Salin Artikel

Hari Juang Kartika, Mengenang Pertempuran TKR Melawan Sekutu di Ambarawa

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman berziarah ke Taman Makam Pahlawan, Kalibata, Jakarta, pada Selasa (14/12/2021).

Ziarah tersebut dalam rangka memperingati Hari Juang Kartika yang jatuh tiap 15 Desember.

"Ziarah ke Taman Makam Pahlawan ini, tiada lain sebagai wujud penghormatan dan penghargaan generasi penerus bangsa kepada para pahlawan yang telah berjasa memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia," dikutip dari keterangan pers Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad), Selasa.

Hari Juang Kartika TNI AD sebelumnya bernama Hari Infanteri.

Peringatan Hari Juang Kartika TNI AD merupakan momen untuk mengenang jasa para pahlawan yang mengusir pasukan Sekutu dalam pertempuran di Ambarawa, Jawa Tengah selama empat hari, yakni 12 hingga 15 Desember 1945.

Pertempuran Ambarawa melawan sekutu dilakukan pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal akal TNI. Ketika itu, TKR dipimpin langsung oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman.

Dikutip dari situs inspektorat.jogjaprov.go.id, Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara Sekutu dari Ambarawa secepat mungkin.

Sebab, Sekutu akan menjadikan Ambarawa sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah.

Dalam upaya pengusirannya, pasukan Soedirman melancarkan serangan dengan gigih seraya melakukan pengepungan di semua penjuru kota Ambarawa. Gerakan pengepungan rangkap membuat Sekutu terkurung.

Pertempuran Ambarawa terbilang tidak seimbang. Sebab, TKR kala itu harus berhadapan dengan Sekutu memiliki kekuatan persenjataan modern, ditambah dengan kemampuan taktik dan strategi.

Kemenangan TKR

Letusan tembakan sebagai isyarat dimulainya serangan umum pembebasan Ambarawa terdengar pada 12 Desember 1945, tepat pukul 04.30 WIB.

Pejuang yang telah bersiap-siap di seluruh penjuru Ambarawa mulai merayap mendekati sasaran yang telah ditentukan, dengan siasat penyerangan mendadak secara serentak di segala sektor.

Seketika, dari segala penjuru Ambarawa penuh suara riuh desingan peluru, dentuman meriam, dan ledakan granat. Serangan dadakan tersebut diikuti serangan balasan musuh yang kalang kabut.

Sekitar pukul 16.00 WIB, Jalan Raya Ambarawa-Semarang berhasil dikuasai TKR dan pengepungan musuh dalam kota Ambarawa berjalan dengan sempurna. Terjadilah pertempuran jarak dekat.

Kemudian, pihak Sekutu mulai mundur pada 14 Desember 1945. Kala itu, persediaan logistik maupun amunisi musuh sudah jauh berkurang.

Akhirnya, pasukan sekutu mundur dari Ambarawa sambil melancarkan aksi bumi hangus pada 15 Desember 1945, pukul 17.30 WIB.

Pertempuran berakhir dengan kemenangan TKR. Benteng pertahanan sekutu berhasil direbut pasukan TKR.

Kemenangan pertempuran Ambarawa pada 15 Desember 1945 dan keberhasilan Panglima Besar Jenderal Soedirman ini kemudian diabadikan dalam bentuk monumen Palagan Ambarawa.

TNI AD memperingati tanggal tersebut setiap tahun sebagai Hari Infanteri. Berdasar Keputusan Presiden RI Nomor 163/1999, Hari Infanteri kemudian diganti dengan nama Hari Juang Kartika.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/15/11095511/hari-juang-kartika-mengenang-pertempuran-tkr-melawan-sekutu-di-ambarawa

Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke