Salin Artikel

Warga Tersapu Ombak Saat Ritual di Pantai, BMKG: Waspadai Rip Current Saat Musim Gelombang Tinggi

"Waspadai saat musim gelombang tinggi seperti musim angin barat seperti saat ini karena empasan ombak dapat membangkitkan rip current yang kuat," ujar Koordinator Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/2/2021).

"Masyarakat diimbau jika di Pantai selatan Jawa waspadai pantai dengan bentuk teluk atau cekungan karena dapat membangkitkan rip current," sambungnya.

Daryono mengatakan, sebanyak 11 warga Jember yang tewas tersapu ombak ini diduga kuat disebabkan oleh arus rip current. Hal ini karena morfologi Pantai Payangan Jember yang berbentuk teluk.

"Apalagi jika dicocokkan dengan waktu kejadian bersamaan dengan waktu pasang dan berdasarkan informasi dari BMKG tinggi gelombang saat kejadian mencapai sekitar 2 sampai 2,5 meter," kata Daryono.

Arus yang bergerak dari pantai menuju ke laut punya kondisi yang bervariasi. Ada yang kecil, pelan dan tidak berbahaya. Tapi ada juga arus yang cukup berbahaya dan bisa menyeret orang ke tengah laut karena gelombang yang datang menuju pantai dan kondisi morfologi, salah satunya adalah rip current.

Rip Current merupakan arus balik yang terkonsentrasi pada sebuah jalur sempit yang memecah zona empasan gelombang hingga melewati batas zona gelombang pecah.

Saat gelombang bergerak dari perairan dalam menuju perairan dangkal, gelombang akan pecah di dekat garis pantai dan betransformasi menjadi arus dekat pantai atau nearshore current.

Nah gelombang yang datang menuju perairan dangkal itu akan berasosiasi dengan morfologi pantai membentuk sudut terhadap garis pantai. Gelombang tersebut yang kemudian bertransformasi menjadi rip current atau longshore current.

"Sebenarnya masyarakat dapat terhindar dari bahaya arus laut ini asalkan mau memahami karakteristik dan mekanisme terbentuknya arus berbahaya ini, karena fenomena derasnya arus pantai merupakan gejala alam biasa dan dapat dijelaskan secara ilmiah," jelas Daryono.

Menurutnya, musibah di Pantai Payangan pada Minggu (13/2/2022) kemarin merupakan bagian kecil dari daftar panjang korban jiwa karena terseret arus laut Pantai Selatan Jawa.

Daryono mengatakan, rentetan musibah seperti ini sepatutnya mendapat perhatian serius dari pemeritah daerah dan masyarakat mengingat hampir setiap tahun selalu saja terjadi kasus serupa.


"Entah sudah berapa banyak warga masyarakat dan wisatawan menjadi korban keganasan arus laut Pantai Selatan," tuturnya.

Daryono menambahkan, musibah Pantai Payangan Jember memberi pelajaran penting akan pentingnya mitigasi bencana rip current. Sebab arus rip current adalah salah satu bentuk bahaya yang ada di pantai.

"Mengingat lokasi rip current tergantung kepada arah datangnya gelombang laut, maka lokasi-lokasi pantai yang rawan rip current dapat dikenali," kata Daryono.

Dengan mengenali dan menetapkan lokasi rawan, petugas penyelamat pantai bisa segera menempatkan bendera peringatan larangan pdada zona-zona tertentu di sekitar pantai.

Dengan langkah antisipasi itu, kata Daryono, korban-korban keganasan arus rip current yang mampu menyeret orang hingga ke tengah laut dapat diminimalisir.

"Disertai pengawasan ketat dan tindakan pencegahan di zona berbahaya," imbuh dia.

Seperti diketahui, sebanyak 23 orang dari Padepokan Jamaah Tunggal Jati Nusantara menggelar ritual semedi di tepi Pantai Payangan. Setelah beberapa saat meditasi berlangsung, ombak besar tiba-tiba datang dan menghantam mereka.

“Ada ombak dua kali datang. Ombak pertama ini saya berdiri terus lari. Saya menghindari ombak kedua,” ungkap salah satu korban selamat, Bayu.

Ombak tersebut menyeret belasan rekannya. Tiga orang ditemukan sudah tewas, sembilan orang menghilang, dan sisanya selamat. Tak berselang lama, tim SAR melakukan pencarian dan menemukan delapan orang lainnya dalam kondisi meninggal dan satu selamat.

Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo menjelaskan, 23 warga tersebut awalnya menjalankan ritual di pinggir pantai. Di sana mereka membaca doa-doa.

Setelah itu, warga mulai beranjak ke laut. Diawali dengan tabur bunga, peserta kemudian membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan.

Warga percaya ritual menyucikan diri dapat dilakukan dengan mandi air laut. Namun, saat melakukan ritual itu, mereka tiba-tiba dihantam ombak besar.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/14/20192971/warga-tersapu-ombak-saat-ritual-di-pantai-bmkg-waspadai-rip-current-saat

Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke