Salin Artikel

Menag Yaqut Dicecar soal Pernyataan "Kemenag Hadiah untuk NU" oleh Anggota DPR

Sejumlah anggota DPR meminta Yaqut menyampaikan langsung klarifikasinya soal pernyataan tersebut di hadapan para peserta rapat kerja Komisi VIII, Selasa (30/11/2021).

Kritik pertama datang dari anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Golkar, John Kenedy Azis yang meminta Menag menyampaikan klarifikasi.

John mengatakan, rapat Komisi VIII kali ini merupakan momentum yang tepat untuk menyampaikan secara langsung kritik terhadap Menag.

"Karena memang banyak aspirasi-aspirasi atau pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan kepada kami, atas statement-statement yang disampaikan oleh Pak Menteri. Kalau kami tidak sampaikan kepada Pak Menteri dalam kesempatan yang berbahagia ini, nanti mata saya bintitan, Pak Menteri. Sebab, ini pesan yang harus saya sampaikan," kata John dalam rapat Komisi VIII dengan Menag, Selasa.

Menurut John, pernyataan Menag saat acara internal NU itu telah menyakiti hati umat Islam.

Ia pun menyayangkan apa yang telah diucapkan Yaqut terkait Kemenag merupakan hadiah untuk NU tersebut. 

Pernyataan itu masih melekat dalam ingatan publik saat Yaqut memberikan sambutannya dalam webinar bertajuk Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).

"Disampaikan oleh Pak Menteri pada waktu itu, kehadiran Kementerian Agama adalah hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama, secara spesifik, bukan umat Islam secara keseluruhan. Banyak yang tergores, Pak Menteri, akibat daripada pernyataan Pak Menteri ini," ujar dia.

John juga menilai, pernyataan Yaqut tersebut tendensius. Artinya, kata dia, bisa memantik polemik antar-umat Islam di se-Indonesia.

Oleh karena itu, John meminta Yaqut langsung memberikan klarifikasi terkait pernyataan Kemenag hadiah untuk NU tersebut dalam rapat di Komisi VIII.

"Notabenenya 53 orang anggota DPR di Komisi VIII, yang merupakan representatif daripada masyarakat Indonesia, saya pikir ada suatu kesempatan yang paling baik, artinya Pak Menteri mengklarifikasi atas ucapan pak menteri tersebut," kata dia.

Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Muhammad Rizal juga mengungkapkan kritik yang sama kepada Yaqut.

Menurut Rizal, atas pernyataan Yaqut itu, wajar apabila NU saat ini banyak memanfaatkan peluang di Kementerian Agama.

"Karena hadiahnya kan untuk NU. Ya, ini aspirasi, Pak Menteri. Jadi, saya sampaikan, nah pernyataan ini menurut saya, agak kontroversi," kritik Rizal.

Ia menilai, pernyataan Yaqut kontroversial karena menyebut Menteri Agama pertama justru berasal dari Muhammadiyah, yaitu M Rasjidi.

Oleh karena itu, menurut dia, apa yang disampaikan oleh Yaqut tidak pas. 

"Saya mencoba untuk mencari data sejarah, ternyata misalnya, Menteri Agama pertama itu, adalah dari Muhammadiyah yaitu Dr HM Rasjidi, dia tokoh Muhammadiyah. Jadi kalau misalnya Pak Menteri mengatakan misalnya, Menteri Agama sebelum Gus Menteri (Yaqut) itu juga bukan dari NU, dari kalangan TNI beliau (Fachrul Razi)," ucap Rizal.

Menurut Rizal, kriti ini untuk mengingatkan kepada Yaqut karena sosoknya yang merupakan pejabat publik.

Yaqut diminta untuk berhati-hati dalam menjaga setiap pernyataannya kepada publik agar tak menimbulkan perpecahan di antara umat.

Sementara itu, saat diberikan kesempatan menjawab, Yaqut mengakui kesalahannya dan menerima segala masukan terkait pernyataan kontroversi itu.

Ia mengaku bakal berhati-hati menjaga perkataan atau pernyataannya kepada publik, meskipun hal itu disampaikan sekalipun dalam forum internal dan terbatas.

"Karena kita tahu sekarang, kamera itu bisa seenak-enaknya dan bisa beredar, semudah-mudahnya. Dinding bisa bicara, kadang-kadang bisa jadi mulut, kadang-kadang bisa jadi telinga. Tapi ya, ndak papa, ini sebagai catatan bagi kita, bahwa forum internal pun harus hati-hati," tutur Yaqut.

https://nasional.kompas.com/read/2021/11/30/15300251/menag-yaqut-dicecar-soal-pernyataan-kemenag-hadiah-untuk-nu-oleh-anggota-dpr

Terkini Lainnya

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke