Salin Artikel

Indonesia Menuju Endemi Covid-19 dan Tanggung Jawab di Tangan Masyarakat

"Bisa dikatakan bahwa saat ini Indonesia sudah tidak lagi berada dalam kondisi kedaruruatan dalam merespons pandemi Covid-19 dan mulai bertansisi menuju fase endemi," kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (10/5/2022).

Wiku mengatakan, kondisi tersebut tercermin dari mulai menurunnya dampak Covid-19 terhadap perilaku sosial dan ekonomi masyarakat.

Ia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi meningkat, angka pengangguran menurun, indeks belanja mulai meningkat, dan mobilitas masyakat keluar rumah.

"Dan sebagaimana yang tertera data Covid-19 terkini nampak adanya penurunan tren angka kasus, perawatan di RS, termasuk layanan intensif dan kematian," ujar dia.

Epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman menilai, idealnya perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi disertai dengan melandainya kasus Covid-19.

Menurut Dicky, apabila situasi kasus Covid-19 terus membaik dalam kurun waktu 3 bulan, maka Indonesia telah masuk dalam fase endemi.

"Nanti kita bisa mengatakan sudah mulai mengarah ke bukan hanya endemi, tapi terkendali juga kalau kasusnya bahkan tidak ada di beberapa daerah," kata Dicky, Rabu (11/5/2022).

Namun Dicky mengingatkan, status endemi Covid-19 yang disertai dengan terus membaiknya kasus di tingkat nasional perlu menjadi perhatian karena kasus positif Covid-19 akan tetap ada dan berbahaya meski sudah di fase endemi.

"Artinya masih ada orang sakit dan meninggal. Jadi kalau target nasional itu harusnya mengarah ke terkendali," tuturnya.

Oleh karena itu, Dicky meminta agar selama masa transisi menuju endemi, pemerintah menyiapkan regulasi, infrastruktur, dan prosedur perilaku untuk mengurangi penularan Covid-19.

"Jadi di masa transisi ini orang dibangun, diedukasi lebih berpola hidup lebih bersih dan sehat termasuk infrastruktur tadi seperti kualitas udara jauh lebih baik," ucap dia.

Tanggung jawab di masyarakat

Senada dengan Dicky, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan, masyarakat perlu bersiap menghadapi transisi dari pandemi menjadi endemi.

"Karena yang penting di (transisi) pandemi ke endemi itu tanggung jawab pemeliharaan kesehatannya itu sudah dimiliki oleh masyarakat sendiri," ujar dia.

Budi mencontohkan, saat ini pemerintah tidak perlu membuat aturan-aturan mengenai penyakit demam berdarah yang sudah menjadi endemi karena masyarakat sudah memahami apa yang harus dilakukan bila terserang demam berdarah.

Ia menjelaskan, ketika Covid-19 telah menjadi endemi, masyarakat pun harus sadar untuk melakukan tes secara mandiri bila merasakan gejala serta beristirahat dan minum obat bila positif Covid-19.

"Kalau itu sudah dilakukan sendiri, artinya tanggung jawab pemeliharaan kesehatan itu dipahami oleh masyarakat, itu adalah ciri-ciri yang paling baik untuk kesiapan transisi," kata Budi.

Ia menyebutkan, perubahan status menjadi endemi tidak hanya ditentukan oleh faktor kesehatan, tetapi juga faktor sosial, politik, budaya, dan ekonomi.

Ia menambahkan, pemerintah pun tidak bisa memutuskan sendiri perubahan status pandemi menjadi endemi karena Covid-19 merupakan penyakit yang tersebar di seluruh dunia.

"Karena ini level-nya dunia, kita enggak bisa mutusin sendiri. Yang jelas kita harus melihat negara-negara lain seperti apa karena penularan antarnegaranya kan tinggi sekali," ujar Budi.

Mudik jadi pertaruhan

Di samping itu, Budi memprediksi kasus Covid-19 bakal meningkat usai libur Lebaran menyusul tingginya mobilitas masyarakat.

Namun, ia meminta agar kenaikan kasus kelak tidak perlu direspons secara panik karena kenaikannya masih terbilang kecil dan dapat ditangani.

Menurut Budi, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia yang berkisar di angka 300-900 kasus per hari masih sangat rendah.

Ia membandingkan dengan situasi di Amerika Serikat yang sudah bersikap tenang meski kenaikan kasus Covid-19 bisa mencapai 100.000 per hari dari jumlah penduduk sekitar 330 juta orang.

"Jadi saya rasa selama itu masih di bawah 10.000 per hari kasusnya, it's normal kondisinya, manageable. Jadi artinya kalau demam berdarah lagi naik, ya oke lah tapi kan nanti turun lagi, kolera lagi naik, turun lagi," ujar Budi.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyatakan, perkembangan kasus Covid-19 setelah libur Lebaran menjadi pertaruhan dalam transisi pandemi menjadi endemi.

"Taruhannya adalah setelah Liburan ini, kalau nanti setelah Idul Fitri 2 minggu atau 3 minggu nanti tidak ada kenaikan kasus, maka kita optimis segera masuk transisi ke endemi," kata Muhadjir.

Ia mengeklaim, jumlah kematian akibat Covid-19 sudah menurun, bahkan jumlahnya bukan lagi yang tertinggi dibandingkan penyakit-penyakit lainnya berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kemenko PMK.

"Yang paling tinggi itu kanker, kemudian ada jantung koroner, termasuk stroke, kemudian pneumonia non-spesifik, itu sekarang Covid ini yang meninggal sudah di ranking 14," kata Muhadjir.

Tetapi, ia mengingatkan kepada masyarakat agar tetap hati-hati, karena penambahan kasus kematian akibat Covid-19, maupun kasus barunya masih terus terjadi.

"Tapi, lihat dari beberapa indikator itu tadi, itu sebetulnya de facto sudah menuju ke endemi," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/12/08451151/indonesia-menuju-endemi-covid-19-dan-tanggung-jawab-di-tangan-masyarakat

Terkini Lainnya

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Bicara soal Rekonsiliasi, JK Sebut Tetap Ada yang Jadi Oposisi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

[POPULER NASIONAL] Jalan Berliku Anies Menuju Pilkada Jakarta | Mahfud soal Pentingnya Pemikiran Megawati

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke