Salin Artikel

Penularan Omicron Meroket, Jumlah Kasus Harian di Beberapa Wilayah Ini Sudah Lampaui Varian Delta

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah kasus harian Covid-19 mengalami lonjakan signifikan dalam sepekan terakhir.

Pada 2 Februari 2022 lalu, jumlah kasus harian Covid-19 mencapai 16.021.

Sementara, per 5 Februari 2022 kemarin, jumlah kasus harian telah melonjak dua kali lipat menjadi 33.729 kasus baru.

Artinya, bila dibandingkan dengan data 5 Januari, di mana kasus harian Covid-19 saat itu berjumlah 404 kasus, maka dalam waktu sebulan jumlah kasus harian Covid-19 telah meroket hingga lebih dari 8.000 persen.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun menunjukkan, terdapat beberapa wilayah di Jabodetabek telah mencatatkan kasus harian melampaui puncak penularan varian Delta pada Juli 2021 lalu.

Untuk wilayah Tangerang Raya misalnya, pada awal Februari ini, telah mencatatkan kasus baru secara harian mendekati 4.000 kasus. Sementara, pada puncak varian Delta tahun lalu, puncak jumlah kasus harian berada di kisaran 3.200 kasus per hari.

Selain itu, Depok juga mulai mencatatkan jumlah kasus harian Covid-19 yang lebih tinggi ketimbang puncak varian Delta pada gelombang Covid-19 varian Omicron kali ini.

Data Kemenkes menunjukkan, jumlah kasus harian Covid-19 pada awal Februari mencapai lebih dari 1.600 kasus. Sementara, pada puncak varian Delta lalu, jumlahnya mencapai 1.400 kasus per hari.

Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pun menunjukkan, puncak varian Delta terjadi pada 15 Juli 2021 lalu dengan jumlah kasus harian mencapai 56.757 kasus.

Laju pertumbuhan jumlah penularan Covid-19 pada varian Delta pun tak sepesat Omicron. Bila kali ini, kasus penularan Omicron telah melesat hingga melampaui 8.000 persen dalam sebulan, laju kenaikan jumlah kasus Covid-19 hingga mencapai puncak dalam sebulan pada varian Delta tahun lalu sebesar 595 persen.

Prediksi puncak Omicron capai 150.000

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono memperkirakan total jumlah penambahan kasus Covid-19 harian di Indonesia bisa mencapai 100.000 hingga 150.000 kasus per hari pada masa puncak penularan virus SARS-CoV-2 varian Omicron.

Proyeksi tersebut didasarkan pada pengalaman di beberapa negara lain yang telah mengalami masa puncak penularan varian Omicron.

"Negara kita mungkin akan sedikit lebih tinggi dibanding saat puncak Delta kemarin. Kalau kemarin sampai 57.000 kasus per hari, mungkin ini sekarang sekitar 100.000 sampai 150.000 lebih kasus per hari," ujar Dante ketika ditemui di kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) di Jakarta, Kamis (3/2/2022).

Namun demikian ia mengatakan, jumlah lonjakan kasus harian tersebut akan sangat bergantung pada penerapan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat. Menurut Dante, dengan pengalaman lonjakan kasus varian Delta pada Juli 2021 lalu, saat ini masyarakat cenderung lebih siap dalam menghadapi masa puncak penularan Covid-19 varian Omicron.

"Di mana sudah ada pengalaman dua tahun ini. Mudah-mudahan kita harapkan kasusnya tidak setinggi itu. Caranya dengan menjaga protokol kesehatan. Kita berharap tidak setinggi itu," kata Dante.

Ia pun mengimbau agar masyarakat yang tertular Covid-19 dengan gejala ringan untuk melakukan isolasi mandiri. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengurangi tekanan di lokasi isolasi terpusat serta pelayanan rumah sakit.

"Jadi yang dibawa ke rumah sakit itu yang bergejala sedang. Kapan gejala sedang itu timbul? Kalau ada komorbid berat, lansia, dan saturasi oksigennya mulai turun. Nah itu baru dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan," kata Dante.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/06/16342961/penularan-omicron-meroket-jumlah-kasus-harian-di-beberapa-wilayah-ini-sudah

Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke