Hendra mengatakan hujan abu lumrah terjadi ketika sebuah gunung mengalami erupsi.
Seperti diketahui, menjelang Lebaran, banyak masyarakat yang mudik menggunakan layanan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Merak Banten ke Bakauheni Lampung.
“Kemungkinan terjadinya hujan abu itu sangat normal dan itu pun bergantung arah dan kecepatan angin,” sebut dia dalam konferensi pers virtual, Senin (25/4/2022).
Ia meminta masyarakat tidak mengambil kesimpulan dini karena hujan abu tersebut.
“Karena kami akan sampaikan juga dalam rekomendasi jika memang erupsinya besar dan potensi erupsinya membahayakan,” tutur Hendra.
“Mohon disampaikan ke masyarakat luas bahwa abu kecil pun kalau terbawa angin itu akan terjadi. Namun kita lihat risikonya kecil,” ucap dia.
Hendra menjelaskan pihaknya juga terus memperbarui informasi untuk sektor transportasi udara.
“Untuk bahaya penerbangan melalui VONA atau Volcano Observatory Notice for Aviation itu rutin kita sampaikan,” imbuhnya.
Diketahui aktivitas Gunung Anak Krakatau mengalami peningkatan sejak Minggu (24/4/2022).
Melihat kondisi itu, BMKG lantas menaikkan statusnya dari level II waspada ke level III waspada. Dengan status itu, masyarakat dilarang untuk melakukan aktivitas di radius 5 kilometer dari kawah aktif.
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/26/05224781/pvmbg-sebut-hujan-abu-anak-krakatau-tak-bakal-ganggu-arus-mudik