Salin Artikel

Kilas Balik 2021, Satgas Covid-19 Paparkan Upaya Penanganan Pandemi di Indonesia

KOMPAS.com – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pihaknya telah melakukan beberapa upaya dalam menangani pandemi di Indonesia selama 2021.

Upaya pertama, kata dia, pada keterisian tempat tidur ruang isolasi dan intensive care unit (ICU) rumah sakit (rs) rujukan.

“Awal 2021, total ada 45.000 tempat tidur dan saat ini meningkat dua kali lipat hingga 81.000. Jika dilihat angka keterisian tempat tidur (BOR), persentase keterisian BOR isolasi adalah 2,24 persen dan BOR ICU 3,88 persen,” kata dia, dikutip dari laman covid19.go.id, Selasa (28/12/2021).

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.

Wiku menjelaskan, upaya kedua adalah jumlah laboratorium rujukan Covid-19. Pada Januari 2021, total ada 510 laboratorium dan mengalami peningkatan hampir dua kali lipat atau sebanyak 902 laboratorium.

Terlebih, persentase testing dari laboratorium tersebut sudah jauh melebihi target testing World Health Organization (WHO) yaitu sebesar 503 persen dibandingkan awal 2021 sebesar 85 persen

"Bahkan, saat ini kami memiliki lebih dari 23.000 fasilitas pemeriksa antigen yang tersebar di seluruh Indonesia," tambah Wiku.

Ketiga, lanjut dia, tempat tidur isolasi terpusat. Tercatat ada 20.000 tempat tidur isolasi terpusat yang tersebar di seluruh Indonesia per Juli 2021. Fasilitas ini siap dan fleksibel diaktifkan kembali ketika dibutuhkan.

Upaya keempat, sebut Wiku, jumlah posko desa dan kelurahan. Posko ini dimaksudkan sebagai alat pengawasan hingga di tingkat terendah di seluruh wilayah di Indonesia.

“Sepanjang 2021, pembentukan posko mencapai 29.000 unit. Artinya, 35,81 persen dari total desa dan kelurahan di Indonesia telah memiliki posko. Angka ini tentunya masih harus terus ditingkatkan, mengingat posko merupakan garda terdepan penanganan di tingkat mikro,” jelasnya.

Menurut Wiku, daya dan upaya yang dimiliki Indonesia telah menunjukkan kemampuan adaptasi, kesigapan, dan resiliensi seluruh lapisan masyarakat dalam penanganan pandemi.

Adaptasi dan kesigapan tersebut menjadi modal penting Indonesia untuk terus bertahan melawan tantangan pandemi yang dinamis. Hal ini termasuk melawan varian Omicron dan membawa Indonesia keluar dari pandemi di masa yang akan datang.

“Karenanya, dengan memahami kilas balik dapat menjadi pengingat bahwa lonjakan kasus adalah hal yang mudah terjadi apabila lengah,” ujar Wiku.

Terlebih pula, lanjut dia, terdapat faktor-faktor lain yang lebih sulit dikendalikan, seperti munculnya varian baru. Namun, hal penting yang perlu diperhatikan adalah ketika terjadi lonjakan kasus yang membutuhkan waktu lama untuk penurunannya.

Wiku berharap, kilas balik 2021 dapat menjadi pengingat bahwa betapa besar dampak lonjakan kasus, terutama terhadap kondisi ekonomi masyarakat.

"Mempertahankan kasus agar tetap rendah dan mengendalikan kenaikan kasus sedini mungkin masih harus menjadi fokus utama kami di tahun yang akan datang," ucapnya.

Dinamika dan tantangan hadapi pandemi

Sepanjang 2021, Indonesia telah mengalami berbagai dinamika dan tantangan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Dinamika tersebut, diawali dengan lonjakan pertama pada Januari 2021, yang diikuti lonjakan kedua pada Juli lalu, hingga Desember saat ini yang dinyatakan terkendali.

Namun, patut disayangkan bahwa lonjakan kasus yang terjadi membuat masyarakat harus kehilangan kerabat, keluarga, hingga sanak saudara.

Untuk itu, Wiku kembali mengajak masyarakat melihat kilas balik penanganan pandemi di Indonesia pada 2021.

Kilas balik tersebut bertujuan sebagai pembelajaran agar korban tidak terus bertambah pada hari ke depan. Dengan begitu, Indonesia dapat terbebas dari pandemi dan mencapai endemi Covid-19 pada 2022.

"Sudah sepantasnya kita bersama-sama memetik pelajaran penanganan pandemi satu tahun ini, terutama sebagai pondasi dalam memantapkan langkah bersama menuju 2022 yang produktif aman Covid-19," ujar Wiku.

Apabila melihat kembali kasus positif, lanjut dia, pada 2021 telah terjadi dua kali lonjakan. Pertama dimulai pada akhir 2020, dan terus meningkat mencapai puncaknya pada Senin (25/1/2021). Lonjakan ini berhasil diturunkan selama 15 minggu berturut-turut.

Saat itu, kata Wiku, lonjakan diatasi bersamaan dengan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro dan posko pada tiap desa dan kelurahan.

“Dampak kebijakan ini berhasil menurunkan kasus hingga 70,5 persen dari puncak kasus pertama, dan mencapai titik kasus terendah pada pertengahan Mei,” ucapnya.

Selanjutnya, imbuh Wiku, lonjakan kedua puncaknya pada Juli. Penyebab lonjakan ini karena adanya peluang penularan varian Delta akibat tingginya mobilitas selama periode Idul Fitri 2021.

Kasus melonjak signifikan hingga mencapai puncaknya sebesar 1200 persen dari titik terendah pada Mei, hanya dalam waktu sembilan minggu.

"Kebijakan peniadaan mudik saat itu, nyatanya tidak cukup menurunkan mobilitas penduduk," ucap Wiku.

Kendati demikian, berkat usaha keras seluruh pihak khususnya peran aktif masyarakat, lonjakan kedua berhasil ditangani dan hingga kini telah turun selama 23 minggu berturut-turut.

Kabar baiknya lagi, kasus yang berhasil diturunkan hampir 100 persen yaitu 99,6 persen. Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan penambahan kasus positif pada Januari 2021, bahkan lebih rendah ketimbang periode sebelum lonjakan pertama.

"Artinya, jika kami bisa mencapai 100 persen penurunan dari puncak kasus tertinggi tersebut atau 0,4 persen lagi, maka tidak ada lagi penambahan kasus positif dan kita dapat bebas dari Covid-19," tegas Wiku.

Persentase kasus aktif hingga jumlah kematian

Selaras dengan itu, ia mengatakan, perkembangan baik juga terjadi pada persentase kasus aktif, kesembuhan, dan jumlah kematian.

“Persentase kasus aktif sempat mencapai puncaknya pada lonjakan kedua hingga sebesar 18,84 persen dibandingkan saat ini, yaitu 0,11 persen,” ujar Wiku.

Sementara itu, lanjut dia, persentase kesembuhan sempat menyentuh angka terendah, yaitu 79,28 persen, tetapi kini berhasil ditingkatkan kembali hingga sebesar 96,51 persen.

Bagian tak kalah penting adalah angka kematian. Sejak awal pandemi hingga saat ini, ada 144.063 kasus meninggal akibat Covid-19. Tahun ini, angka kematian harian sempat mencapai titik tertinggi saat lonjakan kasus kedua, yaitu 2.048 jiwa per hari.

"Ini adalah angka yang sangat besar. Didalamnya mungkin saja terdapat sanak saudara dan orang-orang tercinta kita yang turut berpulang akibat virus SARS-CoV-2," imbuh Wiku.

Namun, kini angka kematian harian sudah ditekan hingga sekecil mungkin. Berdasarkan data yang dicatat pada Senin (27/12/2021), kasus harian telah turun drastis menjadi delapan orang per hari.

Bahkan, angka kematian harian tersebut pernah mencapai angka terendah yaitu satu kematian dalam sehari per Minggu (28/11/2021).

"Meskipun angka kematian sudah berhasil ditekan, nyawa tetaplah nyawa yang tidak tergantikan meskipun hanya satu saja orang meninggal," ucap Wiku.

Perkembangan baik selanjutnya, yaitu angka positivity rate. Angka ini menunjukkan banyaknya orang yang terdeteksi positif dari keseluruhan pengetesan jumlah tersebut.

“Kondisi angka positivity rate saat ini cukup baik, yaitu di angka 0,07 persen. Meski sebelumnya pada puncak kedua, angka ini sempat mencapai 33,25 persen,” imbuh Wiku.

Kemudian, lanjut dia, angka testing. Pada akhir 2021, jumlah angka testing didominasi masyarakat yang berkepentingan skrining seperti untuk syarat perjalanan.

Hal tersebut menunjukkan kebijakan testing sebagai syarat perjalanan diklaim efektif mendukung aktivitas masyarakat yang produktif aman Covid-19.

Dengan kebijakan testing, kata Wiku, diharapkan penularan antarwilayah bisa dihindari.

“Meskipun demikian, pada tahun depan, angka testing patut ditingkatkan dengan cakupan pengetesan untuk tracing dari kontak erat dan testing pada orang bergejala,” ucapnya.

Wiku menilai, adanya pencapaian baik tersebut tidak terlepas dari kontribusi seluruh lapisan masyarakat dan pemerintah.

Seperti diketahui, karakteristik Indonesia yang merupakan negara luas dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit.

“Namun dengan upaya keras yang dilakukan bersama akhirnya penanganan berangsur membaik,” imbuh Wiku.

Selain berbagai upaya tersebut, protokol kesehatan (prokes) juga menjadi salah satu hal yang terus digencarkan oleh Satgas Covid-19.

Satgas Penanganan Covid-19 melalui Surat Edaran (SE) Nomor 16 Nomor 2021 menyebutkan, setiap individu wajib menerapkan dan mematuhi prokes 6M.

Prokes 6M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas, dan menghindari makan bersama.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/29/10081391/kilas-balik-2021-satgas-covid-19-paparkan-upaya-penanganan-pandemi-di

Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke