Salin Artikel

PKS Sebut Persepsi Perekonomian Buruk Sebab Pemerintah Anggap Problem Minyak Goreng Sepele

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menilai anggapan masyarakat yang merasa perekonomian nasional saat ini dalam kondisi buruk karena pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak serius persoalan kenaikan harga bahan-bahan pangan, terutama minyak goreng.

"Maka kami ingatkan jangan pernah bermain-main dan tidak serius yang terkait dengan kebutuhan keluarga apalagi kebutuhan pokok. Mafia minyak goreng yang terang benderang ada amat mungkin bisa terjadi di komoditas pokok lainnya. Korbannya tetap pengguna paling akhir yakni kaum ibu dan keluarga," kata Juru Bicara PKS Kurniasih Mufidayati dalam keterangan pers, Senin (16/5/2022).

Kurniasih menyampaikan pernyataan itu menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia yang memperlihatkan mayoritas masyarakat kecewa dengan kondisi perekonomian nasional saat ini.

“Lebih banyak yang mengatakan buruk ketimbang baik,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers, Minggu (15/5/2022) kemarin.

Dalam survei itu dipaparkan, 30,5 persen responden menganggap kondisi perekonomian nasional saat ini buruk, dan ada 6,3 persen responden yang bahkan menyatakan sangat buruk. Dengan begitu, terdapat 36,8 persen publik yang menaruh penilaian kondisi perekonomian nasional buruk atau sangat buruk.

Sedangkan yang menganggap kondisi perekonomian nasional saat ini sangat baik sebanyak 1, 7 persen. Lalu tercatat ada 28,6 persen responden menganggap kondisi perekonomian nasional baik, dan 31,4 persen responden yang menilai kondisi perekonomian dalam situasi sedang.

Adapun survei dilakukan menggunakan kontak telepon kepada 1.228 responden yang berlangsung pada 5-10 Mei 2022. Dalam survei ini, margin of error diperkirakan kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Kurniasih mengatakan, kenaikan harga-harga kebutuhan pokok yang mulai terjadi sejak akhir 2021 hingga Lebaran 2022 membuat masyarakat resah dan memicu kekesalan.

Menurut Kurniasih, pemerintah seharusnya tidak meremehkan kaum ibu rumah tangga hanya sebagai objek kebijakan yang dianggap tidak berdaya. Selain itu, lanjut dia, bila para ibu rumah tangga bergerak karena tekanan kenaikan harga-harga bahan pokok, maka itu pertanda kebijakan pemerintah tidak tepat sasaran.

"Rendahnya kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo hingga titik paling rendah dalam enam tahun terakhir adalah cerminan ketidakpuasan kaum ibu dan keluarga karena kecewa yang dengan penanganan melonjaknya harga-harga pokok terutama minyak goreng," ujar anggota Komisi IX DPR RI itu.

Kurniasih meminta pemerintahan Jokowi serius membenahi lonjakan harga dan kelangkaan kebutuhan pokok dibandingkan mengutamakan hasrat politik untuk menjabat sampai tiga periode. Menurut dia akan menjadi ironi jika ternyata masyarakat tidak puas atas penanganan melonjaknya harga kebutuhan pokok, tetapi para elite politik memaksakan wacana perpanjangan masa jabatan hingga tiga periode.

"Sisa dua tahun masa jabatan digunakan semaksimal mungkin untuk memastikan rakyat tidak kelaparan, tidak bertaruh nyawa saat terpaksa antre minyak goreng. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan utama dibanding menggalang kekuatan politik demi klaim perpanjangan masa jabatan," ucap Kurniasih.

(Penulis : Achmad Nasrudin Yahya | Editor : Bagus Santosa)

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/16/16391601/pks-sebut-persepsi-perekonomian-buruk-sebab-pemerintah-anggap-problem-minyak

Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke