Salin Artikel

Puan Minta Pemerintah Selesaikan Masalah Harga Kedelai Sebelum Ramadan

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPR Puan Maharani meminta pemerintah segera menyelesaikan masalah terkait kenaikan harga kedelai yang tengah dikeluhkan masyarakat, utamanya pedagang di pasar.

Dia juga mengungkapkan tenggat waktu yang diharapkan yaitu pemerintah dapat menyelesaikan harga kedelai sebelum bulan Ramadan atau bulan puasa.

"Kita minta agar sebelum Ramadan, masalah kedelai ini harus sudah bisa diselesaikan," kata Puan dalam keterangannya, Rabu (2/3/2022).

Adapun hal tersebut disampaikannya ketika berkunjung ke Kampung Sukomanunggal, tempat para pengrajin tempe di Surabaya, Jawa Timur.

Di desa tersebut, terdapat paguyuban yang terdiri dari beberapa pengrajin tempe, tempe gembos dan tahu.

Ketika berdialog dengan salah satu pengrajin tempe dan tahu, Puan menerima keluhan kenaikan harga kedelai. Sehingga, naiknya harga kedelai dinilai berdampak terhadap produksi tempe dan tahu.

"Kedelai naik dari harga Rp 8.000 menjadi Rp 11.500 per kilogram. Lumayan berat bu,” kata salah satu pengrajin tempe di Kampung Sukomanunggal.

Kepada Puan, pengrajin itu mengatakan bahwa mereka menyiasati dengan mengecilkan bentuk tempe dan tahu. Sebab, jika terlalu menaikkan harga jual, dikhawatirkan berdampak terhadap pembelian masyarakat.

Menanggapi hal itu, Puan menuturkan bahwa kelangkaan kedelai sudah diprediksi dari pertengahan 2020. Hal tersebut dikarenakan adanya perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok.

Menurut Puan, ada berbagai antisipasi yang bisa dilakukan negara sejak awal. Salah satunya komunikasi dengan beberapa negara penghasil kedelai.

"Indonesia dapat berkomunikasi dengan beberapa negara penghasil kedelai selain AS. Contohnya Brazil atau Argentina," jelasnya.

Ketua DPP PDI-P itu menambahkan, pemerintah juga perlu menguatkan koordinasi antar Kementerian. Misalnya, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian diminta untuk gotong royong untuk menyesuaikan pasokan dan off taker kedelai lokal.

Ia juga berpandangan, seharusnya sejak 2020, pemerintah bisa melakukan riset serius dalam memaksimalkan komoditas non kedelai sebagai bahan pembuat tempe.

"Misalnya Koro pedang, koro benguk, kacang tanah, kacang hijau, lamtoro, bahkan daun singkong. Keberhasilan penelitian seperti itu bisa untuk parsial substitusi,” pungkasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/02/21522681/puan-minta-pemerintah-selesaikan-masalah-harga-kedelai-sebelum-ramadan

Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke