Salin Artikel

Aiman dan Jenderal Dudung yang Tak Terbendung

Tak berapa lama, Jenderal Dudung datang. Upacara jajar kehormatan telah disiapkan untuk dijalankan. Satu hal yang saya belum pernah melihat sebelumnya, satu persatu pakaian prajurit berpangkat Prada dan Pratu, diperiksa oleh Sang Jenderal. Bukan hanya soal kerapian, tetapi dari mana ia membeli baju, sendiri atau lewat kesatuan.

"Selayaknya para prajurit, tidak membeli pakaian sendiri, tetapi harus disiapkan oleh negara, dan itu menjadi tugas saya untuk menyiapkan!" ungkapnya kepada saya secara eksklusif di Program AIMAN yang tayang di Kompas TV setiap hari Senin, pukul 8 malam.

Saya kemudian diajak ke ruangan "sakral" yang belum pernah dimasuki wartawan sekalipun. Ruang kerja utama Sang Jenderal di Mabesad. Saya berpikir ruangan yang sangat luas, ternyata hanya terdiri dari dua ruangan sedang untuk bekerja dan rapat, dan satu kamar untuk berganti pakaian dan kamar mandi.

Yang mencuri perhatian saya adalah layar-layar yang terpampang di ruangan Sang Jenderal. Saya tanyakan, "Apa ini, Jenderal?" merujuk pada satu layar yang berisi grafik piramida.

Sang Jenderal menjawab, itu adalah posisi jabatan para prajurit TNI AD, dari atas (jenderal) sampai terbawah, prajurit dua (Prada).

Sebegitu pentingnya jenjang karier ratusan ribu Prajurit TNI AD, sehingga ada satu layar yang khusus memampang informasi tentangnya. Bagaimana pengembangannya, bagaimana kendalanya, dan bagaimana solusinya. Di sisi lain, ada pula tiga layar lainnya, yang saya tunjukkan di tayangan AIMAN.

Hari itu, saya berencana ikut Jenderal Dudung untuk menghadiri ulang tahun Divisi I Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) yang berlokasi di Cilodong, Depok, Jawa Barat. Saya pergi bersama Sang Jenderal menuju ke sana.

Di perjalanan saya berbicara ngalor-ngidul, soal kiprah selama ini Jenderal Dudung, yang memiliki warna, terkadang punya konsekuensi pro dan kontra, tapi tetap dijalankan, bagaikan tak berhenti menantang badai.

Saya bertanya soal patung Pak Harto, Pak Nasution, dan Pak Sarwo Edhie, yang "hilang" dari Museum Kostrad, saat dirinya menjadi Pangkostrad. Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sempat mengatakan PKI sudah merasuk ke tubuh TNI terkait hal itu.

"Ini tunjukkan bahwa mau tidak mau kita harus akui, dalam menghadapi pemberontakan G30SPKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus yang dulu Resimen Para Komando dan Sarwo Edhie, dan peran Jenderal Nasution, peran KKO jelas akan dihapuskan dan (tiga) patung itu sekarang tidak ada, sudah bersih," kata Gatot saat menanggapi disingkirkannya patung-patung itu.

Selama ini, Dudung tak pernah menjawab soal ini. Hanya Kepala Penerangan Kostrad, kala itu yang menjawab. Saya tanyakan ini ke Jenderal Dudung.

"Pak AY Nasution (Pangkostrad 2011-2012), meminta kepada saya, agar mencopot patung - patung yang Pak AY buat. Setelah ia belajar agama lebih dalam, maka ia punya keyakinan bahwa ia merasa berdosa kepada Tuhan, karena telah memerintahkan membuat patung - patung tersebut," ujar Jenderal Dudung.

Beberapa pertanyaan yang sempat membuat viral juga saya ajukan. Termasuk pernyataan Jenderal Dudung yang kontroversial, soal jangan belajar agama terlalu dalam, saat mengisi kultum (kuliah tujuh menit) shalat subuh di sebuah masjid di Jayapura, Papua.

Apa jawaban Sang Jenderal?

"Kalimat saya dipotong, dan viral! Yang benar adalah, 'Jangan belajar terlalu dalam, tanpa bimbingan guru atau ustaz', ini yang saya katakan," ujarnya.

Saya juga menanyakan sejumlah pertanyaan lain, termasuk soal persatuan hingga pertahanan, di Program AIMAN Kompas TV.

Memang di era komunikasi banyak informasi yang berseliweran tanpa ada yang bisa menahannya, sungguh berbeda di era terdahulu. Sayangnya, satu informasi bohong yang diulang 1000 kali, akan menjadi kebenaran!

Tak ada jalan lain, untuk mengubah cara komunikasi, dengan memberikan penjelasan, bukan sebaliknya, menutup perdebatan.

Bisakah kita melawan tsunami informasi yang terjadi?

Salam!

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/28/10203571/aiman-dan-jenderal-dudung-yang-tak-terbendung

Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke