada baiknya untuk berusaha bersikap bijak sebagai politisi, untuk mau berendah hati mengakui apa yang telah diupayakan oleh orang lain sekalipun dalam konteks rivalitas.

Bagaimanapun pencapaian pembangunan Jakarta adalah demi publik. Sekecil apapun hasilnya tetap saja sebuah hasil bukan preseden atau keburukan. Kecuali jika “prestasinya” adalah kejahatan semuanya.

Tentu saja kita berharap, setelah Anies, para pelanjutnya akan melengkapi kerja-kerja yang kurang, tertinggal, belum selesai atau harus dikaji ulang untuk kebaikan semuanya.

Jakarta adalah Indonesia mini, segala persoalan politiknya pun telah menjadi ajang gladi resik bagi pertarungan para parpol sebelum bisa masuk ke pilpres—termasuk 2024 yang akan begitu hot!

Jadi kita maklum pastilah panas kompor gas Pilpres 2024 yang menjadi pemicu makin panasnya persaingan menuju kursi 2024.

Apalagi PDIP-nya Gembong Warsono sedang ngotot mengincar kursi RI 1, sedangkan rivalitas utamanya tidak lain adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang belum lama ini dinobatkan oleh Nasdem secara resmi sebagai calon kuatnya.

Ayolah, berusaha berkokok lebih keras, asah taji intelegensianya.

Saya tidak tahu apakah di akhir tulisan ini, saya masih netral atau ada tendensi mengarah ke satu titik pilihan politik tertentu. Anggaplah itu pilihan politik semu.

Namun itulah realitas yang mestinya harus disikapi dengan bijak secara politik. Jika sebenarnya kita yakin suara kriris kita bertendesi sesuatu, akan lebih baik jika diam atau berpolitiklah santun dan bijak.

Itu akan bisa mendulang elektabilitas, bukan menjatuhkan marwah sendiri.

Waspadalah rakyat makin cerdas—sekalipun tengah begitu rapuh setelah hantaman pandemi dan transisi ekonomi setelahnya, apalagi jika benar resesi 2023 akan menghantui kita.

Keep Clean Government, tetaplah damai, jaga demokrasi prosedural sebagai patron politik kita.

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/04/09445691/benci-roman-dan-kinerja-nol-anies-baswedan

Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Eks Hakim Kritik DPR karena Ancam MK Jelang Putusan Sistem Pemilu

Eks Hakim Kritik DPR karena Ancam MK Jelang Putusan Sistem Pemilu

Nasional
Sakit, 2 Jemaah Haji Kloter Pertama Tidak Diberangkatkan ke Makkah

Sakit, 2 Jemaah Haji Kloter Pertama Tidak Diberangkatkan ke Makkah

Nasional
PDI-P: 1.375 Organisasi Daftar Jadi Relawan Ganjar

PDI-P: 1.375 Organisasi Daftar Jadi Relawan Ganjar

Nasional
Banyak Korban Perdagangan Orang Meninggal Saat Jadi TKI, Migrant Care Ungkap Penyebabnya

Banyak Korban Perdagangan Orang Meninggal Saat Jadi TKI, Migrant Care Ungkap Penyebabnya

Nasional
KPU Yakin Putusan MK soal Sistem Pemilu Tak Ganggu Tahapan Berjalan

KPU Yakin Putusan MK soal Sistem Pemilu Tak Ganggu Tahapan Berjalan

Nasional
1.897 Jemaah Haji Bergeser dari Madinah ke Makkah

1.897 Jemaah Haji Bergeser dari Madinah ke Makkah

Nasional
Eks Hakim: MK Harus Punya Alasan Mendasar jika Ubah Sistem Pemilu

Eks Hakim: MK Harus Punya Alasan Mendasar jika Ubah Sistem Pemilu

Nasional
Relawan Buruh Sahabat Jokowi Pimpinan Andi Gani Akan Berubah Jadi Relawan Ganjar

Relawan Buruh Sahabat Jokowi Pimpinan Andi Gani Akan Berubah Jadi Relawan Ganjar

Nasional
KRI Bung Karno-369 Jadi Kapal Korvet Pertama Pabrikan Lokal

KRI Bung Karno-369 Jadi Kapal Korvet Pertama Pabrikan Lokal

Nasional
Cerita Ganjar soal Ponselnya yang Eror Setelah Ia Diumumkan sebagai Capres PDI-P

Cerita Ganjar soal Ponselnya yang Eror Setelah Ia Diumumkan sebagai Capres PDI-P

Nasional
Argumen KPK Tolak Diperiksa Ombudsman Dinilai Keliru

Argumen KPK Tolak Diperiksa Ombudsman Dinilai Keliru

Nasional
Kemenaker dan Stakeholders Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Kemenaker dan Stakeholders Deklarasikan Komitmen Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Tempat Kerja

Nasional
Sebulan Tak Bisa Akses Data Pencalegan, Bawaslu Siap Laporkan KPU ke DKPP

Sebulan Tak Bisa Akses Data Pencalegan, Bawaslu Siap Laporkan KPU ke DKPP

Nasional
Ganjar Cerita soal Disabilitas dari Pangandaran yang Datang ke Rumahnya di Semarang dengan Sepeda Motor

Ganjar Cerita soal Disabilitas dari Pangandaran yang Datang ke Rumahnya di Semarang dengan Sepeda Motor

Nasional
Megawati Ingin Indonesia Perbanyak Alutsista Maritim Pabrikan Lokal

Megawati Ingin Indonesia Perbanyak Alutsista Maritim Pabrikan Lokal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke