Salin Artikel

Pemerintah Klaim Kasus Covid-19 Terkendali, tapi Jumlah Testing Turun

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim, penanganan pandemi Covid-19 berdampak signifikan.

Saat ini, kata Luhut, kasus Covid-19 di Indonesia dan tingkat rawat inap pasien di rumah sakit menurun.

"Hari ini jumlah kasus berada di bawah 10.000 sementara jumlah kesembuhan mencapai lebih dari 39.000. Hal tersebut sejalan dengan penurunan kasus dan rawat inap rumah sakit di seluruh wilayah Provinsi Jawa dan Bali yang begitu signifikan," kata Luhut dalam konferensi pers secara virtual terkait hasil ratas evaluasi PPKM, Senin (14/3/2022).

Kendati demikian, penurunan kasus positif Covid-19 ini diiringi dengan turunnya jumlah masyarakat yang melakukan pemeriksaan (testing) Covid-19.

Luhut mengatakan, penurunan testing Covid-19 terjadi sejak pemerintah melonggarkan syarat perjalanan dalam negeri bagi masyarakat yang sudah divaksinasi dosis kedua dan booster.

Karenanya, ia meminta seluruh daerah untuk kembali memperkuat testing dan tracing.

"Untuk menghindari potensi lonjakan kasus dengan cepat," ujarnya.

Jumlah testing paling banyak dari pelaku perjalanan

Koordinator Substansi Penyakit Infeksi Emerging Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, Ditjen P2P Kemenkes Endang Budi Hastuti sempat memperkirakan, jumlah testing Covid-19 (testing) akan turun drastis dalam beberapa hari ke depan.

Pasalnya, mayoritas jumlah testing Covid-19 di Indonesia berasal dari hasil skrining pelaku perjalanan dalam negeri, sementara pemerintah memberikan pelonggaran terkait tes Covid-19.

"Dengan adanya kebijakan baru di mana sudah tidak diperlukan lagi skrining pada pelaku perjalanan yang sudah memenuhi dosis 1 dan dosis 2, kemungkinan tren untuk testing juga akan menurun cukup drastis," kata Endang dalam diskusi secara virtual, Jumat (11/3/2022).

Data Kemenkes per 8 Maret 2022 menunjukkan bahwa 84,4 persen testing Covid-19 dilakukan untuk tujuan skrining, 7,2 persen dilakukan terhadap suspek dan 5,3 persen testing dilakukan terhadap kontak erat.

"Ternyata kita masih terbanyak adalah tes yang digunakan untuk skrining. Berarti kita pantau di hari-hari berikutnya setelah dikeluarkannya kebijakan baru tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, aktivitas pelacakan kontak erat (tracing), lanjut Endang, juga mengalami penurunan dalam dua pekan terakhir. Bahkan, berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Namun, ia menilai, penurunan aktivitas tracing tersebut disebabkan karena gelombang Omicron di mana banyak pasien Covid-19 melakukan isolasi mandiri sehingga tidak tercatat dalam sistem Silacak milik Kemenkes.

"Di mana target tracing adalah 1 (kasus) konfirmasi dilakukan pelacakan terhadap 15 kontak erat," ucap dia.

Sementara itu, hasil Survei yang ditampilkan oleh Covid-19 Behavior Dashboard dari Johns Hopkins Center for Communication Programs menunjukkan, 34 persen responden di Indonesia melakukan tes Covid-19 dengan alasan untuk memenuhi syarat perjalanan.

Kemudian, sebanyak 29 persen responden melakukan tes Covid-19 karena keperluan pekerjaannya.

"Hanya 5 persen responden yang melakukan pemeriksaan (testing) Covid-19 karena merasa sakit, dan 4 persen responden melakukan testing karena menjadi kontak erat Covid-19," demikian bunyi keterangan hasil survei tersebut yang diterima Kompas.com, Rabu (9/3/2022).

Survei ini juga menunjukkan bahwa dari segi usia, kelompok usia 25-34 tahun paling banyak melakukan tes Covid-19 yaitu 24 persen. Kemudian, disusul usia 35-44 tahun sebanyak 20 persen

Adapun kelompok usia 55 tahun sampai lansia melakukan tes Covid-19 19 persen. Angka ini sama dengan kelompok usia 45-55 tahun dan 18-24 tahun.

Penurunan angka kematian lambat

Menko Marves Luhut juga mengatakan, saat ini, penurunan angka pasien meninggal akibat Covid-19 berjalan lambat.

Hal ini disebabkan banyaknya pasien yang memiliki penyakit bawaan atau komorbid dan belum divaksinasi Covid-19 secara lengkap.

"Pemerintah memberikan perhatian lebih pada tingkat penurunan angka kematian yang berjalan cukup lambat utamanya di wilayah Jawa Tengah. Penyebabnya masih sama dengan yang sebelumnya, yakni banyaknya pasien Covid-19 yang memiliki komorbid dan belum melakukan vaksinasi lengkap," ujarnya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, percepatan vaksinasi menjadi penentu jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan meninggal dunia.

Karenanya, ia meminta masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi dosis lengkap dan vaksinasi booster.

"Dan tidak memilih jenis vaksinnya karena semua vaksin yang ada, efikasinya sudah lolos dari efikasi WHO," kata Budi dalam kesempatan yang sama.

Budi juga menyampaikan, bagi masyarakat yang terlewat mendapatkan dosis kedua Sinovac sesuai jadwal yang ditentukan, tetap bisa mendapatkan vaksinasi dosis kedua.

Vaksinasi dosis kedua tersebut, kata dia, bisa menggunakan jenis vaksin Covid-19 yang tersedia.

"Misalnya harus disuntik satu bulan kemudian sekarang lewat 2 bulan, 3 bulan itu boleh disuntik vaksin kedua walaupun sudah lewat 1 bulan, boleh vaksin yang ada," ucap Budi.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/15/07144251/pemerintah-klaim-kasus-covid-19-terkendali-tapi-jumlah-testing-turun

Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke