Salin Artikel

Effendi Simbolon yang Minta Maaf soal TNI "Gerombolan" Punya Harta Kekayaan Rp 151 Miliar

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDI-P Effendi Simbolon menjadi sorotan setelah pernyataannya dikritik oleh kalangan TNI.

Penyebabnya adalah dia melontarkan pernyataan kontroversial dengan menyebut TNI sebagai 'gerombolan lebih-lebih organisasi masyarakat (ormas)'.

Hal itu terjadi dalam rapat pembahasan anggaran antara Komisi I, Kementerian Pertahanan (Kemenhan), dan TNI, di Kompleks DPR, Jakarta Pusat, Senin (5/9/2022).

Awalnya, Effendi mengaku geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI, terutama hubungan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman.

Effendi juga menyoroti soal ketikhadiran Dudung dalam rapat.

Padahal, Andika, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo memenuhi panggilan Komisi I.

Effendi pun mempertanyakan apa yang sedang terjadi di tubuh TNI.

"Semua ini kita hadir di sini untuk mendapatkan penjelasan dari Panglima TNI, dari KSAD, bukan dari Wakasad. Dan dari Menhan, dalam kaitannya ada apa yang terjadi di tubuh TNI ini?" ujar Effendi saat itu di ruang rapat Komisi I DPR.

Effendi mengatakan, selepas rapat pembahasan anggaran, perlu dilakukan rapat khusus yang menghadirkan semua petinggi TNI, termasuk Dudung. Dia menyarankan agar rapat dengan Panglima TNI, KSAD, KSAL, dan KSAU itu digelar malam ini.

"Kami banyak sekali temuan-temuan ini, disharmoni, ketidakpatuhan, ini TNI kayak gerombolan ini, lebih-lebih ormas jadinya, tidak ada kepatuhan," ujar dia.

Harta kekayaan Effendi Simbolon

Effendi bukan orang baru di lingkungan DPR. Dia sudah menjadi anggota DPR sejak 2004 silam dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Dia juga rutin melaporkan harta kekayaannya sebagai anggota DPR.

Menurut laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) pada 31 Desember 2021, jumlah harta Effendi tercatat mencapai Rp 151.829.962.798.

Dia tercatat mempunyai 9 aset berupa tanah serta bangunan di beberapa lokasi dengan nilai Rp 133.600.000.000.

Berikut ini daftar aset berupa tanah serta bangunan milik Effendi:

1. Tanah seluas 166000 meter persegi di Kabupaten Tapanuli Utara senilai Rp 21.700.000.000.

2. Tanah seluas 12286 meter persegi di Kabupaten Tapanuli Utara senilai Rp 4.400.000.000.

3. Tanah seluas 76360 meter persegi di Kabupaten Humbang Hasundutan senilai Rp 16.500.000.000.

4. Bangunan seluas 180 meter persegi di Kota Jakarta Selatan senilai Rp 10.500.000.000.

5. Tanah seluas 1025 meter persegi di Kota Jakarta Selatan Rp 4.250.000.000.

6. Tanah dan bangunan seluas 510 meter persegi/510 meter persegi di Kota Jakarta Selatan senilai Rp 21.100.000.000.

7. Tanah dan bangunan seluas 949 meter persegi/949 meter persegi di Kota Jakarta Selatan senilai Rp 12.850.000.000.

8. Tanah dan bangunan seluas 204 meter persegi/600 meter persegi di Kota Jakarta Pusat senilai Rp 14.500.000.000.

9. Tanah seluas 2651 meter persegi di Kota Jakarta Selatan senilai Rp 27.800.000.000.

Effendi juga tercatat mempunyai 8 mobil senilai Rp 3.055.000.000. Jenis mobil kepunyaan Effendi adalah sebagai berikut:

1. Daihatsu Feroza tahun 1995 (Rp 25.000.000).

2. Toyota Alphard tahun 2016 (Rp 650.000.000).

3. Jeep Rubicon tahun 2011 (Rp 500.000.000)

4. Jeep CJ7 tahun 1980 (Rp 100.000.000)

5. BMW 520I tahun 1995 (Rp 30.000.000).

6. Hyundai H1 Royal tahun 2019 (Rp 600.000.000).

7. Mitsubishi Pajero Sport tahun 2021 (Rp 650.000.000).

8. Mazda 3 tahun 2021 (Rp 500.000.000).

Effendi juga tercatat mempunyai harta bergerak lainnya senilai Rp 900.000.000.

Dia juga mempunyai surat berharga senilai Rp 1.271.364.000, serta simpanan kas dan setara kas senilai Rp 13.003.598.798.

Effendi Simbolon minta maaf

Effendi menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang menyebut TNI sebagai "gerombolan lebih-lebih organisasi masyarakat (ormas)".

"Saya dari lubuk hati yang paling dalam atas apa pun perkataan saya yang menyinggung, yang menyakiti prajurit TNI, dari mulai tamtama, bintara, perwira, sesepuh yang tidak nyaman dengan perkataan yang mungkin tadi sudah ditekankan," ujar Effendi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (14/9/2022).

Selain itu, Effendi juga meminta maaf kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Dudung Abdurachman, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo.

Dia meminta maaf jika para pimpinan TNI turut tidak nyaman dengan perkataannya itu.

(Penulis : Adhyasta Dirgantara | Editor : Diamanty Meiliana)

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/14/16000771/effendi-simbolon-yang-minta-maaf-soal-tni-gerombolan-punya-harta-kekayaan-rp

Terkini Lainnya

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke