JAKARTA, KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah memberi perhatian khusus pada periode libur Natal dan tahun baru, terutama terkait potensi peningkatan kasus Covid-19.
"Pemerintah saat ini bersikap waspada, dikarenakan Indonesia belum pernah berhasil melewati periode libur panjang tanpa adanya kenaikan kasus (Covid-19)," ujar Wiku, dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (11/11/2021).
"Sehingga pemerintah pusat hingga ke tingkat daerah beserta masyarakat diminta bekerja keras dan berkolaborasi mencegah lonjakan kasus terulang lagi," lanjutnya.
Wiku menjelaskan, dari hasil analisis Satgas, ada tiga kali periode libur panjang tahun 2020 dan 2021 yang menjadi penyebab kenaikan kasus.
Di antaranya, libur Idul Fitri 2020, libur Kolektif Maulid Nabi dan Natal 2020, serta libur Idul Fitri 2021.
"Kenaikan kasus tidak hanya terjadi pada kenaikan kasus harian, namun juga pada kenaikan kasus mingguan yang bertahan cukup lama meskipun akhirnya berhasil diturunkan," ungkap Wiku.
Masih dari data yang sama, pada libur Idul Fitri 2020, terjadi penambahan antara 413-559 kasus harian baru, atau sebesar 68-93 persen.
Kenaikan ini berdampak pada penambahan kasus mingguan yang angkanya berkisar 2.889-3.917 kasus.
Kedua, periode libur kolektif Maulid Nabi dan Natal tahun 2020, terjadi penambahan sebanyak 1.157 hingga 5.477 kasus harian.
Jumlah ini setara dengan 37-95 persen. Sementara untuk data mingguan, penambahan kasus mingguan berkisar antara 8.096-38.340 kasus baru.
Ketiga, kenaikan kasus signifikan pada masa libur Idul Fitri 2021.
Kenaikan ini diperparah adanya varian Delta yang lebih mudah menular dibanding varian sebelumnya.
"Terjadi kenaikan kasus harian pada rentang 1.972 hingga 46.297 atau 53-1237 persen," ungkap Wiku.
"Dapat pula dikatakan, kasus harian meningkat hingga lebih dari 12 kali lipat pasca libur Idul Fitri 2021. Kenaikan tajam juga tampak pada analisis data mingguan, dimana terjadi penambahan kasus mingguan pada rentang 13.931 hingga 324.207 kasus," lanjutnya.
Wiku menyebutkan, penyebab kenaikan kasus pasca-periode libur cukup kompleks beragam. Beberapa yang telah teridentifikasi yakni meningkatnya mobilitas tidak dibarengi upaya testing yang cukup.
Padahal, kewajiban testing cukup krusial sebagai langkah preventif memastikan pelaku perjalanan dalam kondisi sehat. Sehingga tidak menularkan virus ke daerah tujuannya.
Kemudian, tidak disiplin protokol kesehatan selama perjalanan maupun aktivitas selama liburan, tradisi berkumpul, makan bersama, maupun tradisi keagamaan
Lalu, peningkatan aktivitas di pusat belanja, tempat rekreasi, dan fasilitas publik lainnya. Ditambah lagi tidak adanya penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.
"Berdasarkan hasil analisis data tersebut, saya meminta emerintah daerah dan seluruh lapisan masyarakat untuk bersikap siaga dalam menyongsong periode libur Natal dan tahun baru," tegasnya.
"Berkaca dari pengalaman, Indonesia belum pernah berhasil melewati periode libur panjang tanpa kenaikan kasus. Maka dari itu, seluruh elemen masyarakat harus bekerja ekstra keras dan berkolaborasi untuk mencegah kejadian serupa," tegas Wiku.
https://nasional.kompas.com/read/2021/11/12/06452281/satgas-indonesia-belum-pernah-lewati-libur-panjang-tanpa-kenaikan-kasus