Salin Artikel

Dilaporkan soal Twit SARA, Ini Deretan Kontroversi Ferdinand Hutahaean

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean, kembali jadi sorotan.

Baru-baru ini, dirinya dilaporkan oleh Ketua DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Haris Pertama ke Bareskrim Polri atas tudingan ujaran kebencian berdasar suku, agama, ras, an antargolongan (SARA).

Laporan itu berangkat dari cuitan Ferdinand di akun Twitter pribadinya, @FerdinandHaean3, yang berbunyi, "Kasihan sekali Allahmu ternyata lemah harus dibela. Kalau aku sih Allahku luar biasa, mahasegalanya, DIA lah pembelaku selalu dan Allahku tak perlu dibela."

Ferdinand sendiri sudah menghapus tulisannya dan mengunggah video klarifikasi. Dalam videonya, ia menjelaskan, isi twitnya itu merupakan dialog imajiner antara pikiran dan hatinya sendiri.

"Sekali lagi, saya tegaskan tidak ada niat saya untuk menyerang kelompok tertentu, agama tertentu, kaum tertentu, atau orang tertentu. Itu adalah dialog imajiner antara pikiran dan hati saya yang memang kebetulan kemarin saya sedang banyak beban," ungkap Ferinand.

Terkait kasus ini, Ferdinand dipersangkakan melanggar Pasal 45 (a) Ayat 2 jo Pasal 28 Ayat 2 Undang-Undang 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) subsider Pasal 14 Ayat 1 dan Ayat 2 KUHP.

Bukan sekali ini saja nama Ferdinand ramai diperbincangkan. Berikut kontroversi Ferdinand dalam beberapa tahun terakhir.

1. Mundur dari Demokrat

Pada Oktober 2020 lalu, Ferdinand mengumumkan dirinya mundur dari Partai Demokrat. Keputusan itu disampaikan melalui akun Twitter-nya, Minggu (11/10/2020).

"Ya betul, saya memang telah resmi umumkan mengundurkan diri lewat akun Twitter saya," ujar Ferdinand ketika dikonfirmasi Kompas.com.

Ferdinand mengaku alasan pengunduran dirinya karena perbedaan prinsip dan cara pandang dengan sikap partai terkait isu-isu nasional, salah satunya mengenai Undang-undang (UU) Cipta Kerja.

Kala itu, Demokrat menjadi salah satu partai yang menyatakan menolak pengesahan UU Cipta Kerja selain PKS.

Selain itu, Ferdinand mengaku memiliki perbedaan prinsip dengan cara pengelolaan partai yang membuatnya merasa tak nyaman lagi.

Hal ini pula yang memutuskannya untuk pergi dari Demokrat meski dirinya menjabat sebagai Kepala Biro ESDM Departemen VII Energi Sumber Daya Mineral di partai bintang mercy itu.


"Daripada jadi konflik di internal, lebih baik saya pergi dengan keyakinan prinsip politik saya bahwa kepentingan bangsa jauh di atas segalanya, termasuk di atas kepentingan politik kelompok. Maka saya bersikap untuk pergi dan mundur," kata dia.

Adapun Ferdinand bergabung dengan Partai Demokrat pada Mei 2017. Jauh sebelum itu, dia merupakan pengurus Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP).

2. Singgung Ma'ruf Amin

Pertengahan Maret 2019 lalu, Ferdinand juga sempat membuat heboh jagat Twitter.

Melalui akun Twitternya kala itu, @Ferdinand_Haean, Ferdinand menulis "Infrastruktur langit untuk orang tua menuju akhirat".

Kicauan itu dianggap ditujukan untuk Ma'ruf Amin yang saat itu masih menjadi calon wakil presiden Pilpres 2019. Pasalnya, Istilah infrastruktur langit dilontarkan oleh Ma'ruf saat debat ketiga pilpres, 17 Maret 2019.

Istilah tersebut digunakan Ma'ruf untuk merujuk pada proyek telekomunikasi Palapa Ring yang telah dibangun pemerintah guna mendukung bisnis digital.

Ferdinand membantah twitnya bermaksud untuk menghina Ma'ruf. Namun demikian, ia juga menyampaikan permohonan maaf terkait hal itu.

Ferdinand mengakui bahwa twit itu terinspirasi dari pernyataan Ma'ruf. Namun, ia mengaku pernyataan tersebut ditujukan untuk dirinya sendiri.

"Kalau merasa tweet saya itu menghina Ma'ruf Amin, saya minta maaf. Tapi tidak ada hubungannya sama sekali dengan Ma'ruf amin. Sama sekali tidak terkait," ujar Ferdinand saat dihubungi, 19 Maret 2019.

3. Walkout di hadapan Jokowi

Pada Maret 2018, Ferdinand juga sempat mendapat sorotan karena walkout saat Presiden Joko Widodo berpidato di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Jawa Barat.

Kala itu, Ferdinand yang masih menjabat sebagai Ketua Divisi Advokasi dan Hukum DPP Demokrat beralasan bahwa dirinya kecewa terhadap Jokowi.

"Pada saat beliau pidato, saya memilih keluar dari ruangan. Itu adalah ekspresi kekecewaan saya dengan beliau yang tidak memenuhi janji politiknya pada saat pilpres dulu," kata Ferdinand kepada Kompas.com, Senin (12/3/2018).

Mantan relawan Jokowi di Bara JP ini menilai, banyak janji yang disampaikan Jokowi tidak terealisasi sebagaimana mestinya. Misalnya, terkait utang luar negeri Indonesia yang kini membengkak.

"Beliau dulu menekankan akan menolak utang luar negeri, tapi sekarang utang kita makin menjadi-jadi," kata dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/10/18243841/dilaporkan-soal-twit-sara-ini-deretan-kontroversi-ferdinand-hutahaean

Terkini Lainnya

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Tinjau Pasar Baru di Karawang, Jokowi: Harga Cabai, Bawang, Beras Sudah Turun

Nasional
KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

KPK Sebut Eks Dirut Taspen Kosasih Rekomendasikan Investasi Rp 1 T

Nasional
Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Hakim MK Tegur Kuasa Hukum KPU karena Tidak Rapi Menulis Dokumen

Nasional
Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Jokowi Tanggapi Santai soal Fotonya yang Tak Terpasang di Kantor PDI-P Sumut

Nasional
Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Cuaca di Arab Saudi 40 Derajat, Jemaah Haji Diminta Jaga Kesehatan

Nasional
 Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Saksi Ungkap Direktorat di Kementan Wajib Patungan untuk Kebutuhan SYL

Nasional
Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Pertamina Patra Niaga Akan Tetap Salurkan Pertalite sesuai Penugasan Pemerintah

Nasional
Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Menteri KKP Targetkan Tambak di Karawang Hasilkan 10.000 Ikan Nila Salin Per Tahun

Nasional
KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

KPK Percaya Diri Gugatan Praperadilan Karutan Sendiri Ditolak Hakim

Nasional
Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Soal Kasus Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, KPK Diminta Evaluasi Teknis OTT

Nasional
Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Kaesang Didorong Maju Pilkada Bekasi, Jokowi: Tanyakan PSI, itu Urusan Partai

Nasional
Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Mahfud Khawatir Korupsi Makin Banyak jika Kementerian Bertambah

Nasional
Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Persiapan Operasional Haji 2024, 437 Petugas Diterbangkan ke Arab Saudi

Nasional
Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Jokowi Tegaskan Jadwal Pilkada Tak Dimajukan, Tetap November 2024

Nasional
Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Setelah Geledah Kantornya, KPK Panggil Lagi Sekjen DPR Indra Iskandar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke