Salin Artikel

Epidemiolog: Di Tengah Omicron, Sebaiknya PTM Mulai 50 Persen Dulu

Selain itu, menurut dia, penerapan PTM seharusnya dimulai dari 50 persen.

Apalagi, saat ini di Indonesia sudah terdeteksi kasus Covid-19 varian Omicron dengan jumlah penularan yang terus bertambah.

"Sehingga kalau belum siap, meski dia di level 1 atau 2, namun sekolahnya belum memenuhi untuk bisa kapasitas 100 persen, jangan dipaksakan. 50 persen dulu menurut saya, ini dengan Omicron terutama yang belum vaksin, itu paling bagus," ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (3/1/2021).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi sekolah yang ingin menerapkan PPKM 100 persen, menurut Dicky, yakni kapasitas ruangan yang mampu menampung siswa 4 meter persegi perorang, sirkulasi dan ventilasi udara yang mencukupi, hingga syarat vaksinasi lengkap wajib baik untuk siswa dan staf sekolah.

Sementara itu, di dalam SKB 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, disebutkan bahwa syarat penerapan PTM 100 persen yakni sekolah berada di wilayah PPKM level 1 dan 2 dengan lama belajar maksimal enam jam per hari.

Selain itu, capaian vaksinasi dosis dua pada tenaga kependidikan di atas 80 persen dan masyarakat lanjut usia di atas 50 persen.

Dicky pun mengatakan, seharusnya pertimbangan lain bagi sekolah untuk bisa menerapkan PTM 100 persen adalah keluarga dari siswa juga seharusnya dipastikan sudah melakukan vaksinasi.

"Jadi bukan hanya staf sekolah tapi keluarga juga sudah divaksin, kalau belum ini jadi PR pemerintah daerah," kata dia.

Adapun pada SKB 4 Menteri tersebut disampaikan, satuan pendidikan di daerah yang ditetapkan sebagai daerah khusus dapat melaksanakan PTM dengan kapasitas 100 persen setiap hari.

Daftar daerah khusus itu merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 160/P/2021 tentang Daerah Khusus Berdasarkan Kondisi Geografis.

Selain itu, satuan pendidikan di level PPKM 1 dan 2 juga bisa melaksanakan PTM setiap hari dengan kapasitas 100 persen dari ruang kelas dengan ketentuan belajar maksimal enam jam per hari.

Jika capaian vaksinasi dosis 2 pada pendidik dan tenaga kependidikan 50 -80 persen dan capaian vaksinasi dosis 2 pada warga lansia 40-50 persen PTM dilaksanakan tiap hari secara bergantian; jumlah peserta didik 50 persen dari kapasitas ruang kelas; dan lama belajar paling banyak enam jam per hari.

Jika capaian vaksinasi dosis 2 pada pendidik dan tenaga kependidikan di bawah 50 persen dan pada warga lansia di bawah 40 persen, pembelajaran tatap muka digelar setiap hari secara bergantian, jumlah peserta didik 50 persen, dan lama belajar empat jam per hari.

Di daerah dengan PPKM level 3, maka PTM bisa tiap hari dengan kapasitas 50 persen secara bergantian, dan lama belajar maksimal empat jam per hari. Ketika PPKM tingkat 4 pembelajaran penuh PJJ.

Dicky pun menilai, dengan cakupan vaksinasi untuk anak sekolah yang cenderung masih rendah, penerapan PTM 100 persen belum ideal, meski diterapkan di wilayah yang masuk kategori PPKM level 1.

"Untuk itu, dengan adanya Omicron harus betul-betul melihat dengan hati-hari, karena ini bergantung pada kecepatan vaksinasi anak, melihat juga perkembangan karakter virus dan bagaimana pemerintah meresponnya," ucap Dicky.

"Jadi menurut saya setidaknya di kuartal I tahun 2022 ini belum bisa PTM 100 persen, 50 persen paling tidak, atau lebih dari 50 persen kalau sudah bagus sekolahnya dan bisa dibentuk grup agar lebih mudah dimonitor," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/01/03/13274981/epidemiolog-di-tengah-omicron-sebaiknya-ptm-mulai-50-persen-dulu

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke