Lies mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelitian epidemiologi bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap pasien dan keluarganya. Selain itu, pasien yang dirujuk ke RSCM berasal dari daerah yang berbeda.
"Kita memeriksa saudaranya, orangtua dari anak kecil yang meninggal itu diperiksa ternyata enggak ada, enggak ada hubungannya, enggak ada yang kena hepatitis akut," kata Lies dalam konferensi pers di Gedung Kiara, RSCM, Jakarta Pusat, Selasa (17/5/2022).
Lies mengatakan, hingga saat ini, pihaknya telah merawat 3 dari 18 pasien yang diduga terjangkit hepatitis akut.
Ketiga pasien tersebut di antaranya yaitu 1 berstatus pending klasifikasi, 1 probable, dan 1 discarded/disingkirkan dari diagnosis hepatitis akut.
Dua pasien dirujuk ke RSCM berasal dari Jakarta Timur dan satu pasien berasal dari Jakarta Barat.
"Satu discarded karena sudah diketahui penyebabnya DBD, ketiganya meninggal," ujar dia.
Lies mengatakan, salah satu penyebab pasien meninggal dunia yakni terlambat dirujuk ke RS.
Pasien yang dirujuk ke RSCM, kata dia, sudah mulai mengalami penurunan kesadaran dan kejang.
"Di hari pada saat datang itu hari ke-12 itu sudah dalam keadaan bukan hanya penurunan kesadaran yang terdalam, yang kita sebut koma, tapi juga pasiennya kejang dan datang dengan alat bantu napas," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2022/05/17/16555461/rscm-tak-ada-kontak-erat-dari-hepatitis-akut-di-dki-jakarta