JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun dan akan memasuki tahun ketiga menurut epidemiolog Dicky Budiman membuat pemerintah dan masyarakat menyadari pentingnya sistem kesehatan.
Menurut dia, dalam kilas balik dua tahun masa pandemi Covid-19 ada lima hal penting yang bisa dibenahi pemerintah untuk menghadapi situasi seperti saat ini.
Masalah pencegahan, kata Dicky, adalah poin pertama dari evaluasi strategi menghadapi Covid-19. Menurut dia, dalam aspek pencegahan di masa mendatang diharapkan tidak boleh ada lagi sikap meremehkan, atau merasa wabah akan cepat berakhir karena hal itu bakal mengundang permasalahan di kemudian hari.
"Selain itu, bicara pencegahan bukan hanya vaksinasi, tapi juga kebijakan yang memperkuat upaya pencegahan dari pusat sampai daerah," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2022).
Langkah kedua, lanjut Dicky, adalah meningkatkan atau memperkuat kesetaraan akses atau keterjangkauan serta layanan untuk melindungi masyarakat. Khususnya pada kelompok rawan yang berisiko tinggi dari segi pekerjaan, kondisi tubuh, atau dari sisi geografis, lokasi, dan status sosial ekonomi.
Poin yang ketiga menurut Dicky adalah pemerintah seharusnya mulai meningkatkan strategi komunikasi risiko, termasuk membuat kebijakan yang responsif. Yang dimaksud Dicky dengan kebijakan responsif adalah pemerintah dalam membuat kebijakan sudah mengantisipasi dari jauh-jauh hari dan memperhitungkan risiko.
"Ini berbeda dengan kebijakan reaktif. Kalau reaktif begitu ada kejadian baru dibuat. Ini yang harus berubah. Hal itu yang akan membangun kepercayaan," ucap Dicky.
Lalu yang keempat menurut Dicky adalah meningkatkan manajemen data baik dari temuan kasus, sistem pelaporan kasus infeksi, orang yang sakit, maupun kematian. Menurut dia Indonesia masih lemah dalam hal ini, padahal pembenahan ketersediaan, pengolahan, dan validitas data adalah hal penting.
"Data ini akan menjadi dasar kuat untuk mengkomunikasikan pada para pemimpin maupun masyarakat sehingga terbangun persepsi risiko," ucap Dicky.
Selain itu, lanjut Dicky, kekuatan data sangat penting karena menjadi salah satu panduan bagi para pengambil kebijakan untuk menjadi dasar pengambilan keputusan yang kuat. Selain itu, data juga berguna untuk memperkirakan masa depan dan menjadi modal untuk mengetahui apakah strategi yang diplih berjalan efektif.
Hal terakhir menurut Dicky adalah pemerintah harus berinvestasi dalam sistem kesehatan dan infrastruktur kesehatan masyarakat.
"Kalau tidak diperkuat atau kita malah membuat sistem baru, itu tidak akan berkelanjutan untuk ancaman ke depan. Kita tidak membangun ketangguhan, sistemnya tidak tangguh. Ini yang berbahaya," kata Dicky.
https://nasional.kompas.com/read/2022/03/02/06460091/5-pelajaran-berharga-dari-2-tahun-pandemi-covid-19