Salin Artikel

Profil Sudi Silalahi, Orang Dekat SBY sejak Pemerintahan Megawati

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (25/10/2021) malam.

Informasi tersebut disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan dalam keterangan tertulis.

Selama ini, publik mengenalnya sebagai Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) di era Presiden SBY, yakni pada Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2009-2014.

Sebelumnya, pada periode pertama pemerintahan SBY, Sudi menjabat sebagai Sekretaris Kabinet pada Kabinet Indonesia Bersatu (2004-2009).

Adapun sebelum dipercaya SBY masuk jajaran kabinetnya, Sudi merupakan Sekretaris Menko Polkam saat SBY menjabat sebagai Menko Polkam di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Sebelum menduduki jabatan sipil, Sudi yang lahir di Pematang Siantar, Sumatera Utara, 13 Juli 1949, ini berkarier di dunia militer.

Pada awalnya, putra Batak ini ingin menempuh pendidikan tinggi di Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun, keinginan itu tak kesampaian lantaran Sudi merupakan lulusan STM.

Sudi kemudian masuk Akabri dan lulus pada 1972. Pada1996-1997, dia menjabat sebagai Wakil Assospol Kasospol ABRI.

Kemudian, pada 1998 Sudi menduduki jabatan Kepala Staf Kodam Jaya.

Masih di tahun yang sama, tepatnya Oktober 1998, Sudi berpindah tugas sebagai Askomsos Kaster ABRI.

Pada 1999 Sudi menjabat sebagai Pangdam V Brawijaya, Surabaya.

Sudi mengakhiri karier militernya dengan pangkat letnan jenderal.

Selain mendampingi SBY dalam jabatan formal, Sudi juga menjadi tim sukses saat SBY-Boediono maju sebagai capres-cawapres pada Pemilu 2009.

Usai menyelesaikan masa jabatannya pun, Sudi dan SBY tercatat masih berhubungan dekat.

Pada 2014, Sudi mendampingi SBY bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka dan rangka membahas Global Green Growth.

https://nasional.kompas.com/read/2021/10/26/08571721/profil-sudi-silalahi-orang-dekat-sby-sejak-pemerintahan-megawati

Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke