"Besar dan menjadi perhatian publik karena ada indikasi abuse of power (penyalahgunaan jabatan). Kasus sepele jadi besar karena bawa-bawa jabatan," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Selasa (23/11/2021).
Ujang menilai, semestinya seorang pejabat atau keluarganya menghindari penyalahgunaan kekuasaan dengan menggunakan jabatan atau kekuasaan untuk bertahan dan menyerang yang lain.
Menurut Ujang, jabatan hendaknya bukan untuk disombongkan. Semakin tinggi jabatan yang disandang, orang itu semestinya semakin merunduk.
"Jangan bawa-bawa jabatan jika berkelahi. Bawa-bawa jabatan itu cermin pejabat dan keluarga pejabat yang terlalu mengagung-agungkan jabatan," ujar Ujang.
Ujang pun mengingatkan bahwa pejabat dan keluarganya mesti bersikap bijaksana dan saling memahami antatsesama, bukan malah sok jagoan karena jabatan yang dimiliki.
Video percekcokan antara ibunda Arteria dan seorang perempuan yang mengaku sebagai keluarga anggota TNI di Bandara Soekarno-Hatta viral di media sosial.
Setelah video itu beredar, publik kemudian mempertanyakan terkait privilese anggota keluarga TNI karena perempuan yang cekcok itu tampak dijemput dengan mobil dinas TNI.
Tidak hanya itu, Arteria juga menyatakan bahwa perempuan itu bahkan bisa mengatur sejumlah orang yang disebutnya sebagai protokoler TNI.
"Kalau anak bintang tiga kok bisa nyuruh-nyuruh protokoler TNI? Saya saja, orangtua saya, enggak bisa. Kok bisa menggunakan protokoler TNI di bandara, menyuruh-nyuruh semua orang, 'Mana kapolres, mana siapa, lu enggak tahu siapa gue' dan sebagainya," kata Arteria, Senin (22/11/2021).
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/23/22105451/percekcokan-ibunda-arteria-dahlan-dinilai-kasus-sepele-jadi-besar-karena