Salin Artikel

Calon Anggota KPU: Pendidikan Pemilih Harus Diperkuat untuk Pemilu 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Diana Fawzia mengatakan, menyambut Pemilu 2024, pendidikan pemilih harus diperkuat dan ditingkatkan.

Menurut Diana, banyak potensi persoalan di Pemilu 2024, seperti kendala teknis hingga soal politik uang dan identitas yang bisa diantisipasi jika pemilih memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.

"Kita perlu kuatkan dan tingkatkan untuk mengantisipasi kerumitan-kerumitan yang akan kita hadapi di Pemilu 2024. Menguatkan yang sudah ada dan meningkatkan yang masih lemah. Jadi menggunakan hak pilih secara merdeka, sadar, dan cerdas adalah tujuan dari pendidikan pemilih," kata Diana dalam diskusi daring yang digelar Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) dan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Senin (13/12/2021).

Menurutnya, pemilih dalam pemilu merupakan bagian yang paling penting. Sebab, tanpa ada pemilih, pemilu tidak dapat diselenggarakan.

"Kalau pemilu, pihak ini pasti dibutuhkan. Tidak ada pemilu kalau tidak ada pihak ini, yaitu pemilih," ucapnya.

Diana pun memaparkan, beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperkuat pendidikan pemilih yaitu dengan merevisi PKPU Nomor 10 Tahun 2018 tentang Sosialiasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pemilu.

Selain itu, lanjut dia, KPU dapat menjalin kerja sama dan berkoordinasi dengan kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kompetensi.

Kemudian, memperkuat pemetaan pemilih berdasarkan geografis, disparitas sosial-ekonomi, dan jaringan internet, serta memperkuat mekanisme pengawasan, monitoring, dan evaluasi yang dilakukan secara periodik tiap lima tahun.

"Sehingga meninggalkan legacy untuk KPU periode berikutnya," ujar Diana.

Sementara itu, secara khusus, Diana menegaskan perlu ada peningkatan perhatian pada perempuan dan kelompok berkebutuhan khusus.

Menurut Diana, tingkat partisipasi politik perempuan tidak berbanding lurus dengan tingkat pengetahuan mereka tentang pemilu. Selain itu, perempuan juga rentan terhadap disinformasi, berita bohong, dan politik identitas.

Di lain sisi, perempuan memiliki kuasa, pengaruh, militansi, dan jejaring yang luar biasa. Selain itu, berdasarkan data KPU 2019, jika ditambahkan dengan DPT luar negeri, jumlah pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki.

"Mendidik perempuan pemilih adalah investasi pendidikan pemilih jangka panjang, karena mendidik perempuan sama dengan mendidik seluruh bangsa," katanya.

Diana melanjutkan, kelompok berkebutuhan khusus pun selama ini belum jadi perhatian. Padahal, kelompok ini memiliki beragam kebutuhan.

"Kelompok ini belum banyak disasar, masih dianggap sebagai kelompok yang homogen. Padahal berkebutuhan khusus ini heterogen. Kategorinya banyak dan kebutuhannya banyak," tuturnya.

Diana pun mengatakan, perlu ada metode atau instrumen khusus sebagai media penyampaian untuk melakukan pendidikan pemilih kepada kelompok berkebutuhan khusus.

Menurutnya, KPU dapat melakukannya bersama para mitra yang memiliki kualifikasi untuk melakukan pendidikan pemilih kepada kelompok ini.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/13/16253581/calon-anggota-kpu-pendidikan-pemilih-harus-diperkuat-untuk-pemilu-2024

Terkini Lainnya

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Prabowo: Kami Maju dengan Kesadaran Didukung Kumpulan Tokoh Kuat, Termasuk PBNU

Nasional
Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Prabowo: Saya Merasa Dapat Berkontribusi Beri Solusi Tantangan Bangsa

Nasional
Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Prabowo Sebut Jokowi Siapkan Dirinya Jadi Penerus

Nasional
Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke