Salin Artikel

Evaluasi Angkutan Lebaran 2022

Mudik Idul Fitri via jalan raya mengapa spesial?

Sudah sekitar dua tahun mudik tidak mungkin dilakukan karena pandemi Covid 19. Walaupun ada moda lain, seperti udara, laut dan kereta api, tapi moda jalan raya (mobil, sepeda motor, bus) dianggap paling ringan dari sudut pandang persyaratan perjalanan terkait Covid 19.

Lebih lanjut, mobil dan sepeda motor pribadi dipandang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan bus dalam hal akses langsung door to door, baik untuk perjalanan antarkota maupun perjalanan di kota/desa tujuan.

Ini menunjukan bahwa kinerja angkutan umum antarwilayah, angkutan perkotaaan dan angkutan pedesaan Indonesia masih jauh dari sempurna.

Mengapa mudik via jalan raya macet?

Fenomena tol trans Jawa yang viral di kalangan masyarakat luas, menyebabkan hampir seluruh pemudik ingin mencoba jalan tol tersebut.

Rest Area (RA) jalan tol lebih mirip Recreation Area. Ukurannya luar biasa besar dan melayani berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan yang tidak primer.

Padahal yang sangat dibutuhkan hanyalah toilet dan tempat pertukaran pengemudi agar yang bertugas mengemudi adalah yang masih bugar.

Pengguna jalan yang gagal masuk RA karena sudah penuh, lantas berhenti di sembarang tempat untuk istirahat dan buang air kecil.

Beberapa di antara kendaraan tersebut menutupi bahu jalan sebelum, di sekitar dan sesudah RA. Otomatis lebar efektif ruas jalan tol di sekitar RA berkurang drastis.

Pengguna jalan ada yang mogok di bahu jalan karena kehabisan bahan bakar. Hal ini akibat perencanaan logistik kendaraan yang tidak cermat.

Kartu tol yang rusak atau kurang dana juga sering menghambat arus di pintu tol. Beberapa pihak malah mengusulkan agar Statiun Pengisian Bahan-bakar Umum (SPBU) ditempatkan di luar sistem jalan tol (disediakan di dekat ramp in/out tol).

Sebagai suplemen terhadap teratasnya RA, SPBU sebaiknya dilengkapi musholla dan dekat dengan kuliner yang praktis.

Terdapat juga pemikiran bahwa secara teknis dimungkinkan letak SPBU di luar sistem tol ini, dibuat sedekat mungkin dari titik masuk/keluar di ramp in/out tol.

Pengguna jalan memilih waktu yang paling nyaman untuk bepergian menurut persepsi masing-masing, menggunakan aplikasi smartphone untuk memantau GPS, namun sering kali GPS tersebut tidak digunakan dengan smart.

Akibatnya saran GPS diikuti mentah-mentah. Penggunanya berpeluang salah jalan dan akibatnya waktu tempuh malah makin panjang.

Pengguna jalan yang memutuskan berhenti biasanya menginkan tercapainya sekaligus beberapa kebutuhan penting seperti isirahat-sholat-makan (ishoma).

Akibatnya pada jam-jam tertentu pasti terjadi puncak penggunaan RA atau kebutuhan mencari ramp out untuk beristirahat di luar sistem tol.

Secara psikologis, pengguna jalan sudah lelah dan tertekan karena terlibat kemacetan panjang.

Akibatnya yang bersangkutan terkadang kurang bijaksana dalam mengemudi, misalnya dengan berpindah-pindah lajur yang oleh bersangkutan disangka dapat mempercepat waktu tempuhnya.

Padahal itu justru menambah konflik dan memperpanjang waktu tempuh kendaraan di dalam sistem.

Di sisi lain keputusan petugas mengenai pemberlakuan satu arah dan atau contra flow tampaknya dilakukan berdasarkan observasi lalu lintas yang statis (pada periode tertentu) padahal lalu-lintas adalah sesuatu yang dinamis.

Akibatnya keputusannya kurang valid dan kurang berguna.

Apakah masih ada ruang untuk perbaikan ke depan?

Sekiranya semua pemangku kepentingan baik di tingkat nasional maupun regional, baik di sektor Pekerjaan Umum, Perhubungan, Kepolisian, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) maupun Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) harus bersinergi sebelum, selama dan setelah masa mudik dan arus balik untuk menghasilkan solusi dan kebijakan terbaik.

Para pengguna jalan juga harus smart agar tidak dirugikan dalam situasi mudik/arus balik yang sangat rumit ini.

Di sisi lain sikap ini juga akan mencegah yang bersangkutan merugikan pihak pengguna jalan yang lain.

*Prof. Ir. Leksmono Suryo Putranto, MT., Ph.D., IPM, Guru Besar Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/13/14350051/evaluasi-angkutan-lebaran-2022

Terkini Lainnya

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke