“Hasil dari perhimpunan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ada 46 unit rumah terdampak, 1 rumah rusak berat, 11 unit rusak sedang, dan 34 unit rusak ringan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Jumat (17/12/2021).
Dalam konferensi pers virtual, Abdul menyebut masyarakat Indonesia perlu membuat rumah dengan spesifikasi tahan gempa.
“Hal-hal terkait dua kejadian gempa terakhir di Flores dan Jember mengingatkan kita bahwa kita punya tugas sangat penting dan cukup berat untuk memperkuat bangunan kita pada gempa,” jelas dia.
Terakhir ia mengingatkan bahwa pekerjaan rumah pemerintah cukup besar.
Sebab, banyak masyarakat tidak memikirkan tentang hal itu dan terdapat puluhan sampai ratusan juta rumah yang telah dibangun tak sesuai dengan kaidah pembangunan tahan gempa.
“Ada sekian puluh bahkan sekian ratus juta bangunan yang sudah terbangun dan mungkin belum sesuai kaidah tahan gempa,” katanya.
Abdul menuturkan masyarakat harus memahami bahwa hidup di jalur cincin api menyebabkan siapa pun bisa terkena bencana tiap waktu.
“Kecuali di Kalimantan, atau utara Jawa, tapi itu pun tak sepenuhnya tanpa risiko,” pungkas dia.
Diketahui gempa terjadi di Jember, Jawa Timur, Kamis kemarin. Sebanyak 6 kecamatan dan 18 desa terdampak atas bencana tersebut.
Hingga kini pemerintah mencatat belum ada korban jiwa akibat peristiwa itu.
https://nasional.kompas.com/read/2021/12/17/19113111/update-gempa-jember-46-rumah-dan-92-kepala-keluarga-terdampak