GNRM merupakan gerakan yang dicanangkan pemerintah untuk memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia dengan mengacu pada nilai-nilai tertentu seperti integritas, etos kerja, gotong royong, dan masih banyak lagi.
"Madrasah atau sekolah agama bisa menjadi sarana dalam melaksanakan revolusi mental," kata Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi, dikutip dari siaran pers, Senin (11/10/2021).
Didik mengatakan, dalam melaksanakannya, pemerintah akan menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Menurut dia, PBNU telah memiliki banyak best practices model dalam pelaksanaan revolusi mental.
Terlebih, madrasah merupakan tempat mendidik anak-anak sejak dini.
Pendidikan itu mulai dari pendidikan usia dini (PAUD) sampai pendidikan menengah yang mengajarkan anak untuk berinteraksi, bersosialisasi, berdiskusi, berintegritas, bergotong royong, dan bertoleransi.
Kemudian pada pendidikan tinggi dan kehidupan sehari-hari, kata dia, menjadi momen anak untuk mengimplementasikan karakter dan nilai-nilai yang diajarkan.
"Harapannya karakter-karakter yang sudah ditanamkan sejak PAUD sampai perguruan tinggi di lingkungan NU betul-betul bisa diterapkan, dan pada saatnya nanti harapannya kita bisa menjadi best practices yang bisa dicontoh masyarakat," kata Didik.
Didik mengatakan, nantinya, revolusi mental sejak madrasah akan melahirkan generasi masa depan yang bedikari, berkepribadian luhur, memiliki produktivitas, kreativitas, dan kemampuan yang mumpuni menghadapi bonus demografi.
"Ini harapan besar dari pemerintah pada saat kabinet ini berakhir hal-hal tonggak untuk mencapai Indonesia Emas 2045 bisa semua dicapai," ucap dia.
https://nasional.kompas.com/read/2021/10/11/12173091/kemenko-pmk-madrasah-dan-sekolah-agama-bisa-jadi-sarana-laksanakan-revolusi