Sebanyak enam dari 42 Rafale pesanan Indonesia diprediksi akan tiba di Tanah Air pada akhir 2026.
“Jadi nanti pada waktunya kurang lebih tiga tahun ke depan, TNI Angkatan Udara siap mengoperasikan pesawat tersebut,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Indan Gilang Buldansyah di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (29/9/2022) sore.
Indan mengungkapkan, saat ini TNI AU juga mulai menyiapkan calon penerbang dan tim teknisi pemeliharaan jet Rafale.
Pelatihan bagi calon penerbang dan tim teknisi pemeliharaan Rafale tersebut sudah masuk dalam perencanaan TNI AU ke depan.
“TNI Angkatan Udara sudah merencanakan pengoperasian baik dari sisi penerbang kita sudah merencanakan penerbangnya, kemudian teknisi yang akan memelihara, itu juga sudah disiapkan,” kata Indan.
Diketahui, kontrak pembelian enam jet Rafale telah aktif sejak 9 September 2022.
Kontrak tersebut dinyatakan efektif setelah Indonesia membayar cicilan pertama.
Juru Bicara Menteri Pertahanan, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, setelah membayar cicilan pertama, Indonesia kini tinggal menanti selesainya produksi enam Rafale untuk siap dipakai.
“Kita tinggal menunggu produksi Rafale selesai,” ujar Dahnil, Rabu (21/9/2022).
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) sebelumnya telah meneken kontrak pengadaan 42 Rafale dengan Dassault Aviation, produsen Rafale yang merupakan perusahaan penerbangan Perancis.
Penandatanganan kontrak berlangsung di Kantor Kemenhan, Jakarta, pada 10 Februari 2022.
Momen penandatanganan juga disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dan Menhan Perancis Florence Farly.
Sebagai langkah awal, Indonesia mengakuisisi enam unit lebih dulu untuk mendatangkan 42 Rafale secara keseluruhan.
Usai menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut, Prabowo menyampaikan bahwa 36 Rafale lainnya akan didatangkan Indonesia dalam waktu dekat.
"Akan disusul dalam waktu dekat dengan kontrak untuk 36 pesawat lagi dengan dukungan latihan persenjataan dan simulator-simulator yang dibutuhkan," ujar Prabowo.
Misalnya, interdiction (larangan), aerial reconnaissance (pengintaian udara), ground support (dukungan darat), anti-ship strike (serangan antikapal) dan nuclear deterrence mission (misi pencegahan nuklir).??
Pesawat yang muncul pertama kali pada 2001 itu hingga kini sudah digunakan oleh enam negara di luar Perancis. Antara lain, Qatar, Yunani, India, Uni Emirat Arab, Kroasia, dan Mesir.
https://nasional.kompas.com/read/2022/09/30/11343671/tni-au-siap-operasikan-jet-tempur-rafale-buatan-perancis