Salin Artikel

UPDATE: 297 Kasus Harian Covid-19 dan 3 Skenario Pemerintah Terkait Gelombang Ketiga

JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus harian Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat dibandingkan hari sebelumnya.

Pada Selasa (30/11/2021) pukul 12.00 WIB, pemerintah mencatat ada penambahan 297 kasus baru Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam.

Dengan demikian, total kasus Covid-19 di Tanah Air mencapai 4.256.409, terhitung sejak kasus pertama diumumkan Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu.

Pemerintah juga melaporkan jumlah pasien Covid-19 yang sembuh dalam 24 jam terakhir bertambah 324 orang, sehingga totalnya mencapai 4.104.657.

Sayangnya, pasien Covid-19 yang tutup usia per Selasa kemarin masih bertambah sebanyak 11 jiwa.

Penambahan tersebut membuat angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia menjadi 143.457 orang sejak awal pandemi.

Berdasarkan data tersebut, jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini tercatat 7.922 kasus. Kasus aktif adalah pasien yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 dan menjalani perawatan.

3 skenario

Di tengah penambahan kasus Covid-19 yang masih terus terjadi, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 telah membuat tiga skenario kemungkinan terjadinya kenaikan kasus pada saat libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru.

Skenario pertama merupakan kondisi yang ideal selama pandemi terjadi. Kondisi tersebut adalah telah terbentuknya herd immunity di masyarakat, mobilitas yang terjaga, serta tidak adanya varian baru.

Namun, data pemerintah saat ini masih menunjukkan bahwa herd immunity belum terbentuk karena masih 40 persen serta target vaksinasi 70 persen di bulan Desember masih belum terkejar.

Hingga kemarin, capaian vaksinasi dosis kedua baru mencapai 95.483.061 orang atau 45,85 persen dari total target sasaran vaksinasi. 

Sementara itu, masyarakat yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yakni sebanyak 139.374.391 orang atau 66,92 persen.

Pemerintah pun mempredikasi adanya kenaikan kasus aktif.

"Mobilitas (masyarakat) tinggi tapi kepatuhan protokol kesehatannya cukup baik sehingga naik, tapi maksimalnya hanya sekitar 70.000-an kasus aktifnya saja. Itu puncaknya sekitar 70.000 kasus," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19 Dewi Nur Aisyah di acara talkshow Satgas Covid-19, Senin (29/11/2021).

Skenario kedua adalah ketika herd immunity belum terbentuk tetapi mobilitas masyarakat tinggi, dan kepatuhan protokol kesehatan yang rendah.

Dewi mengatakan, dari skenario tersebut, kasus diprediksi akan langsung naik hingga di angka 260.000 sekaligus menjadi puncak kasus aktif.

Selanjutnya, adalah situasi saat kondisi herd immunity yang belum terbentuk, mobilitas tinggi, kepatuhan rendah, dan munculnya varian baru Covid-19 yang lebih menular.

"Dalam kondisi saat ini kasus aktif diprediksi bisa meningkat hingga 400.000 kasus," ujar Dewi.

Adapun, Dewi menurutkan skenario ini dibuat berdasarkan sejumlah faktor risiko sejak awal November hingga 19 Februari 2022, yakni faktor mobilitas masyarakat, kepatuhan protokol kesehatan, hingga skenario munculnya varian baru yang lebih menular.

Berdasarkan variabel dari skenario-skenario tersebut, pemerintah mendorong adanya penyelesaian vaksinasi, menjaga dan mengendalikan mobilitas dengan memberlakukan PPKM, serta kepatuhan protokol kesehatan masyarakat yang harus dipantau dan disosialisasikan.

Selain itu, menurutnya, pencegahan varian baru Covid-19, yakni Omicron, yang muncul saat ini juga perlu dilakukan.

Salah satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah dengan menutup pintu-pintu kedatangan, skrining berlapis bagi orang yang datang dari luar atau dari dalam ke luar serta domestik.

"Ini semua untuk menghindari varian-varian yang ada. Dari setiap variabel di sini harus diejawantahkan dalam bentuk strategi," ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2021/12/01/07104051/update-297-kasus-harian-covid-19-dan-3-skenario-pemerintah-terkait-gelombang

Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke